Ini cara saya menggampar mahasiswa saya π
-
http://i.qkme.me/3r92uq.jpg Kamu ingin dapat beasiswa S2 ke luar negeri nanti? Pastikan IP di atas 3 dan TOEFL di atas 500! Merasa tidak pinter? BELAJAR!
- Empat atau lima tahun lagi kamu bisa sekolah S2 di luar negeri dengan beasiswa. Itu kalau kamu tidak cuma twitteran saja sampai lulus nanti.
- Kamu tidak akan bisa S2 di luar negeri karena akan ditolak profesor kalau nulis email formal saja tidak bisa. Alay itu tidak keren, tidak usah bangga!
- Tidak usah tanya tips cara menghubungi professor di luar negeri kalau kirim email ke dosen sendiri saja kamu belum bisa. Hey, ganti dulu akun niennna_catique@gmail.com itu!
- Tidak usah ikut meledek Vicky, kamu saja tidak tahu kapan harus pakai tanda tanya, tanda seru, tanda titik, spasi, huruf besar, huruf kecil di email kok!
- Mana bisa diterima di perusahaan multinasional biarpun IP tinggi kalau nulis email saja lupa salam pembuka dan penutup π
- Sok mengkritik kebijakan UN segala, dari cara menulis email saja kelihatannya kamu tidak lulus Bahasa Indonesia kok. Tidak usah gaya!
- Bayangkan kalau kamu harus menulis email ke pimpinan sebuah perusahaan besar. Apa gaya bahasa email kamu yang sekarang itu sudah sesuai? Jangan-jangan bosnya tertawa!
- Apapun bidang ilmu kamu, akhirnya kamu akan berhubungan dg MANUSIA yang beda umur dan latar belakangnya. Belajar komunikasi yang baik. Jangan bangga jadi alay!
- Bangga bisa software dan gunakan alat-alat canggih? Suatu saat kamu harus yakinkan MANUSIA akan skill itu. Belajar komunikasi dengan bahasa manusia biasa!
- Kamu orang teknik dan hanya peduli skil teknis? Kamu salah besar! Nanti kamu akan jual skil itu pada MANUSIA, bukan pada mesin!
- Kamu kira orang teknik hanya ngobrol sama mesin dan alat? Kamu harus yakinkan pengambil kebijakan suatu saat nanti dan mereka itu manusia. Belajar ngomong sama manusia!
- Malas basa-basi sama orang yang tidak dikenal? Enam tahun lagi kamu diutus kantor untuk presentasi sama klien yang tidak kamu kenal. Belajar!
- Malas belajar bikin presentasi? Lima thn lagi bos kamu datang dengan segepok bahan, “saya tunggu file presentasinya besok!”
- Kamu orang sosial dan malas belajar hal-hal kecil di komputer? Lima tahun lagi bos kamu datang bertanya “cara membesarkan huruf di Ms Word dengan shortcut gimana ya?β Mau nyengir?
- Mahasiswa senior, jangan bangga bisa membully Mahasiswa baru, tujuh tahun lagi kamu diinterview sama dia saat pindah kerja ke perusahaan yang lebih bagus π
- Mahasiswa senior, keren rasanya ditakutiΒ Mahasiswa baru? JANGAN! Urusan kalian nanti bersaing sama orang-orang ASEAN dan Dunia. Bisa bikin mereka takut tidak?
- Bangga bisa demo untuk mengundurkan jadwal ujian karena kamu tidak siap? Kamu itu mahasiswa negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara, masaβ urusannya cetek–cetek begitu sih?!
- Tidak usah lah sok hebat demo nyuruh SBY berani sama Amerika kalau kamu diskusi sama mahasiswa Singapura saja tergagap-gagap π
- Tidak perlu lah teriak-teriak “jangan tergantung pada barat” jika kamu belum bisa tidur kalau tidak ada BB dekat bantal π
- Tentara kita tidak takut sama tentara Malaysia kalau kamu bisa kalahkan mahasiswa Malaysia debat ilmiah dlm forum di Amerika!
- Tidak perlu beretorika menentang korupsi kalau kamu masih nitip absen sama teman saat demo antikorupsi!
- Boleh kampanye “jangan tergantung pada barat” tapi jangan kampanye di Twitter, Facebook, BBM, Path dan Email! Memangnya itu buatan Madiun?!
- Kalau file laporan praktikum masih ngopi dari kakak kelas dan hanya ganti tanggal, tidak usah teriak anti korupsi ya Boss!
- Minder karena merasa dari kampung, tidak kaya, tidak gaul? Lima tahun lagi kamu bisa S2 di negara maju karena IP, TOEFL dan kemampuan kepemimpinan. Bukan karena kaya dan gaul!
- Pejabat kadang membuat kebijakan tanpa riset serius. Sama seperti mahasiswa yang membuat tugas dalam semalam hanya modal Wikipedia π
- DPR kadang studi banding untuk jalan-jalan doang. Sama seperti mahasiswa yang tidak serius saat kunjungan ke industri lalu nyontek laporan sama temannya π
- Pejabat kadang menggelapkan uang rakyat. Sama seperti mahasiswa yang melihat bahan di internet lalu disalin di papernya tanpa menyebutkan sumbernya.
- Alah, pakai mengkritik kebijakan pemerintah segala, bikin paper saja ngopi file dari senior dan ubah judul, pendahuluan sama font-nya π
- Gimana mau membela kedaulatan bangsa kalau waktu menerima kunjungan mahasiswa asing saja kamu tidak bisa ngomong saat diskusi. Mau pakai bambu runcing? π
- Kalau kamu berteriak βjangan mau ditindas oleh asingβ, coba buktikan. Ikuti forum ASEAN atau Dunia dan buktikan di situ kamu bisa bersuara dan didengar!
NB. Kata-kata saya di atas memang SADIS. Maafkan jika ada yang tersinggung. FYI, saya juga banyak kesalahan saat mahasiswa. Pesan ini sebuah refleksi, sebagian dari pengalaman nyata dan berharap mahasiswa saya tidak mengulangi kesalahan yang sama. Matur nuwun π
PS. Kalau Anda suka tulisan ini, mungkin Anda juga suka Twit untuk Mahasiswa.
Catatan tambahan (20 Oktober 2013)
- Tulisan ini dimodifikasi dari twit saya sehingga gaya penulisannya tidak baku dan ada beberapa singkatan. Jika dinilai dari EYD, tulisan ini mengandung banyak kesalahan. Setelah mendapat masukan dari pembaca, saya sudah coba perbaiki. Meski tidak baku, semoga pembaca tetap bisa mengambil intisarinya. Terima kasih kepada semua yang mengkritik dan memberi masukan.
- Semua komentar saya setujui (approve) meskipun memang saya moderasi untuk menghindari spam yang terlalu banyak. Saya terbuka untuk diskusi. Kepada yang mendukung, terima kasih saya yang tulus kepada Anda. Kepada yang mengkritik dan mencaci, saya terima dengan baik. Kalau boleh berharap, mohon isi identitas yang semestinya agar hubungan kita jadi lebih akrab sehingga diskusi jadi lebih nyaman.
- Segelintir orang merasa tulisan ini bernada negatif. Maafkan saya jika demikian tetapi ini adalah pilihan sadar saya untuk menggunakan bahasa sarkastik. Mahasiswa yang baik tentu tidak akan tergampar oleh tulisan ini. Tetaplah baik dan menjadi semakin baik.
What an awesome slap. π
Gamparan tanda peduli π
Gamparan yang sangat mendidik pak…
Wita, ini tanda peduli π
clear, tegas, landasannya kepedulian dan kasih sayang, mantap pak π kemarin saya beli buku Anak Dusun Keliling Dunia, ah saya belum apa-apa rasanya.. harus banyak belajar lagi, terima kasih pak.
Terima kasih mbak Haryati. Semoga buku saya bisa menemani perjalanan dan pencarian Anda.
banyak pelajaran yang saya dapat pak
mungkin bisa di share ke dosen dosen lain π
terimakasih
Saya persilakan siapa saja untuk membaca ini. Dosen dan mahasiswa dan siapa saja π
Betul banget pak. Seperti halnya di komunitas seni (padepokan tari langen kusuma) ponorogo, yg saya berada di dalam nya sebagai direktur artistik. Saya banyak menjumpai pengurus dan anggota sanggar yg sangat susah untuk berkomitment kuat dalam hal profesionalisme.. meski secara fee (honor bisa diberi secara profesional…
benar bgt pak
banyak hal-hal kecil yang tidak disadari justru sangat berpengaruh
betul π
Yth. Bapak I Made Andi Arsana.
Bersama ini saya tuliskan komentar dari artikel yang Bapak Posting.
Saya sangat setuju dengan intisari dari artikel yang bapak tulis.
Terima kasih
Salam
NB : cm belajar balas komentar dengan EYD dan standar bahasa email resmi,
hahhahaha..
suksma
mas andi, gak objektif sekali tulisan bapak ini,,hahaha
sumpah aku gak produktif doktrinnya…hahaha
Maaf saya nggak paham π *perlu ‘hahaha’ ya?
saya bacanya ngangguk-ngangguk sambil geli sendiri pa…hihi
terima kasih untuk gamparannya pa π
Mudah2an cukup keras untuk membangungkan tetapi tidak terlalu keras sehingga tidak sampai mematikan π
setuju banget pak, gamparan yang membangun itu akan lebih berdampak positif daripada gamparan yang mematikan, π
Terima kasih Lupi π
keren pak, cocok buat saya yang masih berstatus mahasiswa dan msh berpikiran labil.. hehe kadang2 pengen bner sendiri..
Saya berhenti baca setelah beberapa baris, nanti saya ikutan kena gampar berkali-kali :D.
hehe, Bisa aja Cahya π
betul mas,,,,memang semuanya harus “biso rumongso” bukan rumongso biso..heheheh…..sy mulai belajar apa yg anda tulis,,,
Matur nuwun Mas Arinto π
wah wah ini cerminan hidup mahasiswa jaman sekarang banget :)) saya perlu digampar berkali-kali nih kayaknya hehehe
Yg penting, abis digampar harus bangun ya π
Setujuuuu banget dan banyak benarnya. Hehe.. Sering ngalamin yang soal email dan anti barat. ;D
Terima kasih Maisya π
Semoga tidak terlalu sakit gamparannya ya π
Hehe.. justru saya korban email2 mahasiswa yang kurang manner. >_<
Gamparan bagi mahasiswanya …
Reblogged this on Ahmad Lizamuddin and commented:
nampar banget
Terima kasih Pak I Made Andi Arsana. Ini gamparan yang sangat mencerdaskan anak bangsa, baik bagi hidup saya di masa depan.
I start to learn English again and read carefully information about study abroad. Focus! I decide to change better life, not wait till die.
Goals : IELTS 8, Running social entrepreneurship “school of fish”, GPA 3.3, internship in Unilever and than applying for Erasmus Mundus – amin.
Victory Love Preparation – GRACIAS
Good luck! Terima kasih ya Kharis.
Reblogged this on Erasmus Mundus scholarship and commented:
Posting yang menarik dari @madeandi
saya merasa ter-gampar gampar pak, biarpun sudah bkn mahasiswa..
anyway, yg masalah email itu setuju banget saya. Saat sudah kerja sperti ini kerasa sekali dg masalah email-meng-email banyak orang, terutama client..
walaupun anak teknik, hubungannya ya tetap sama manusia…
Desti,
Terima kasih telah memberi testimono yg membenarkan teori saya π Selamat bekerja ya.
Alhamdulillah, blom merasa tertampar.. π
Syukurlah…
Hoaaahhmss apa ini ga penting banget . . hoaaamss
Terima kasih π
Ijin share Pak Andi, tulisan yang betul-betul merefleksi diri. salam kenal
Silakan Mas Rudy π salam kenal juga. Terima kasih telah membaca.
Dibikin slide, keren nih pak.. buat nambahin slide yg ini: http://gizmodo.com/5613794/what-is-exactly-a-doctorate
Ide yg bagus π
Sebagai orang tua, saya merasa ikut kena gampar. π . Thanks Mas udah mengingatkan.
Saya menggampar diri sendiri juga sebenarnya π Terima kasih telah membaca nggih π
Maaf Pak Andi, aturan Bapak tidak berlaku untuk Bill Gates & Steve Jobs. Ga usah mengkritik mahasiswa Anda, siapa tahu suatu saat nanti dia menyuruh Anda presentasi. Perjalanan hidup seseorang tidak linier. Terima kasih.
Terima kasih masukannya. Memang tidak semua merasa tergampar oleh tulisan ini. Terima kasih telah membaca dan memberi masukan ya π Btw, saya pernah ketemu Bill Gates di Sydney. Dia keren!
Maaf boboho, kalimat anda tidak berlaku untuk semua orang, hanya berlaku untuk segelintir orang seperti Bill Gates & Steve Jobs. Ga usah mengkritik tulisan ini. Terima kasih.
Hello Lisa, terima kasih telah membaca dan mengapresiasi tulisan ini. Yang penting kita bisa menarik pelajaran dari ketidaksempurnaan karena memang kesempurnaan itu bukan milik manusia. Ayo tetap semangat dan maju terus.
Maaf Boboho, anda sandiri apakah tipe Bill Gates dan Steve Job? Ini realita mahasiswa yang saat ini yang hanya bisa bersuara tanpa tindakan nyata.
@Boboho, anda kurang menangkap intisari tulisan bapak Andi. Memang benar kalau pendidikan tinggi tidak menjamin kesuksesan atau keberhasilan seseorang. Yang lebih menentukan adalah kemauan/kesiapan seseorang untuk terus menerus belajar dan mengembangkan diri tanpa henti. Merasa tidak bisa bisa PC dan Software? Sediakan waktu untuk mempelajari dan menguasainya. Kurang di Softskills (Kepemimpinan, kerjasama kelompok, presentasi, kontak sosial, dll)? Cobalah berbaur sehingga lebih bisa mengenal sesama manusia. Merasa kurang teratur? Ambil disiplin dan manajemen waktu dan hiduplah bersamanya. Dan lain sebagainya. Dimana ada kemauan, disitu ada jalan.
Tokoh-tokoh yang anda sebutkan pun, Mr. Gates dan almarhum Mr. Jobs menonjol bukan karena kepintaran mereka namun lebih karena kedisiplinan diri dan kemampuan mereka untuk tidak lekas berpuas diri serta sifat kritis untuk menanyakan diri sendiri apa yang harus dipelajari/ditingkatkan agar saya/produk saya lebih bagus lagi. Sepengetahuan saya, mereka pun bukan jenis manusia yang seakan-akan ‘tenggelam/hilang’ bila di tangan mereka ada Gadget (BB, HP, Smartphone, Tabs, dsb). Mereka lebih menyukai kontak secara langsung dan menghargai sosok manusia yang ada di hadapannya.
Tentu saja ‘pesan’ dari tulisan bapak Andi sangat sulit diterima sebagian kalangan generasi muda di Indonesia yang ‘terpolakan’ untuk termasuk dalam kalangan: di tangan kiri BB, di tangan kanan Smartphone, kamu2 di depan saya sebagai makhluk hidup tolong diam dulu saja sebagai statis atau lebih bagus lagi kalau minggir karena saya sedang sibuk berat dengan 2 alat di tangan kanan kiri dan saya tidak ada minat untuk berbicara dengan anda (atau saya tidak perlu anda sama sekali).
@bapak Andi, tulisan yang bagus, peka dan mencerminkan keadaan serta fenomena sosial generasi baru kita. Komplimen. Ditunggu pak tulisan-tulisan berikutnya.
Mas Rayno,
Ulasan Anda sangat baik. Sebuah pengamatan dan perenungan yg cernat atas tulisan saya yg tentu tidak sempurna. Ulasan Anda tentang fenomena di sekitar juga ciamik. Terima kasih telah berbagi pandangan yang positif.
Hello Pak! Sejak saya mahasiswa saya sangat setuju dgn apa yg bapak tulis! Mahasiswa ingin perubahan, tetapi lupa bahwa perubahan dimulai dari diri sendiri! Ingin menjadi pempimpin masa depan dgn cara mengkritik kepemimpinan, hanya saja sikap mrk tdk mencerminkan nilai kepemimpinan. Misal : membuat laporan & ujian masih saja menyontek! hanya saja dahulu waktu sy mahasiswa, saya lbh suka menjadi pengamat dan baru bisa berbicara disini! Thanks for those things Pak! Hv a blessed life!
Terima kasih Yunita π ini gamparan buat diri saya juga sih π you too good luck!
ini gamparan buat semua orang….. saya freelancer berusia 30th, kegampar juga π
Maafkan Dion. Mudah2an tidak terlalu keras ya gamparannya π
Setuju dengan semua poin pak Andi… memang kadang-kadang kita, apapun posisinya, perlu digampar biar tidak lupa diri… biar bisa ngrumangsani ^_^
Saya juga menggampar diri sendiri ini π
Bagus sekali tulisannya pak. Sederhana tapi mengena.
Terima kasih Ririn. Semoga dapat pelajaran ya π
manteb pak nggamparnya. bacanya sambil geli juga, tapi isinya mak jleb banget. semoga mahasiswanya langsung sadar ya, kecuali mahasiswa peak yg ngga peka. hehehe… π
Semoga memjadikan sadar, tidak melahirkan kebencian baru π
tamparan yg membangun dan memang REALITAS
Terima kasih Vigantari. Mari bangun sama2 π
Tulisan yg mencerahkan, menusuk, menyindir, membangkitkan kesadaran.. terima kasih Pak
Terima kasih sudah membaca ya Risa. Tamparan ini tanda peduli π
Terima kasih Pak Andy sudah mengijinkan saya bergabung..
Saya merasa tergampar oleh poin 25..Tapi itu dulu,sekarang sudah bisa lebih percaya diri..Btw saya sedang menunggu hasil seleksi berkas beasiswa ADS pertengahan Desember nanti…
Terima kasih ya pak untuk sharenya…Keren abis…
Emerisa, terima kasih sudah membaca. Saya doakan lolos ADS ya. Setelah lolos, jangan lupa berbagi π
Siiippp Pak Andy…pastinya…jangan bosan ya kalau saya banyak nanya nantinya…hehe
Siap!
Artikel ini perlu di print dan ditempel di dinding, hehehe
Waduh.. matur nuwun Mas Irwan π Tapi jangan lupa ganti font, biar indah ya h ehe.
Nice post, pak, bagi mahasiswa seperti saya π
Hidup mahasiswa π
benar-benar tergampar ini pak,terima kasih pak π
Trias, mudah2an tidak sakit tapi cukup untuk membangunkan π
kalo dengan sakit itu bisa membuat saya jadi lebih baik,insyaAllah saya ikhlas pak π
Semoga demikian π
Fantastis, 2 jempol
Terima kasih Todo π
Reblogged this on Burhanuddin Tryatmojo and commented:
Renungan
terima kasih gamparanya bapak.
semoga saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik, serta melahirkan generasi yang tidak kena gampar hehe :))
Sama-sama. Terima kasih telah membaca dan memberi apresiasi. Saling mendoakan dan mengingatkan ya Fariz.
aamiin, semoga sukses bapak, mari bersama sama reinstall Indonesia π
Amin. Mari bekerja π
Sudah berapa orang ngguling kena gamparan pak dosen nih? π
Hehe. Sampai dengan komentar ini saya tulis, hampir 5000 π
Reblogged this on Catatan Hati di Batas Cakrawala and commented:
hahahahaa, ya ya ya ya… aku pernah jadi mahasiswi lho. dan ya…. baca postingan ini jadi bikin kangen kampus. #eh π
Aku sangat setuju! akan ku bagikan gamparan ni ke jejaring sosial (y)
Terima kasih Dary π Terima kasih telah berbagi semangat.
luar biasa sekali π
memang sejatinya kita harus mampu belajar dari hal-hal kecil,belajar nulis dengan baik dan benar, belajar komunikasi yang baik, dan yg jelas ga boleh alay π
mantappppp (y)
Terima kasih Ana. Kadang2 Alay juga asyik tapi kalau tidak pada tempatnya bisa bahasa dan ‘membunuh’ diri sendiri π
Curhat masa lalu ya ne,,,
Ijoel, begitulah π
Sangat menggambarkan mahasiswa sekarang Pak, saya waktu jadi mahasiswa kadang melakukan hal ini juga ….. semoga kedepannya kita bisa membenahi diri sendiri untuk menuju Indonesia yang lebih baik, amien ….
Amien, sama2 belajar dan mengingatkan ya Adekyanni π
Selalu kena gampar liat tulisan Bapak, ditunggu gamparannya yang lebih sadis ya Pak π
Jangan sakit hati ya Tika π
ijin share pak, nice π
Silakan Umi π
salam kenal dari Madiun pak π
Wah ini dia produsen Path π Makasih sdh mampir ya Rena
sama2 pak π
emang produsen path namanya Rena ya pak? *serius nanya
Dave Morin
Wah saya hampir terhuyung huyung di pojokan ring mas. terimakasih mas.
Perlu saya hitung? :)) nuwun
aku sedikit tertampar ^^
Syukurlah ga banyak ya Mas Bobby π maksih sudah baca
Reblogged this on Catatan Randy and commented:
Yuhu iki jenenge kamplengan :p
Sadizzz…
π
mas ijin ngopi ya buat saya dan teman-teman mahasiswa lain.buat motivasi anak-anak juga
Siap Mas Yogi π
terkadang email sudah ditulis dan dikirimkan dengan sedemikian rupa menggunakan takah dan format yang formal juga, masih saja terjadi mis
apalagi dengan tulisan yang ngga bisa dimengerti,
kalau itu interaksi dosen-mahasiswa, terpaksa dosennya kerja keras untuk meng copy ke format yang sebenarnya, karena kasian sama mahasiswanya yang emailnya di reply tapi tidak bergeming
Demikianlah : terima kasih komentar dan pencerahannya Mas Ridi
“Malas basa-basi sama orang yang tidak dikenal? 6 thn lagi kamu diutus kantor untuk presentasi sama klien yang tidak kamu kenal. Belajar!” ->merasa sedikit tertampar Pak, untungnya sudah belajar ngobrol sama orang yg tidak dikenal dan temen2 di kelas internasional, juga mencoba menyesuaikan penggunaan bahasa formal-informal
“Malas belajar bikin presentasi? 5 thn lagi bos kamu datang dgn segepok bahan, βsaya tunggu file presentasinya besok!β ” -> Jadi merasa bersyukur sering dikasih tugas presentasi yang mem’bludak’ sama dosen π
Terima kasih Veron. Maju terus ya π
izin share Pak..
Monggo Rida
ijin share ya mas….
Silakan share Mbak Retno π
Inspiratif Banget,,,
Thanks Pak,
like point no.25…
Matur suksma π
Senang membacanya Pak π
Terima kasih Rosalia π
Bah… *tak sanggup ngomong awak*
perlu nafas buatan? π
Nafas masih lancar kok Om π
Ini baru namanya dosen
Kebetulan saya juga mahasiswa, jadi tahu rasanya π
Bapak gamparnya telat untuk beberapa poin yang dituliskan di atas, saya sudah terlanjur lulus… Hehe.
Salam hormat dari seorang geograf.
Salam kenal Mas Hendry π Terima kasih ya. Maaf terlambat he eh.
Aku ibu rumah tp kok setelah baca serasa kena gampar yaa..π
Coba cek, jangan2 di dompetnya bukan kartu kredit tapi kartu mahasiswa Mbak. Nuwun ya π
Reblogged this on Mou Ikkai and commented:
Great writing for our evaluation.. Happening in my case but I try to change it little by little
sudah 14 tahun ga jadi mahasiswa, tapi baru merasa kegampar sekarang karena baca blog ini π
Wah π maafkan …
Selamat siang, bapak. Sebagai seorang mahasiswa terkadang saya masih melakukan beberapa poin bahkan banyak poin dari beberapa hal di atas. Semoga gamparan tersebut bisa menjadikan saya sebagai individu yang lebih baik. Terima kasih. π
Amin. Gamparan untuk semua, termasuk saya juga π
terimakasih banyak pak Andi atas tamparan bolak baliknya π
Gak sakit kan Bayu π
sangat menyentuh mas…..khususnya poin titip absen……kejujuran harus dimulai dr yg paling kecil d ringan….trima ksh banyak mas…..sangat inspiratif….
Matur nuwun sudah membaca ya Andy π
waduh, saya digampar.. Ampun.. hehe..
Terima kasih Pak gamparannya..
Maaf, ga sengaja Alpian.
Anda cari sensasi saja,
Padahal hidup ini simple..
Anda sama saja seperti Pejabat,
urusan yang mudah dibuat susah.
Terima kasih atas masukannya. Saya dengarkan dengan baik π
bisa anda jelaskan simple yang seperti apa?
Mungkin yang dimaksud simpel sama Saudara yg nama akun wordpress “My Name at My Old Picture at FB” adalah buatlah nama akun yang panjang dan supaya pembaca capek bacanya, karena kalo pake nama asli itu terlalu sederhana dan terlalu simpel π
haha, bisa jadi Mang π
Luar biasa Bapak! Keren semua kata-katanya nya. Refleksi kehidupan mahasiswa saya, yang banyak sia-sianya. Membacanya jadi ingat pesan-pesan dosen pembimbing kesayangan saya. Dan saya harus banyak lagi belajar jika ingin mendapat beasiswa ke luar negeri. Terimakasih banyak sudah mengingatkan saya. Mohon bimbingannya. (Ohh ya, saya mencoba menuliskan komentar ini dengan sopan dan sesuai EYD. Mohon maaf jika masih terdapat kesalahan)
Terima kasih atas apresiasinya ya Mahfuzh. Tidak harus selalu EYD, ada tempatnya untuk bermain-main dan serius. Good luck ya π
π
ohh ya, tamparan bapak luar biasa kuatnya, benar-benar memukul saya telak, dan anehnya bukannya tersungkur jatuh, leher saya malah semakin tegak, mata saya terbuka lebar dan tujuan saya semakin jelas. Lagi-lagi terimakasih banyak. :bow:
Siap!
Beuh..mantab gan π
Sundul Gan π
Jangan terlalu kaku gitu lah pak. Gak selalu mahasiswa bandel itu goblok lho. Justru sebenarnya kebandelan itu seringkali cuma label yg diberikan orang2 akademisi yang kaku bagi tindakan2 mahasiswa yg justru seringkali kreatif.
Terma kasih masukannya Alfin. Istilah ‘bandel’ dan ‘goblok’ itu Anda yang sampaikan. Saya tidak gunakan kata2 itu meskipun memang sadis π
Setuju dengan Anda. Kreatif adalah kuncinya. Maka dari itu, TUNJUKKAN dan tamparlah saya π
Gampar terus agar bangsa ini sadar bahwa tidak ada jalan singkat tanpa usaha jika menginginkan sesuatu.
Berjuag bersama.. mari π
Reblogged this on lalefatma and commented:
GAMPARAN DARI DOSEN
Bagus sekali Pak, fenomena Vicky memang sebenarnya cuma versi “akut” dari kemampuan berbahasa Indonesia yang dimliki manusia Indonesia kebanyakan.
Mungkin istilah “luar negeri” dan “negara maju” dihilangkan, kesannya kita masih minder dan terbelakang.
Keren!
Terima kasih Mas Abas π Masukannya saya perhatikan. Kita risih mendengar negara maju dan luar negeri justru karena merasa minder dan terkebelakang. Yg percaya diri akan mendengar istilah “luar negeri” sama dengan “luar kota” π
bos, pinjam ya, untuk “menggampar” mahasiswaku juga π
Siap Kang Mas π Hati2 jangan sampai dicopet *eh
hehehe.. jadi inget waktu bikin skripsi.. Saya mau Print out Buat Motivasi anak Saya.. yang baru masuk kuliah.. heheh.. makasih pak..
Terima kasih Pak Indra. Silakan, semoga bermanfaat π
Speechless…
π
Maaf, nomer 1 saya ngga setuju, alhamdulilah saya dapet beasiswa ke jepang tahun 2006 meskipun IPK S1 saya cuma 2,80
Syukurlah… π Selamat ya.
ya..dari bappenas untuk pns
http://pusbindiklatren.bappenas.go.id
Ya wajar kalau Anda PNS…bukan karena prestasi Anda tapi karena Anda PNS…tidak perlu terlalu berbangga diri….
Jangan sembarangan, anda telah membuat saya marah, jadi PNS itu bukan kemauan saya, tapi karena patuh dengan ibu saya…
so saya berjuang dari bawah mencari celah S2, karena saya tau cibiran miring terhadap PNS..
kayaknya anda yang perlu digampar
π Saya menghargai kebebasan berpendapat. Sebaliknya saya berharap pembaca menghargai kenyamanan pembaca lainnya. Terima kasih telah mampir dan berkomentar ya Salim π
begitu anda bilang anda pns itu bagai ikan “bangga bisa berenang”,maaf ini pengalaman bung salim,,jgn naif π
secara umum kalau mau keluar negeri IP itu memang harus diatas 3. kalau ada yang dibawah 3 berarti itu keberuntungan dan hanya sedikit saja orang yang biss seperti itu.. yasudah bersyukur saja kalau gitu.. btw universitas apa di Jepang? kalau TODAY university saya enggak yakin mau nerima IP dibawah 3.. selamat ya udah lulus beasiswa
Keio Univ kang π
Sebagai mahasiswa pula, Saya sadar jika terlanjur tenggelam di dalam zona nyaman itu sangat berpengaruh akan gaya hidup Saya sendiri.
Persaingan di luar negeri itu berat sekali, belum harus memenuhi syarat-syarat dari universitasnya sendiri yang jelas membutuhkan kerja keras dan ikhlas. Alhamdulillah, Saya tinggal selangkah lagi. π
Terima kasih atas artikel “shock therapy”-nya. π
Terima kasih. Mas Seno. Saya doakan semoga berhasil di langkah terakhir π
makasih bli. keren keren π *ga tau mo muji apalg*
klo aku biasanya gampar dg bilang gini: halah, kalian ini udah pake kata “MAHA” di depan kata “Siswa” tapi mental msh kyk siswa SD π
tp kykx mmg benner, bli. mental adik2 mhsswi skr lbh suka yg instan2, apa krn zaman mrk dibesarkan adl zaman yg pnuh fasilitas instan yaa? *wondering*
Terima kasih… Cara menampar yg keren π
Nice post Mas Andi. Ijin share ke junior-junior ya. Sebenarnya dengan sedikit modifikasi ini gak hanya berlaku buat mahasiswa aja kok. Bahkan untuk junior-junior saya di kantor juga perlu digampar macam beginian :))
Terima ksih Mas Nuzli. Saya baca sekilas blognya, banyak informasi bagus. Teruskan berbagi π
Luar biasa, benar2 tergampar, terima kasih telah diingatkan pak andi, izin share ya.. π
Terima ksih sdh berkunjung Mas Subandi π silakan dishare, semoga tidak ‘meracuni’ π
Harusnya ini ada sewaktu saya jadi mahasiswa, Nice share Pak.
Ya, saya juga mikir, kalau saja saya tahu ini sejak mahasiswa, mungkin ceritanya akan beda π
Terkadang laku dan pikiran kita seringkali paradoks ya Pak. π
Mengkritisi orang lain, tapi seringkali lupa tidak berkaca dengan diri sendiri. Heu.
Matur sembah nuwun, Pak Made untuk ‘gamparan’nya.
Mas Teguh. Terima kasih atas komentar yg menyentuh positif. Gamparan ini juga untuk saya π
wah ini gamparan yang cukup hebat pak, saya juga merasakan untuk beberapa hal.
izin reblog di blog saya ya pak.
terima kasih banyak pak sudah mengingatkan, saya merasa tergampar dalam beberapa hal.
izin reblog di situs saya ya pak. terima kasih.
Silakan Ikhsan π semoga berguna bagi yg lain ya π
great slap,
for those who will eventually be greater! π
ampun pak..
saya mahasiswa yang hampir mau lulus udah hampir sekarat nih bacanya π
Hati2 jangan sampai sekarat.. ingat skripsi ya π
kereeenn, artikelnya bener2 makjlebb banget π
Makasih Nikmah π kena di hati? π
yuppz.. ngena banget π
Reblogged this on @nikmah26.
Unik dan jenaka, tapi nyelekit heheheheh…. saya share pak
Semoga teribur sambil tertampar π
tadinya malas kuliah, jadi semangattt… π makasih artikelnya…
Syukurlah Mas Fikri. Semoga semangat terus ya. Saya doakan π
anak-anak jaman sekarang yg disebut Generasi Strawberi itu memang karakternya seperti yang Mas Andi bilang itu. Memang tidak mudah membuat mereka mau kerja keras, karena sejak lahir, semuanya sudah tersedia.
Sebenarnya saya yakin banyak anak sekarang yang bagus dan berprestasi. Seperti halya banyak juga anak zaman dulu yang lemah dan manja. Cara media mengekspos juga berpengaruh, sehingga hal2 ‘aneh’ dan ‘buruk’ lebih cepat mengemuka. TV lebih suka menayangkan perceraian artis dibandingkan kisah anak2 yang mendapat juara olimpiade fisika. Atau jangan-jangan karena media tahu, penonton juga lebih suka menikmati berita perceraian itu π
Intinya saya sepakat, tidak semestinya kemudahan itu menjadikan kita manja ya π
berhentilah jd dosen killer..anda akan kena batunya
Terima kasih Mas/Mbak Dosen.
Saya tidak berhak membantah atau menyiayakan bahwa saya killer atau tidak. Mahasiswa saya yang berhak menilai saya π Terima kasih sudah mampir dan memberi perspektif yang seimbang π
Saya dulu mahasiswanya Pak Andi dan sama sekali tidak menemukan ke-killeran beliau. Justru inspirasi positif lah yang saya dapat π
Salam hangat.
Makasih ya Azmi π
mahasiswa sekarang memang kebanyakan masuk kategori generasi Strawberi, yang punya karakter seperti yang Mas sebutkan diatas.
tergampar kanan kiri ni pak..heheh
Seimbang berarti, Adha π
aduuh..!!
saya pun digampar
Maafkan …
heee? bb? 18 oktober 2013 gini masih ada yang pake bb? π
Boleh kok ganti dengan merek lain yg berkenen π
saya maluuu…*stop melakukan plagiatisme.. huaahhh nyesek, makasih pak.. semoga bisa S2
Kalau kata anak2 sekarang, mari kita move on Mbak Sri π
ini saya sebut “gampar tanda sayang dan peduli ” dengan masa depan mahasiswa, keren dah…
Terima kasih Mas Ma’ruf. Demikianlah maksud saya π
Wah,bisa diprint terus ditempel dimeja belajar π biar tiap saat termotivasi untuk membangun Indonesia! Keren!! Salam mahasiswa dari Korea Selatan ^^
Terima kasih Mas Refki π
Salam buat teman2 PPI di sana ya. Indonesia menunggu!
berhubung saya mahasiswa baru, ada beberapa point gamparan yg hrs dibenahi dan banyak point gamparan yang gak boleh terjadi. hihi makasih pak π
Syukurlah, tulisan ini menjadi early warning bagi mahasiswa baru π
Reblogged this on WAHYU GO-BLOG and commented:
seumur2 sering kali digampar, tapi inilah sepertinya yang paling keras :))
Semoga tidak kapok ya Wahyu π
Meskipun saat ini saya sedang mengejar mimpi di negeri orang, membaca tulisan ini kembali membuat saya tersadar bahwa selama masih tergagap di negeri orang, masih harus terus semangat belajar. Terima kasih telah mengingatkan kembali.
Selamat berjuang di negeri orang Mas Wiraksana π Terima kasih sudah membaca dan menyempatkan berkomentar.
luar biasa mas postingannya, semoga bisa mnjadi modal besar buat diri qt sendiri dan mhasiswa2 qt dlm membangun peradaban bangsa ini yg semakin lama semakin amburadul biar enggk terjajah oleh NATO+ no action talking only!!!!hehehe…LANJUTKAN
Terima kasih Mas Yanuar π Sumbangan kecil saya untuk mahasiswa saya. Syukurlah nanti bisa berguna.
keren sekali pak postnya, inovatif dan ispiratif bagi mahasiswa-mahasiswa Indonesia. π
Terima kasih Fariz π
Semoga teman2 juga merasa begitu dan tidak justru marah pada saya.
Saya mau kopi boleh mas?buat nampar diri saya.
Monggo π Tapi jangan keras2 ya. Kalau pingsan tidak ada yang nolong (kan sendiri) π
great π
Thanks!
Kenapa analogi: Jangan A kalau belum bisa B, tidak usah C jika tidak ada D, dst, dst. Seperti mesin. Infinite loop, muter2 terus. Menurut saya tak perlu mempertentangkan idealisme vs pragmatisme. Orang besar adalah orang yang mampu keluar dari kaidah mesin. Nyleneh dikit gitu looh pak. Tentang pesan moral untuk tidak korupsi, saya sangat apresiasi. Terima kasih.
Terima kasih Mas Harry. Terima kasih juga atas analoginya yang baik.
gamparan sakti nih om. keren
Terima kasih Yunita π
Jadi inget waktu perama kali dapet projekan pas mahasiswa, disemprot klien gara2 ngirim email attachment doang, haha..
Alhamdulillah beberapa tamparannya sudah bisa saya tangkis sekarang π
Thanks Pak!
Keren Mas Gathot. Terima kasih sudah berbagi cerita π
Pak andiiiii,, saya sekarang bekerja di perusahaan besar, email dan surat makanan saya tiap hari, untunglah ketika mahasiswa dulu saya tidak alay hehe
Bagus Intan. Cerita ini jadi testimoni positif π
makjleb mas, kayake ga ilang ilang nih bekas gamparan.nya…haha joss π
Jangan lupa minyak gosoknya Adi π
Saya baca ini sambil setengah mau menangis. π¦
Kenapa saya ga baca ini pas kuliah dulu??
Saya tidak termasuk mahasiswi yang hobi demo sih, juga tidak sering melakukan aksi copas (:D), tapi kenangan kalau dulu saya tidak bisa memberikan upaya terbaik untuk mengerjakan setiap tugas, itu yang membuat saya menyesal. Hiks. *curcol*
Saya akan mengubek-ubek blog ini. Berharap menemukan postingan lain yang membuat saya percaya bahwa masih ada cara untuk memperbaiki diri, untuk menebus kesalahan saya tempo doeloe π
Matur suksma, Pak Made π
Mbak Sofi,
Terima kasih telah menyampaikan hal penting ini. Saya yakin banyak yang mengalami ini tetapi tidak selalu bisa mengatakannya π
Silakan baca tulisan2 saya, semoga tidak mengecewakan. Sebagian besar hasil gumaman saja. Refleksi pribadi yang menurut saya penting tetapi belum tentu bagi Mbak Sofi dan pembaca lainnya. Satu clue dari saya: Saya pernah punya IP 1,2 saat semester 5 π I hope this helps you to know the context of my writings.
akhirnya saya merasa tertampar…
*berenti cek facebook dan mulai kembali baca jurnal*
kadang kita memang jauhkan muka (face) kita dari dari facebook sehingga yang terisasa hanya book saja π
heheheehe. ini bukan digampar, ini langsung head shot !!
jazakillah khairan katsiran π
Semoga lukanya cukup terasa tetapi tidak mematikan π
Gamparannya luar biasa skali buat saya pribadi. Sangat bermanfaat. Terima kasih π
Sama-sama Mbak Rosita π Syukurlah bermanfaat ya. Semoga perjalanannya berhasil, apapun yang dilakukan.
Nice post pak Andi… Kalau ini dibaca oleh mahasiswa apa mereka merasa kegampar tidak yah ? Soalnya kalau kita yang sudah alumni membaca jadi merasa kena semua tuh gamparannya.. (Pengalaman waktu jadi mhs sering titip absen)
Terus terang, saya banyak kesalahan juga saat mahasiswa. Sebagian tulisan ini mengingatkan agar mahasiswa sekarang tidak perlu mengulangi kesalahan yang sama π Terima kasih Mas Alimuddin sudah mampir dan berkomentar.
stuju .. makanya mahasiswa nge blog pakai domain dong biar lebih kinclonk ya gak min ? π
Memang lebih baik kalau punya domain sediri tapi domain gratis juga ga apa2 yang penting isinya bagus. Kadang malah lebih praktis, tidak repot soal maintenance dan terutama tidak berat di kantong mahasiswa. Makasih Pejuang45.
izin share meskipun bukan mahasiswa lg
Silakan Mbak Dian π Terima kasih sudah membaca ya.
Benar-benar merasa digampar pak.
Gamparannya masih membekas dan semoga bekasnya tidak hilang dimakan oleh waktu.
Terima kasih pak.
Mas Bimantara, terima kasih sudah mampir dan membaca. Semoga ‘gamparan’ ini membuat lebih baik, tidak menimbulkan kemarahan apalagi dendam ya. Good luck!
ahahahah… saya merasa malu jadinya pak…mantap pak gamparannya.. π
Mas Bangun, syukurlah. Semoga membangkitkan, tidak sekedar ‘mengakitkan’ π
sukurnya saya udah mengelak untuk hal2 di atas
Syukurlah.. Mas Rusydi..
Reblogged this on Journey of Lovianette Sherry.
Luar biasa. Ijin share ya Mas.
Terima kasih gezzte, silakan dishare π
halah cuma koar-koar aja.. emang situ udah oke ? buktiin jangan cuma di blog aja. payah yang nulis nih
Terima kasih Mas/Mbak Anonim.
Saya masih jauh dari oke makanya saya beri catatan di bagian bawah tulisan itu. Saya belum membuktikan banyak hal tapi sudah berusaha keras berbuat sesuatu meskipun kecil. Silakan baca-baca cerita saya, buku dan paper saya juga. Dari situ kita bisa dikusi lebih lanjut. Terima kasih masukannya ya π
Assallamualaikum…..
Whuahahahaha, ulasan yang menarik pak..
Saya jadi teringat kuliah saya dulu di Utrecht, apalagi point yang ke dua..
Terima kasih banyak sudah mengingatkan saya kembali, mengingatkan perjuangan mengejar Oma Profesor itu..
Mas Gunawan,
Saya tersanjung, tulisan ini Anda baca dan komentari. Semoga ilmu yg diperoleh di Belanda bermanfaat ya. Saya termasuk orang yang gagal masuk belanda he he.
boleh minta contoh motivation letter anda waktu apply beasiswa LN gak,, trus cara ngubungi prof luar negri itu gimana,,terimakasih
Hello Andez, boleh kok.
Silakan baca di blog ini kalau Anda sempatkan waktu membaca. Silakan cek http://www.madeandi.com/ads/ semua ada di sana. contohnya juga ada π
Saya sudah meninggalkan bangku kuliah 3 tahun yang lalu (lulus lho pak bukan DO, hehe..) tetap saja tuh tergampar. Nice slap Pak Andi, well done!!
Mas Deva, terima kasih sudah berkunjung dan sempatkan membaca tulisan untuk mahasiswa ini π
Semoga tamparannya tidak menyakitkan hati ya π
. . . . . . . .
Terima kasih Mas/Mbak Alay
A good slap! Hey mahasiswa, bangun dari tidur nyamanmu itu!
Thanks Bli Andi, jempol.
Makasih De Hery. Semoga bermanfaat buat adik2 kita. Tentu kita punya banyak sekali mahasiswa bagus dan tentu tidak semua merasa tertampar dengan tulisan ini.
Untung dulu jaman saya masih mahasiswa belum mewabah virus alay. Kalo enggak bisa ikut – ikutan kena tampar saya π
Syukurlah Mas Yosef π
kegampar…… mulai belajar
Mari belajar bersama π
Tdk ada org yg sempurna,, itulah knp pentingnya mengingatkan. Mksi uda mengingatkan sy lagi pd hal2 kecil yg biasa dilakukan manusia, tp mrk lupa dirinya sndiri. Smg bangsa ini *manusia, bisa lebih bijak dan dewasa di hari mendatang.
Terima kasih atas kata-kata bijaknya Mas Dani. Saya setuju. Mari saling mengingatkan. Yang menasihatipun belum tentu karena merasa sempurna. Semata-mata karena peduli π
Luar biasa, Pak. Saya setuju dengan sebagian besar “tamparan ” diatas. mengena betul π
Terima kasih Yudi π
Well, unfortunately not even one lecturer could do this to me, & below are the reasons why.
1. Bachelor degree GPA = 3.56, TOEFL score = 555 (beautiful number by the way, ain’t it?), New HSK Level 5 = 271
2. I don’t have any Twitter account. Don’t believe it? Go Google ‘Restu Sandika Kamaruddin’
3. Not only do I KNOW how to type an e-mail in English, but I also happen to KNOW how to type an e-mail in MANDARIN. (BOOM!)
4. my Gmail account is = RestuSandikaKamaruddin@gmail.com
5. Don’t start talking to me about correct punctuation, though. You’ll BURN.
6. & I never mistype even a BBM or WA message.
7. My ‘Tata Tulis Karya Ilmiah’ subject got a big, fat A.
8. You’re KIDDING me, right? On of my former job was to send e-mails to foreign embassies. SIT DOWN.
9. I once held a ‘Study in China’ seminar. Out of 16 parents who attended it, 8 of them enrolled in the program. The one that can’t communicate to people is YOU. (& maybe ONLY YOU, for that matter.)
10. Back to no. 9. Need I say more, though?
11. I’m not a f*****g engineer.
12. Please don’t stay long-winding & redundant anymore, would you please?
13. You think you know how to pitch an idea to a client? You have NO IDEA.
14. Been there, done that.
15. Apparently, I don’t have any boss. My boss is my own self.
16. I never have nor have I ever been, bullied.
17. & no, I ain’t afraid of ’em. BRING IT ON.
18. I never postponed my mid-term or end-term test.
19. Just Singapore? Girl, you have to do better than that when you’re talking to ME.
20. My BB isn’t active anymore.
21. Girl, Malaysian, really? When I studied in Beijing, I once dragged a Thainese, Vietnamese, & Mongolian SO HARD in a debate program.
22. I NEVER cheated in attending my class. BEWP!
23. Other than this, I don’t say things on social media. That’s coward. I say things to people ON THEIR FACES.
24. I NEVER copied my senior’s research report. Hell, they weren’t even that good.
25. Hey now, don’t blame me if I am fashionably-fabulous & still am brilliantly-intelligent at the same time. STAY SEETHING, girl.
26. Wikipedia is whack. In fact, I typed my own 9-page of an essay of an art film BY MYSELF. NEVER even once I looked for that piece of s**t.
27. I have said that I’m not a f*****g engineer, haven’t I? Then why would I feel the need to be wanting to visit an industrial ground anyway?
28. Girl, I’m not like you, I gave credits when they’re due.
29. NOPE. I NEVER copied my senior’s essay paper. There you go, girl.
30. My former job was also a liaison officer at an agency for studying abroad, though.
31. I never complained about the so-called Westernization that y’all guys complain about, Hey, the person that I look up to the most is CHRISTINA AGUILERA.
So, there you go lecturers. I’m sexy, I’m smart, I’m everything you’re not. Seething now? Well, stay seething.
Dear Kam,
Thank you very much for the list. You apparently are very good. I should and will learn from you. I am sure the readers of this blog should also do the same. I know you did not write particularly for me as this is universally, in my humble opinion, applicable to everybody π Thanks again and good luck with your journey. I like the way you responded to my slap π
@kam di atas langit masih ada langit π
π seperti mendengar kebijaksanaan Brama Kumbara di tahun 1980an. Terima kasih Mas Ahmad.
kalo kacanya sama diri sendiri ya anda gagal juga, saya bukan fans yang nulis blog ini, tapi at least kacanya beliau adalah kehidupan sosial masyarakat, tidak sehina anda (di mata sayadoang kok, bukan siapa2 jadi gak usah marah)
Terima kasih Mas Lesmana telah berkenan menanggapi π
Saya belajar dari semua, dari yang baik maupun yang tidak baik. Semangat!
Dear Kam,
6. & I never mistype even a BBM or WA message.
8. Youβre KIDDING me, right? On of my former job was to send e-mails to foreign embassies. SIT DOWN.
Hmmm… Never mistype anything? Are you sure? π
Mas Andi..tulisan yang mencerahkan..seperti biasa.. Trims.. π
Terima kasih Bang Roy π You have always been positive.
Terimakasih sudah menyemangati kami para #mahasiswaBARU pak. π
Ayo semangat. Terima kasih sudah mampir ya.
HHHMMM… Manusia tak ada yg sempurna, saling mengingatkan untuk hal kebaikan. Ya…intinya Kita bercermin pada pribadi kita dulu sebelum menghujat sifat & pemikiran orang lain. Lebih baik memberi kritikan & saran yg menjadi solusi dalam konflik & krisis sosial di Indonesia.
Mbak Endang,
Saya setuju. Kesempurnaan hanya milik Tuhan. Saya amini ajakannya untuk bercermin. Semoga sukses selau di manapun berada.
Bapak Andi yang terhormat. Meski sdh lulus sbg mahasiswa tp saya rasa tulisan Bapak masih mengena di semua lini. Sebagai pribadi, saya sdh tertohok terkencing-kencing π
Tp kalo kita kembalikan ke realita saat ini dalam kehidupan sosial “orang INDONESIA” Idealis yg Bapak coba tularkan ini sulit terjabarkan (bkn tidak bs) karena racun sdh tersebar dr tataran atas sampe bawah.
Semua kembali ke pribadi masing-masing..
Terima kasih berkenan berbagi, tulisan Bapak benar-benar memaksa pribadi seseorang untuk mampu mengangkat kaca di mukanya sendiri.
Mas Firman,
Terima kasih atas respon positifnya. Betul, memang tidak mudah. Masing-masing punya peran meskipun tidak selalu besar. Saya lakukan hal kecil yang saya bisa, dan Mas Firman juga tentu demikian. Mudah2an itu memperbaiki, atau setidaknya tidak memperburuk situasi. Terima kasih kebijaksanaannya π
top π
Makasih π
“Tidak usah lah”? “Tidak perlu lah”?
Jangan sok mengkritik penggunaan Bahasa Indonesia orang lain, kalau Anda sendiri masih salah dalam menggunakan partikel -lah.
π
Komikaing, Terima kasih. Masukan yang baik. Saya perhatikan dengan baik. Tulisan ini memang tidak formal dan ada banyak kesalahan jika dinilai dengan aturan EYD. Terima kasih telah peduli π
Khusus untuk kata ‘usah’, KBBI membenarkan penggunaannya yang artinya ‘perlu” Mohon koreksi jika saya salah.
Referensi saya: http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/
Mantap Pak Andi, jadi ingat mahasiswa-mahasiswa saya jaman masih jadi dosen dulu:)
Makasih mbak Citra. Sekarang sudah tidak jadi dosen lagi? π Good luck ya apapun yang dilakukan, semoga membawa manfaat.
Makasih, iya sementara ini saya fokus jadi ibu rumah tangga:).
Makasih mbak Citra. I read your blog briefly. It seems to me that you are have having fun with your kids. Enjoy Singapore π
Izin share yah pak, salam kenal, sy Mahasiswi dari makassar. π
Salam kenal Muthia. Silakan dishare π
banyak yg ngangguk2 aja baca tulisan ini, kalo blh ambil kata2 om sadino : bnyk dr mahsiswa yg pola pikir udah di set sudah lulus kuliha nanti mau mencari kerja, belajar yg rajin biar dpt nilai bagus biar nanti di terima kerja,dan ttp aja jd karyawan,
buat file persentasi,kirim email,udah pinter semuanya ttp saja karyawan :d
hmmm…setiap kata2 ada pro kontra ya pak π dan saya termasuk orang yg kontra
CMIIW
Terima kasih Mas Dedi. Pandangan yang cerdas. Saya setuju. Tulisan saya ini tidak komprehensi menggambarkan pemikiran saya. Mungkin akan menarik jika dikombinasikan dengan tulisan lain soal twit untuk mahasiswa baru. Ada link-nya di atas. Di sana saya juga bahas soal kewirausahaan. Terima kasih telah dengan tagas menyatakan ketidaksetujuan dengan jelas dan bertanggung jawab. Indonesia membuatuhkan anak2 muda yang demikian. Good luck dan terima kasih sekali lagi.
sy fresh graduate dan kegampar bolak balik pak..
efeknya jdi mkin semangat, kereeeen.. ^_^
Hidup sarjana baru! π Makasih Tyas.
Wowww…
Terkesima saya membacanya hahaha… Memang mereka harus digitukan. Saya sering mengatakan kalimat ini kalau pas mengajar “Ingat, orang tua kalian bisa meninggal dunia kapanpun, kalau Anda tidak menyiapkan diri dari sekarang bukan tidak mungkin Anda akan ikut meninggal”.
Salam kenal Bli.
Terima kasih Rekan Kika π Anda punya cara ‘menampar’ yang beda .. keren juga π
Gak semua tergampar pak, mahasiswa yang mau jadi pegusaha atau sudah jadi pengusaha pola pikirnya tidak akan seperti itu, walaupun secara akademik nilainya bagus. Mereka justru berpikir akan mempekerjakan orang-orang yang pikirannya (mohon maaf) seperti bapak dan orang-orang yang merasa tergampar lainnya.
Seorang calon pengusaha belajar saat mahasiswa tentang apa yang dibutuhkannya nanti setelah lulus, bukan apa yang kira2 orang lain butuhkan buat dikerjakan. Ini suatu hal yang berbeda, walaupun dia pada awalnya akan bekerja untuk orang lain (tidak lansung jadi pengusaha) tapi suatu saat nanti dia akan memulai sendiri bisnisnya ketika pengetahuan dan pengalamannya sudah cukup.
Sekian.
Rekan HM Assajidi, pandangan Anda sangat baik. Saya setuju.
Beberapa hal terkait kewirausahaan pernah saya bahas di tulisan sebelumnya soal twit untuk mahasiswa baru. Ada link-nya di atas. Silakan dibaca jika berkenan π
Pipi saya jadi merah. Sepertinya bukan blushing, seperti sehabis kena tamparan. :s
Maafkan π
π
Menohok…, Tapi keren…, Sentilan-sentulan yg seperti ini bisa membangunkan keterlenaan. Salam sukses, Pak.
Makasih Langit Biru π
ijin share ya buat saya dan mahasiswa saya. saya kurang fasih untuk menggampar π
Silakan mbak pbasari π
Agree for all but the email part (with the exception of no. 5). Saya sendiri tidak pernah mengalami masalah karena alamat email atau lupa salam dan saya pun menerapkan hal yang sama terhadap siapapun yang meng-email saya. Content jauh lebih penting dari itu semua.
Alamat email sudah jarang diketik manual, big chance email client akan melakukan masking dengan nama pemilik email yang cenderung lebih kita hafal. Kecuali Anda termasuk hardcore user dan masih menggunakan program console untuk mengirim email :p. Satu hal lagi, saya kerja di mana2 dengan alamat email yang mungkin menurut orang ‘alay’ (walaupun tidak menurut saya, karena saya masih menggunakan huruf sebagai huruf dan angka sebagai angka), tidak ada masalah baik di perusahaan level nasional maupun multinasional. Mereka lebih butuh dan menghargai hard skill saya ketimbang alamat email. Seriously? Would any sane company deny a skillful person because of his/her email? Ridiculous!
Salam bisa menunjukkan penghormatan, tapi buat saya orang yang mengharapkan setiap email yang diterimanya mengandung salam itu berarti gila hormat. Buat saya lebih baik tidak ada salam dengan isi yang straightforward daripada ngalor-ngidul atau bahkan tidak jelas apa yang mau ditanyakan/diberitahukan.
Memang hal ini (dan hampir semua hal berbau sosial lainnya) bisa dibilang preferensi pribadi dan gamparan Anda merupakan suatu bentuk generalisasi, mungkin berdasarkan pengalaman pribadi, atau doktrin yang pernah Anda dapatkan entah dari mana (kuliah dulu, organisasi, kerja, whatever). Silakan saja, tapi saya cenderung liberal untuk hal ini.
Mario,
Terima kasih atas pandangan Anda yg menarik dan kritis. Saya simak dan pahami. Yang lebih penting lagi, saya hormati. Saya yakin pembaca blog ini akan mendapat pelajaran dari pandangan yang baik ini. Thanks again, mate!
benar-benar mantap pak… bisa jadi motivasi π
Terima kasih Mbak Sunarty π
+1 buat dosen anti-mainstream dan peduli mahasiswa π
tersanjung saya.. makasih Ferri
Menohok sekali dan that’s true…!
Makasih. Semoga manfaat.
Jadi malu sendiri
maafkan π
too much too read.
Dads, thank you for [not] reading it π
gamparan apa seh?
mostly cuman ngritikin cara nulis email aja -.-
π
jadi mahasiswa memang harus kerja keras. tidak boleh malas-malasan. π
Setuju π
aku suka kayak ginian
gayang mahasiswa π
π
Miris dg mahasiswa jaman sekarang,pak. Sy punya 1 mahasiswa bimbingan magang saja sudah bikin darah tinggi. Statusnya mahasiswa dr Univ swasta di Jogja dg IP 4.00, tp bikin laporan magang strukturnya kacau balau. Hasil dan pembahasan isinya copy paste textbook. Mau asistensi laporan, laporannya ditinggal di pagar rumah sy, dg sms ” maaf,mb. sy buru2 ada agenda. laporan sy taruh pagar”
Lhoalah…etikanya dimanaaaa…???
Waduh.. parah kalau begitu. Thanks sharing-nya Mbak Annis. Pelajaran buat semua ni.
wehehehehe.. mahasiswa yang “hebat” itu Bu hahahaha
terima kasih motivasinya
Syukurlah jika jadi motivasi π
Gamparan untuk mahasiswa agar jadi BURUH / BAWAHAN yang baik nantinya. π
Ikal, di Laskar Pelangi, berkesimpulan setelah mendengar cerita Pak Harfan “kalau malas sholat, belajarlah berenang” π Pak Harfan punya niat sendiri ketika bercerita tetapi adalah para murid itu yang berhak mengambil pelajaran π Aditya, Anda mengambil satu pelajaran yang menarik π
dan cerita (gamparan) pak Andi ini membuat saya berkesimpulan “kalau malas jadi mahasiswa (dgn gamparan2 itu), belajarlah sendiri dan buat caramu”,
yang mungkin disimpulkan sama oleh Nikola Tesla, Isaac Newton, Bill Gates, Steve Jobs, Larry Ellison, Mark Zuckerberg, dan bbrp org hebat dunia lainnya memilih berhenti jadi mahasiswa. π
Pandangan yg menarik π Bisa jadi demikian. Btw, kalau ini bikin lebih banyak orang Ina yang jadi pengusaha hebat. Saya senang π
dan cerita (gamparan) pak Andi ini membuat saya berkesimpulan “kalau malas jadi mahasiswa (dgn gamparan2 itu), belajarlah sendiri dan buat caramu”,
yang mungkin disimpulkan sama oleh Nikola Tesla, Isaac Newton, Thomas Alfa Edison, Albert Einstein, J.D.Rockefeller, Walt Disney, Bill Gates, Steve Jobs, Larry Ellison, Mark Zuckerberg, dan bbrp org hebat dunia lainnya memilih berhenti jadi mahasiswa. π
bagus neh gan
kenyataan bgt
no sinetron no ftv
hahaha
Sundul gan π
makjleb, maknyos, mantap π
Ma’asih π
Reblogged this on I'm Dafiqurrohman and commented:
Mahasiswa juga manusia. Tapi cobalah jadi mahasiswa yang mengkritik diri sendiri sebelum mengkritik orang lain.
naif sekali tulisannya..kelakuan saya pas kuliah nggak beda jauh ko..
nggak pernah punya catatan kuliah,copas tugas temen,rekayasa data pengujian buat tugas akhir,titip absen,dll
tapi saya ttp bisa di terima di perusahaan multinasional,bisa bersaing sama tenaga kerja dari cina,india sama eropa
toh perusahaan multinasional itu bukan perusahaan yang suci tanpa dosa juga kok,mereka semua pasti ada konkalingkong sama government,atau pake cara” kotor buat menjatuhkan kompetitornya
yang penting itu harus cerdas dalam mengatasi masalah,nggak terpaku dengan hitam/putih,baik/buruk..toh di dunia ini semuanya abu abu kok gak ada yang mutlak
satu-satunya yang saya setujui dari tulisan di atas itu hanya di bagian bahasa Inggris dan komunikasi lisan/tulisan,kalau punya bahasa inggris dan skill komunikasi diatas rata”, value kita pasti akan meningkat dan karirpun lancar
Thanks Mas Fathul π pengalaman yg menarik…
Terima kasih pak, semoga tamparan ini bisa jadi motivasi buat mahasiswa lain seperti saya π
Sama Mas π
super sekali π
saya merasa lebih kegampar sekarang π
π Ayo bangun Mas ..
Jadi intinya gak boleh mengkritik ya pak… rasanya kok gak demokratis banget…
Silakan mengkritik. Saran saya, jika mau mengkritik siapkan kritik dengan baik. Saya pro demokrasi. Saya juga menghormati mereka yang tidak setuju dengan saya π Terimakasih Mas Zanu, sudah berkenan membaca π
Insya allah pak, kalau Ane mengkritik biasanya gak pernah mencaci maki… π Kalau kritikan Ane dirasa kurang sopan Ane mohon maaf pak… π Beberapa point tidak setuju… tapi banyak point Ane terima sebagai gamparan…
Mas Zanu, sama sekali tidak masalah π Terima kasih sopan santun yang baik π
terima kasih atas gamparannya, ini baru hukuman yang edukatif.
Sama-sama Mas Rizky π
terimakasih pak…
My pleasure Mas Yusuf π
Reblogged this on Learn From Everything and commented:
luar biasa pak, ikut tergampar saya. ijin reblog ya pak π
Ana ketemu disini kita π
haha mbak ciciiii π
makasih pak sudah di tampar
Maaf ga sengaja *eh π
TOEFL? Twitter? FB? Path? Email? BB? wikipedia? paste? copy?
bukankah yg trjadi skrg sebab dari sebelum kita,
yg trjadi ditahun 2000an sebab perilaku manusia ditahun 90an,80an,70an.
Pak Habibie? lulusan luar negeri? beasiswa? berkomunikasi dgn baik?
Timor Leste???
orng bisu ??
orng cacat ?? gimana nasib mreka??
Hidup adalah pilihan,
belajar adalah pilihan
menjadi lbh baik adalah pilihan
“jika kita tidak bisa menjadi orang yg pintar, kita masih bisa menjadi orang yg baik”
ujar seorang yg berumur 20tahun penjual koran di persimpangan kepada teman-temannya yg berusia belasan tahun dan mereka hidup, belajar, mnjdi lbh baik di Jalanan itu pilihan
Setuju, hidup adalah pilihan. Memilih untuk berbagi, menerima, setuju dan tidak setuju. Saling menghormati.
Tulisan saya tentu saja tidak mewakili semua pemikiran saya tapi semoga bisa jadi bahan pemikiran orang-orang yang memang pada situasi yang tepat. Sebagian lain mungkin tidak melihat ini sebagai satu masukan. Kepada mereka saya menaruh hormat dan masukannya saya perhatikan dengan baik.
Motifasi yg cukup membangun
Komentar yg cukup melegakan. Terima kasih π
gamparannya ngena, keren!
Makasih Citra π
Saya kontan cenat-cenut, Pak. Terima kasih π
Istirahat dulu ya Finny π
alhamdulillah sampai komentar terakhir. Lega, ada orang yang peduli seperti bapak. semua komentar rata-rata di balas lagi. haha, terimakasih,, sudah menampar. π
Hani, maksih ya π saya coba balas tapi tidak semua. Syukurlah ada manfaatnya.
Salam kenal Pak Andi, waaaah keren nih ‘gamparannya’. Perlu banget, Pak, mahasiswa diberitahu seperti itu. Kayaknya ada senyam-senyum nih. Saya memang gatal dengan kemampuan komunikasi makhluk setingkat ‘mahasiswa’ hihihi
Semoga membawa kebaikan ya mbak Novi π
Jleb pak, terimakasih!
Sama2 π
sangat menggampar hati saya
Semoga tidak luka ya Intan π
Sebenarnya saya sudah terkena gamparan selama saya masuk ke dalam perusahaan bidang industri (tuntutan profesi sarjana teknik). Kalau dari bapak, ini yang kedua kalinya. Tulisan bapak sangat keras, tapi sangat sangat menggugah. Yang tadinya ngantuk, saat-saat ini mulai terbelalak, serasa terbangun karena mendengar suara petir (kaget).
Lebih baik digampar secara tertulis, daripada digampar beneran. Terima kasih.
Mas Taufiq. Terima kasih telah mengizinkan kata2 ini untuk menggampar π
Wah menarik nih pak dosen buat dijadikan bahan pelajaran ke depannya. Tapi maaf ga akan saya terapkan semua ya pak. Saya ga mau terlalu kaku jadi mahasiswa, disuruh dosen ini itu hanya ngangguk2 saja.
Juga kalau boleh kasih saran, tolong jangan terlalu mengeneralisasi mahasiswa kaya gitu semua ya pak. Jangan sampai orang2 yang punya keterbatasan ikut kegampar juga.
Terima kasih π
Tergampar oleh kata2 adalah perihal kesadaran si penerima kata2. Jika dia tidak dalam posisi itu, dia tidak akan tergampar. Makasih. Mas Kurniawan.
Mantap sekali, Pak… π
Maksih Mas Absul π
Ada beberapa bagian yg kena bgt. Hehe
harus mulai berubah, terima kasih untuk gamparannya π
Ayu, buanglah yg tidak bermanfaat π makasih
mahasiswa yang punya target jadi pengusaha setelah lulus, ga akan setuju dengan tulisan ini Pak,
saya pun tidak setuju dan sedih membaca ini, bahwa ada seorang yang sangat pintar seperti Bapak, masih berpikiran bahwa sukses adalah ketika setelah kuliah, lantas bekerja di perusahaan multinasional.
kalimat, “bos kamu”, “diutus kantor”, itu merendahkan sekali, Pak.
menurut saya, sebagai sarjana, terlebih sampai gelarnya memanjang di belakang nama, apalagi dari luar negeri dan sampai keliling dunia, ga sepantasnya cuma jadi “kuli” diperusahaan orang, apalagi perusahaan asing.
dan menurut saya, alangkah baiknya, jika Bapak lebih memotivasi agar sarjana-sarjana muda negeri ini punya impian, punya target untuk dapat membangun perusahaannya sendiri, menjadi pengusaha kecil-kecilan, lalu berkembang, dan menjadi orang besar.
Bukan mempertahankan mindset orang-orang lama: kuliah-kerja-nikah seperti ini.
satu kalimat penutup dari tanggapan saya Pak,
“Indonesia butuh pengusaha-pengusaha kreatif, bukan anak-anak muda yang justru memajukan perusahaan asing”
Thanks.
Mas Naufak, silakan baca pandangan saya soal kewirausahaan di twitt untuk mahasiswa baru. Terima kasih atas masukannya.
Saya percaya satu kata2 bijak “kata2 tak melukaiku, kecuali jika aku mengizinkannya” π
dosennya yg bego mendidik..,mhswa pintar karena gurunya klu mhswa kencing berdiri dosennya kencing berlari π
Ricky, terima kasih. Jika Anda hendak mengutip pepatah Indonesia, bunyinya tidak demikian. Itu terbalik. Tapi jika Anda mau membuat ungkapan sendiri, saya hargai π
Duh saya udah kebal ditampar, apalagi tamparan sepelan ini, gmn dong ini??
Tidak apa2 π silakan kembali bekerja/belajar Mas Andi.
Terima Kasih,
sudah menyuarakan jerit hati kami, dosen kecil yang ingin Indonesia maju …
dan terima kasih, sudah memberi teguran membangun … karena sebaga dosen, saya juga adalah “mahasiswa” (baca pembelajar) seumur hidup (y)
Maksih Mas David telah menyuarakan kejujuran π mari sama2 sedikit demi sedikit.
Reblogged this on when word can say.. and commented:
WOW!
Reblogged this on my emoticon.
poin-poin yang keren sekali pak andy.
sekali-sekali saya memang perlu digampar pak,
hehehe
Tamparan tanda cinta ini Dian π
memang benar apa kata para orang tua kita…
“jangan pernah menyepelekan hal kecil!!”
Indeed π
Abiz ngaca ya pak? Sok tau banget…
Leo, ya saya ngaca tiap hari π
Kalo boleh jujur selama jadi mahasiswa saya sangat anti dengan yg namanya titip absen. pernah saya lakukan dan sangat menyesal sekali. Alhamdulillah setelah itu saya ga pernah walau resikonya harus dimusuhi teman sekelas.
Terima kasih Alza.
Tamparan super. (dalam hati cuman “iya pak…, siap pak….nje pak”) haha
Terima kasih Mas Abu Hasan.
ijin share yaa pak…klo kata komentator bola indonesia “jebret” bgt pak…xD
Hidup Timnas! π
Assalamualaikum..
Salam kenal pa saya mahasiswa Teknik Petambangan Universitas Islam Bandung..
Terimakasih pa sudah sharing disini.. Saya sebagai mahasiswa sangat terasa ditegur dan harus menjadi lebih baik lagi..
Terima Kasih banyak pa..
Semoga saya bisa menjadi lebih baik lagi..
Salam Hormat saya..
Kessa Krisnan Puja Rama
Terima kasih respon positifnya Kessa.
Pak saya ini mahasiswa. Saya tunggu gamparannnya lagi
π Sabar ya.
Nonjok bangeettt Pak…..
Jangan sampai jatuh ya π Kalaupun jatuh, bangun lagi.
Reblogged this on Napak Tilas and commented:
*tertampar*
kok saya merasa “digampar” oleh anda ya Pak? keras sekali malah..
Maafkan π
saya malu bacanya π
aduh, mulai sekarang harus ganti nama email. dulu dibikin pas masih ababil alay sih
memang mahasiswa perlu digampar biar sadar…
Aduh.. maafkan π
Dear Pak Andi,
Terimakasih pak. Kebetulan saya lagi nasihat-nasihat sprti ini untukmemanfaatkan masa s2 saya.
Selamat berjuang, Yusri.
Ini gamparan buat kita semua yang seringnya pinter ngomong tapi pada saat yang bersamaan jarang merefleksikan apa yang kita omongkan. Poin nomer 25 persis sekali seperti pengalaman saya. Saya dulu sering minder karena hanya anak desa yang tidak punya apa-apa tapi punya mimpi untuk sekolah di Amerika. Dan saya membuktikan sendiri kalau “kaya” dan “gaul” tidak ada hubungannya dengan kesempatan sekolah di Amerika, ya walaupun belum melalui penelitian yang ilmiah sih hehehe. Intinya mimpi saya sekolah di Amerika menjadi kenyataan.
Mas M. Nazil,
Terima kasih telah berbagi pengalaman. Saya senang membaca ini. Selamat melanjutkan pendidikan dan semoga berhasil melewati tangangan dengan baik sehingga selesai dengan keberhasilan yang menyenangkan.
ini pertanyaan apa gamparan ? π
Sebagian menganggapnya sebagai pertanyaan yang menggampar. Sebagian lain menganggapnya lelucon biasa. Sebagian lagi tidak peduli sama sekali.
terima kasih atas gamparannya pak…
saya mahasiwa dan terkagum-kagum dengan tulisannya pak,tamparannya begitu berbekas dihati
Sama2 Andi. Semoga tidak menimbulkan luka dalam apalagi dendam ya π
Maaf Pak, pipi saya dua-duanya memerah karena terkena gamparan Bapak berkali-kali. π
Tapi terima kasih, karena gamparan Bapak juga saya jadi tersadar dari tidur saya…
Syukurlah Mas Prima. Ayo bangun sama2 π
Love it!
Ijin share ya pak.
Untuk orang2 yang bilang ini nggak berlaku untuk mahasiswa yang ingin jadi pengusaha, jangan lupa bahwa konsumen kalian, klien kalian, itulah bos kalian.
Jangan cuma terpukau dengan euforia enterpreneurship lalu lupa bahwa prinsip dasar bisnis pun sebetulnya untuk melayani kebutuhan konsumennya.
Dear Mynesha,
Terima kasih tambahan pandangan yg baik soal kewirausahaan π
Teringat sahabat saya yang membungkam deputy Hillary Clinton tahun lalu saat diskusi terbuka. Kebetulan dosen kami sering beri nasehat seperti di atas, jangan kalah sama mereka katanya. Kami selalu tertantang setiap ada delegasi asing. Terima kasih nasehatny pak
Wow.. Good job mate! Setelah berhasil berargumen dgn baik, saya dan Anda perlu belajar bekerja dengan baik. Mari sama2 belajar dan bekerja.
Pak Andri,
Saya pribadi merasakan seperti digampar bolak-balik di muka.
Ini bakal menjadi tolak ukur untuk perubahan buat Saya.
Terima kasih Pak, atas “GAMPARAN” kerasnya.
Salam
Rangga Pratama
Rangga, saya senang jika tulisan saya menumbuhkan semangat. Good luck!
really inspiring sir !! :’)))
gamparannya luar biasa hehe almost 100% true !! smoga kedepannya lebih baik :))
Mari kita berusaha lebih baik terus Faturrahman…
lebih menyakitkan daripada tamparan sesungguhnya pak
terima kasih pak
dan saya minta izin untuk membagikan tulisan bapak
Maafkan π silakan share, Gilang
Maaf gan, tapi dengan toefl 500 itu tidak mungkin bisa daoat beasiswa untuk belajar diluar negri
Sedangkan di tempat saya belajar nilai toefl yang sangat rendah harus 550 (dengan ssubject management)
Dan subject yang saya belajar sekarang membutuhkan ielts dengan rata2 6
Steven, untuk daftar beasiswa AAS (Australia), syarat TOEFL 500. Silakan lihat website resminya australiaawardsindo.or.id. Saya peraih beaiswa ini. Btw, untuk mengantisipasi persaingan, saya katakan ‘di atas 500’. Thanks sdh memberi informasi tambahan soal sekolah di luar negeri.
excellent, terima kasih
Makasih Mas Fajar π
wah artikel bapak jadi Hot Thread di kaskus! keren pak lanjutkan!
hehehe..
Oh ya? Saya malah ga ngikuti kaskus…
coba cek deh pak. π
Ya saya baca sekilas tadi http://www.kaskus.co.id/thread/5260ccb0128b46e159000000 ternyata dikomentari lebih dr 1000 org dlm dua hari. π
artikel bapak benar-benar menggampar saya.. terima kasih pak. saya jadi terbangun untuk jadi yang lebih baik lagi
Sama2 Bob. Syukurlah jika demikian. Saling mengingatkan ya π
Ijin share pak…biar yang tergampar lebih banyak π
Silakan Ralina π semoga tidak menyakitkan tapi menyadarkan…
hehehe mantap pak !
Saya juga suka emosi dan kecewa liat mahasiswa2 tawuran antar fakultas, demo2 ga jelas sampe bolos kuliah, apalagi mahasiswa/i yg ngekost, pacaran layaknya “suami istri”. Liat aja hukum karma berlaku pd anak2 mereka nantinya !
Apa mereka2 ga ingat dan kasihan sama orangtua mereka yg bersimbah keringat kerja seharian dan berhemat demi uang kuliah mereka ?
Yg komen songong, dimaklumi aja pak karena umur2 segitu ego dan hawa nafsu mengalahkan logika dan nurani…
Terima kasih Mas Andy. Mari bekerja.
Masya Allah! Keren, Pak. Ini rambu-rambu buat saya sebagai mahasiswa baru. π
Selamat datang di dunia kampus Mariza…
asleeee lah ini tulisan2nya hahaha
untung ane engga pernah demo2an~
Dosen pun juga banyak yang belum bisa menulis dengan benar. Saya menemukannya dalam soal-soal ujian yang mereka susun.
Saya pun masih terus belajar banyak sampai besok..
saya merasa tergampar,,,hehehe^^
keep study hard,,,^^! terima kasih atas gamparannya,,,
banyak yang statusnya mahasiswa dan Sarjana, masih saja sms menggunakan kata yang baik dan benar saja beLum bisa. Dari haL sepeLe (sms)
hahaha, ,
tamparan yang indah Pak π , bole saya share?
Terima kasih Widyo. Silakan sishare π
Saya juga pengen nulis, sekali-kali guru memang perlu digampar. π
Saya tunggu ya π
ternyata saya ini masih banyak kekurangan. Semoga saya bisa berguna dan menjadi berkat bagi bangsa ini. Terimakasih pak Andi karena tegurannya. Tuhan memberkati Anda
Terima kasih Yori. Saya menulis ini karena peduli dan tentu saja bukan karena sempurna. Kita sama2 belajar dan berbenah ya π
Msh mending anda yg tampar pak,,gmn klau suatu saat mereka “ditampar” org lain diluar sana? Setelah lulus kuliah dan kemudian bekerja, cari uang itu ternyata penuh perjuangan dan pengorbanan,, itu yg sdg sya alami skrg hehehe,,,salam sukses pak
Terima kasih Ridwan. Informasi ini menarik dan perlu dibaca teman2 lain. Sukses juga buat Ridwan.
wis artikel bapak jadi hot thread di forum kaskus, hebat pak! (y)
jadi pengen buru-buru buat jadi mahasiswa yang di idam-idamkan bapak. π
kalau bapak berkenan kasih info tentang dunia mahasiswa dan cara menjadi mahasiswa terbaik ke email saya pak π
Selamat bersiap-siap jadi maahasiswa ya Lutfi. Ikut blog saya. Semua yang saya tahu sudah dan akan saya tulis di sini.
Meskipun belum jadi mahasiswa, saya juga kena gampar. π
Ijin share ya π
Lebih baik digampar di muka daripada nanti di akhir π
Tulisan yang bagus, semoga yang membaca bisa memahami maknanya
Amin. Semoga Mas Soleh. Terima kasih ya.
Jadi sebelum mengkritik kebijakan UN harus bisa nulis di email dengan baik ya pak ?? begitu ??
π Saya berharap pemahaman yang lebih dalam dari sekedar pemahaman literal seperti itu.
hmmm jadi pemahamannya harus seperti itu , kasian juga orang awam seperti saya, menolak kebijakan UN tapi belum bisa nulis di email dengan benar, miris
Bahasa saya sarkastik. Intinya saya berharap masing-masing (termasuk saya) harus melihat ke dalam sebelum mengkritik karena seringkali kita melakukan kesalahan yang sama dalam tingkat dan konteks berbeda. Silakan mengkritik UN, tidak ada masalah. Bebas berpendapat kok. Salurkan pendapat Anda dengan baik. Saya dukung kebebasan perpendapat π
Bagus pak tulisannya. Sebenernya itu sebuah fakta mahasiswa di Indonesia Pak.
Tapi tidak sedikit juga Dosen / staff yang bekerja di bidang pendidikan lebih baik dari Mahasiswa Pak.
Semoga ini bisa jadi Bahan pelajaran bagi Kami Mahasiswa dan Bahan Introspeksi bagi para pengajar dan staff di bidang pendidikan.
Salam Mahasiswa…!!
Semoga Mas Fajar π
Waaahh sip pak… π
terima kasih pak. menambah semangat belajar bahasa Inggris.
Syukurlah Inten π
analoginya bagus, saya suka baca point per point tulisan ini π
semoga semakin banyak yang sadar hehe
Terima kasih Ardian π
Saya tahu artikel in karena ada yang share di Kaskus. Brilian Pak, karena sy rasakan fenomena ini sejak sy menjadi mahasiswa sampai sekarang menjadi pengajar mahasiswa. Tentu saja saat sekolah saya juga punya kemanjaan yang sama, dan menjadi masalah ketika mahasiswa melakukannya.
Kita bisa menjadi pengajar yang tak peduli. Hanya transfer pengetahuan, kasih soal dan nilai. Namun kita juga bisa jadi pengajar yang ingin anak didiknya mandiri dan bisa mencapai kemajuan.
Dan untuk inilah artikel Bapak berasal. Senang sekali ada yang bisa mengungkapkannya dengan baik, dan salam kenal dari saya ^_^
Mbak Idri,
Terima kasih telah membaca dan mengapresiasi tulisan ini. Betul, ini adalah pilihan kita sebagai dosen untuk peduli dan tidak. Saya meninggalkan perusahaan besar seperti Unilever dan Astra untuk menjadi dosen. Saya tidak punya alasan lain kecuali ‘passion’. Saya mencoba peduli. Salam kenal Mbak Indri. Keep in touch π
mampus gue,,
kena gampar,,
Maafkan π
Jleb banget nih tulisan. Giman bisa dapat score 500, ikut tutor toefl saja malas. Hiks, Thanks Pak’ izin reblog
Selamat kursus ya Anita π
Iya pak’ saya mendapat tampar bertubi-tubi hihi
Ayo bangkit π
Reblogged this on " Sebaik-baik Manusia adalah yang paling bermanfaat untuk Orang lain" and commented:
Jleb bgeet π₯
Walau saya tidak pernah kuliah, saya juga merasa tergampar dengan tulisan anda pak.. Dan mengingatkan saya pada adik-adik saya yang sedang menyelesaikan pendidikan mereka..
Ijinkan saya untuk share tulisan bapak ..
Terimakasih
Silakan Mbak Ayu. Terima kasih telah membaca.
Ironis sekali artikel ini ya. π
Sok idealis sekali.
mengajari & menyuruh orang pakai tanda baca & menulis yang benar.
Menulis blog saja tanda baca masih simpang siur. Titik di mana, koma di mana, petik di mana. Parahnya singkatan juga ada di sana sini. π
kapitalisasi huruf juga banyak yang tidak jelas (menyisipkan kata kata yang kapital semua maksudnya apa? biar kelihatan lebih jelas begitu. Seperti anak SD).
Maksudnya meletakkan hashtag di sini & di situ buat apa? Anda kira ini twitter? Atau anda kira hashtag tersebut akan dibaca & dimasukkan ke twitter? Bodoh sekali sih.
Berikut saya kutip beberapa baris dari artikel ini:
“Bangga bisa software & gunakan alat2 canggih?”
“Kamu orang sosial & malas belajar hal2 kecil di komputer?”
“DPR kadang studi banding untuk jalan2 doang.”
alat2? hal2? jalan2?
Serasa membaca koran di era sebelum disempurnakannya EYD. Geli ya? π
Berusaha mengajari orang ini & itu, dirinya sendiri tidak konsisten.
“tapi ini kan blog”
Justru dari blog juga tulisan anda akan diperhatikan. Kalau belum bisa konsisten menulis bahasa Indonesia yang baik & benar tidak perlu sok sok-an lah…
Sebelum mengajari orang, harap bercermin dulu, bung..! π
Malas rasanya berdebat dengan orang sok formal seperti ini. Menulis ID email pun dipermasalahkan. Orang ini tidak sadar ada banyak sekali orang sukses di segala bidang yang memiliki ID email & twitter yang alay/norak bahkan kepribadiannya pun juga norak & alay. Masing masing orang ada kekurangan dan kelebihan. Anda kira yang namanya alay cuma ada di Indonesia? Buka mata anda bung ! Anda kira cuma orang Indonesia yang tidak bisa menulis email? Anda kira cuma orang Indonesia yang tidak bisa berbahasa Inggris? Anda kira cuma orang Indonesia yang tidak bisa berdiskusi?
Buka mata anda bung ! Mahasiswa dan pemuda yang cerdas juga banyak di Indonesia ! Anda saja yang tidak menyadarinya, karena anda menulis blog tanpa referensi jelas cuma dari opini pribadi anda yang secara sempit menalar tidak ada juntrungannya.
Ketika perusahaan perusahaan besar sekelas Google, General Motors, Lockheed Martin, Microsoft, Boeing, Apple & sistem sistem pendidikan mulai berusaha menembus batas batas formalitas, ini orang malah sok-sok-an dengan formalitasnya, menulis blog saja masih acak-acakan. π
Terima kasih Rahasia π
Saya tidak perlu diskusi dengan orang-orang rahasia π Mungkin pembaca lain bisa komentar.
“Anda kira yang namanya alay cuma ada di Indonesia? Buka mata anda bung ! Anda kira cuma orang Indonesia yang tidak bisa menulis email? Anda kira cuma orang Indonesia yang tidak bisa berbahasa Inggris? Anda kira cuma orang Indonesia yang tidak bisa berdiskusi?”
Lantas itu wajar jika orang Indonesia tidak bisa? Apa salahnya jika orang Indonesia bisa lebih baik?
Saya rasa penulis menulis tulisan ini bukan untuk menjelek-jelekan mahasiswa. Jika anda cerdas, pikiran anda akan lebih terbuka. Bukan malah berpikir selalu berpikir negatif.
Bisa tunjukan bagaimana perusahaan-perusahaan yang anda sebutkan menembus batas formalitas? Mereka menembus batas itu hanya disaat promosi kepada publik, tapi untuk melakukan presentasi, mengirim e-mail dengan atasan, saya rasa mereka masih berlaku formal.
Sebelum berkomentar, harap berfikir dulu, bung..! π
Heiko, terima kasih atas ulasan yang baik. Saya dengarkan kritik dengan baik. Yg penting mari kita fokus pada hal2 baik yang bisa kita pelajari. Saya punya satu pandangan soal ini https://madeandi.com/2013/10/12/mengistimewakan-para-pembenci/
Kelihatan banget kalo si “Rahasia” orang yang bodoh, dari tulisanya pun sangat terlihat bodoh dan kurang kerjaan ha ha ha
Makasih Mas Afwan. Mari kita bergerak maju dan mencurahkan energi untuk hal-hal baik. Terima ksih sudah membaca dan dukungan Mas Afwan sangat berarti bagi saya.
Anda takut dikritik? Komentar saja harus anda moderasi?
Ironis sekali artikel ini ya. π
Sok idealis sekali.
mengajari & menyuruh orang pakai tanda baca & menulis yang benar.
Menulis blog saja tanda baca masih simpang siur. Titik di mana, koma di mana, petik di mana. Parahnya singkatan juga ada di sana sini. π
kapitalisasi huruf juga banyak yang tidak jelas (menyisipkan kata kata yang kapital semua maksudnya apa? biar kelihatan lebih jelas begitu. Seperti anak SD).
Maksudnya meletakkan hashtag di sini & di situ buat apa? Anda kira ini twitter? Atau anda kira hashtag tersebut akan dibaca & dimasukkan ke twitter? Bodoh sekali sih.
Berikut saya kutip beberapa baris dari artikel ini:
“Bangga bisa software & gunakan alat2 canggih?”
“Kamu orang sosial & malas belajar hal2 kecil di komputer?”
“DPR kadang studi banding untuk jalan2 doang.”
alat2? hal2? jalan2?
Serasa membaca koran di era sebelum disempurnakannya EYD. Geli ya? π
Berusaha mengajari orang ini & itu, dirinya sendiri tidak konsisten.
“tapi ini kan blog”
Justru dari blog juga tulisan anda akan diperhatikan. Kalau belum bisa konsisten menulis bahasa Indonesia yang baik & benar tidak perlu sok sok-an lah…
Sebelum mengajari orang, harap bercermin dulu, bung..! π
Malas rasanya berdebat dengan orang sok formal seperti ini. Menulis ID email pun dipermasalahkan. Orang ini tidak sadar ada banyak sekali orang sukses di segala bidang yang memiliki ID email & twitter yang alay/norak bahkan kepribadiannya pun juga norak & alay. Masing masing orang ada kekurangan dan kelebihan. Anda kira yang namanya alay cuma ada di Indonesia? Buka mata anda bung ! Anda kira cuma orang Indonesia yang tidak bisa menulis email? Anda kira cuma orang Indonesia yang tidak bisa berbahasa Inggris? Anda kira cuma orang Indonesia yang tidak bisa berdiskusi?
Buka mata anda bung ! Mahasiswa dan pemuda yang cerdas juga banyak di Indonesia ! Anda saja yang tidak menyadarinya, karena anda menulis blog tanpa referensi jelas cuma dari opini pribadi anda yang secara sempit menalar tidak ada juntrungannya.
Ketika perusahaan perusahaan besar sekelas Google, General Motors, Lockheed Martin, Microsoft, Boeing, Apple & sistem sistem pendidikan mulai berusaha menembus batas batas formalitas, ini orang malah sok-sok-an dengan formalitasnya, menulis blog saja masih acak-acakan. π
Santai kawan, tidak perlu nulis dua kali π
Gamparannya mantep banget pak Andi.
Saya jadi sedikit termotivasi buat laporan & tugas akhir.
Terima kasih.
Syukurlah Indra. Semoga cepat lulus ya π
Saya udah ga ngerasa kena gampar lagi tapi kena injek dan ketiban whiteboard. *brb kursus TOEFL*
Bangun Putu π
Terimakasih atas tulisannya yg sangat bermanfaat dan dapat lebih membuka pikiran saya pak.
Saya adalah murid SMA di Bandung. Saya ingin bertanya pak ;
1. Saya bukan lah siswa unggulan, tidak pernah masuk 10 besar. Tapi saya rasa saya memiliki keunggulan di bidang berorganisasi dan bersosialisasi. bagaimana menurut bapak cara untuk menyeimbangkan organisasi dan akademis?
2. Terkadang saya sering merasa pesimis, bagaimana cara mengatasinya?
sekian dan terimakasih
1. Orang yang bagus di organisasi sesungguhnya punya potensi untuk mengorganisasi dirinya sendiri. Ayo temukan itu.
2. Lakukan hal-hal kecil yang membut Anda senang dan bangga karena telah berbuat sesuatu. Lakukan kebaikan kecil setiap hari sehingga Anda bisa tidur dengan senyum. Jika ini dilakukan setiap hari, percaya diri akan muncul, optimisme akan tumbuh.
skeptis
π
Reblogged this on Fika Almira Firdaus.
Halo pak, buat saya pribadi sebagai mahasiswa tingkat dua ini jadi bahan refleksi & jadi semangat dalam menghadapi tantangan masa depan untuk mengurangi penggangguran terdidik. Saya kira teman-teman saya juga musti liat ini, maka dari itu saya mau izin share dan rencananya saya berniat bikin video-nya kalo diizinkan. Terimakasih. Salam, Taufik NH
Ide yang bagus. Silakan buat media lainnya. Tentu harus menyebutkan sumber dg benar ya π
Pastinya pak, nanti saya kirim juga hasilnya sebelum dipublikasikan. Terimakasih
Benar-benar panas gamparannya pak!
Semoga para mahasiswa Indonesia sadar
Semoga membawa kebaikan π
Kenapa ?
Tidak bisa membalas ?
Internet itu tempat yang kejam bung !
Anda menulis artikel seperti ini apa anda tidak sadar ada berapa banyak orang yang ikut tersakiti karena anda melakukan generalisasi buta? Ibarat anda mengayun ayun pedang tanpa peduli siapa yang kena. Tapi anda tidak memberi solusi terhadap generalisasi yang anda lakukan.
Anda hanya menulis daftar tulisan tersebut tapi arahnya tidak jelas ke mana, ke anak alay, ke mahasiswa atau ke orang umum? Parahnya anda hanya menulisnya berdasarkan opini dan pandangan pribadi anda. Di mana wibawa anda sebagai seorang dosen yang seharusnya membawa paparan dan kajian ilmiah? Opini anda pun seharusnya dilandasi dengan data dan fakta yang valid !
Anda tidak perlu tahu siapa saya, apa prestasi saya, apa pekerjaan saya, di mana saya tinggal. Ini internet bung ! Kalaupun anda tahu, untuk apa? Mau apa?
Apa anda bisa jamin semua orang yang komentar di blog anda 100% pakai identitas dan foto asli ? Jangan naif bung, 60% ID twitter itu palsu, 85% ID email itu palsu, 60% ID facebook itu palsu !
Satu hal yang anda perlu tahu, saya bukan orang Indonesia, tapi saya bisa berbahasa Indonesia dan saya tinggal dan bekerja sebagai HRD di perusahaan multinasional besar di Indonesia selama 7 tahun dan saya yakin generalisasi yang anda lakukan sudah salah kaprah… !
Apakah saya pernah memaksakan mereka pakai bahasa Inggris? Tidak, saya justru lebih fasih berbahasa Indonesia dibanding bahasa Ibu saya ! Itu karena saya bekerja di Indonesia, dan bahasa Indonesia digunakan di sini ! Tidak perlu sok English dan formalis ! Di negara saya sudah tidak terpakai yang seperti itu.
Saya menemukan banyak pemuda pemuda cerdas di negara ini. Saya tahu banyak diantara mereka yang alay bahkan ketika presentasi pun mereka gugup, menulis email pun mereka ala kadarnya. Tapi mereka cerdas, kreatif dan bahkan banyak yang lebih bisa menyelesaikan masalah secara berkualitas dibandingkan pemuda pemuda dari negara saya yang notabene merupakan negara maju.
Tulisan anda hanya menurunkan semangat mereka, bukannya memoles dan memberikan kata kata positif dan sugestif, anda justru memberikan kata kata yang destruktif dan mencela !
Mungkin anda saja yang terlalu kejam terhadap mahasiswa mahasiswa anda, sehingga di mata anda mereka sudah terpatri sebagai mahasiswa dengan kesan yang seperti anda mau dan paksakan ! Anda berusaha mengubah citra mereka sesuai dengan kehendak kacamata anda sendiri sehingga hasilnya di mata anda, mereka itu pemalas, alay dan tidak akan sukses. Saya berkali kali menemukan dosen dan guru seperti anda ini. Dan pemikiran dosen dan guru seperti ini yang buruk bagi sistem pendidikan di negara kami !
Anda mungkin saja mencela mahasiswa yang punya IPK dan nilai TOEFL kurang, karena bisa jadi dia adalah anak dari tukang asongan yang buat beli buku dan akses internet saja sulit ! Untuk bisa masuk kampus pun perjuangan bagi mereka cukup sulit baik dari segi finansial maupun mental ! Lebih baik anda mengkritisi kualitas dosen dan pengajar ! Karena kalau mahasiswanya demikian, bukankah itu adalah cerminan langsung dari dosen dan pengajarnya ! Buka mata bung ! Apa yang salah dengan dosen dan pengajarnya ? Bagaimana bisa kampus sebagai lembaga pendidikan formal menghasilkan mahasiswa seperti yang anda kritisi ?
“Guru kencing berdiri, Murid kencing berlari”
Mahasiswa itu output yang ada di level paling hilir. Sebelum anda menulis seperti ini, ada baiknya ada mengkritisi kualitas, sertifikasi dan kinerja dosen terlebih dahulu ! Lebih baik anda mengkritisi kualitas kampusnya itu sendiri ! Lebih baik anda mengkritisi dahulu kualitas sistem pendidikannya ! Lebih baik anda mengkritisi dahulu kualitas akreditasinya !
Anda tidak perlu bicara beasiswa ini dan itu, yang anda perlu tahu saya memberi beasiswa kepada puluhan mahasiswa tahun ini, tapi tidak perlu saya meminta mereka terlalu formal atau macam macam ! Oleh karena itu tidak perlu saya menulis nama saya di sini, karena saya tidak perlu mencari muka !
Anda tidak tahu kehidupan mahasiswa / murid di luar kampus / sekolah, faktor ekonomi mereka bagaimana, keadaan keluarga mereka bagaimana, ketika mereka di rumah / mess / asrama / kos atau kegiatan lain di luar kuliah yang menjadi faktor penentu kualitas mereka belajar dan mengikuti kuliah, jadi menurut saya, lebih baik …
ANDA TIDAK USAH TERLALU BEGITU !
Makasih Mas/Mbak Rahasia. Masukannya bagus. Saya perhatikan π
Terima kasih telah berbuat baik pada mereka yang kurang mampu. Saya hargai.
rahasia,saya rasa pak Andi memang tak perlu membalas komentar anda yg “tak bertuan”..seperti kata anda bahwa dominan sekian persen orang yg komen disini palsu,lalu bisakah dipertanggung jawabkan “Satu hal yang anda perlu tahu, saya bukan orang Indonesia, tapi saya bisa berbahasa Indonesia dan saya tinggal dan bekerja sebagai HRD di perusahaan multinasional besar di Indonesia selama 7 tahun dan saya yakin generalisasi yang anda lakukan sudah salah kaprahβ¦ !” ? bukanny itu palsu seperti yg anda bilang? π
Thanks Razor.. Kita memang akan fokus pada kebaikan. Mari bergerak π
mari menggampar biar pada bangun dari tidurnya
Reblogged this on indri hapsari and commented:
Bicara, memang paling gampang. Apalagi kalau kita di luar sistem, tambah gampang lagi. Kalau ada perlawanan, langsung sembunyi, tidak bisa mempertanggungjawabkan.
Terkait dengan hal tersebut, mahasiswa terkadang jadi mahluk manja yang mau enaknya saja. Banyak hal deh, secara saya juga pernah jadi mahasiswa, dan melakukannya. Ternyata, bisa jadi masalah di masa depan kita.
Kami, para pengajar, memang bisa hanya transfer ilmu, lalu beri soal, kasih nilai, selesai. Namun pembentukan karakter juga kami pedulikan, karena kami sayang.
Jadi, ngga usah marah kalau ‘digampar’ dengan tulisan Bapak Dosen ini. Semoga semua pihak bisa mengambil hikmahnya ^_^
Sadarkah anda, ada berapa pengunjung artikel ini? Coba anda buka dashboard blog anda, dan cari tahu !
Ada berapa yang komentar?
Pengunjung artikel dikurangi jumlah yang komentar adalah mereka yang sudah anda buat down, yang sudah anda “gampar” tersebut dan mungkin di hati mereka sakit tapi mereka tak bisa membalas !
Anda perlu belajar dulu bagaimana cara mengajar tanpa mencela seperti ini. Anda perlu belajar bagaimana memberikan nasehat dengan pendekatan persuasif, bukan pendekatan destruktif seperti ini !
Yang ada justru mahasiswa begitu melihat anda langsung antipati terlebih dahulu dan malas mengikuti kuliah anda ! Bagaimana saya mau belajar, kalau anda sudah terlebih dahulu mencela ?!
Terima kasih sarannya Mbak π Saya perhatikan.
Selamat malam mas Andi. Saya baru saja membaca tulisan mas di Kaskus. Saya tertarik dengan judulnya, tadinya saya berpikir mungkin isinya tentang sebuah kasus yang sedang terjadi antara mahasiswa dengan orang-orang disekitarnya, tapi ternyata isinya tentang cara seorang dosen mendidik mahasiswa melalui tulisan. Setelah membaca dan menyimak setiap tulisan mas diatas, saya sependapat dengan isi tulisan itu tapi isi dari tulisan tersebut tidak bisa mewakili keadaan mahasiswa secara menyeluruh karena bagi mahasiswa yang sungguh-sungguh menjalankan studinya dengan baik pasti akan merasa keberatan. Sebagai refleksi dan cerminan bagi generasi berikutnya untuk menjadi lebih baik serta semakin bisa berkompetisi dalam hal-hal yang positif, tulisan ini sangat bagus. Kalau melihat tayangan di televisi tentang demo anti korupsi dan lain-lain yang dilakukan mahasiswa, saya teringat tentang “analogi jari tangan” (satu jari menunjuk pada orang lain tapi tiga jari lainnya menunjuk pada diri sendiri). Saya berpikir jika nanti orang-orang itu sudah lulus dan menempati posisi yang sama seperti orang-orang yang mereka demo saat ini, apakah mereka bisa menghindari korupsi dan lain-lain? apalagi mereka sudah menempat posisi wuenaak dan “basah”. Apakah negara ini nantinya akan menjadi lebih baik ketika mereka yang menggantikan posisi para pemimpin saat ini?? Saya salut dengan cara mas Andi membalas kritikan yang tidak sependapat dengan tulisan ini, tapi menurut saya itu hanya segelintir orang yang merasa tertampar tapi tidak mau mengakuinya dan tidak bisa dikritik. Saya mohon ijin share tulisan ini ya mas, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi banyak orang. Kalau boleh usul, mungkin kritikan tentang pola penulisan seperti “hal2, jalan2” dan yang lainnya bisa diperbaiki agar tulisan diblog mas lebih mantab lagi. Saya tunggu tulisan mas yang lain yang lebih “greget” lagi. Terima kasih mas. Salam.
Bang Hendry yang baik,
Terima kasih atas masukannya yang baik, berisi dan disampaikan dengan bahasa yang santun. Saya menghargai masukan Bang Hendry. Saya sudah sunting beberapa bagian tulisan di atas agar tidak mengandung terlalu banyak ‘kesalahan’. Meski demikian, ini adalah pilihan sadar saya untuk menggunakan bahasa sarkastik. Saya harap pembaca justru akan lebih cepat menangkap maksudnya.
Terima kasih atas apresiasi dan masukannya. Silakan dibagikan ke siapa saja. Saya dengan senang hati melayani kritik dan berterima kasih karena itu yang membuat saya menjadi lebih baik. Meski demikian, saya ingin mencurahkan energi saya lebih banyak kepada mereka yang mendukung dan merasa mendapat manfaat dari tulisan ini. Sukses selalu Bang Hendry π
Syukur saya tidak mendapat tamparan ini :D! Semoga saya tetap dijalur yang benar. Post bapak ini sangat mencerminkan mahasiswa Indonesia saat ini. Semoga banyak mahasiswa yang ikut membaca post ini agar mereka cepat sadar. Tamparan yang didapat ketika membaca post ini mungkin sakit namun setimpal :D.
Terima kasih Krystal. Syukurlah Anda tidak tertampar π
Begitu hebat GAMPARAN bapak buat mahasiswa Indonesia. Begitu banyak mahasiswa sekarang yang sok-sok mikir politik, namun tugas mereka sebagai mahasiswa dilupakan. Ijin share pak.
Terima kasih Naffi. Intinya adalah menyeimbangkan. Saya setuju kok mahasiswa memahami dan peduli politik asalkan punya pemahaman yang baik.
Nah pemahaman baik itu yang perlu di kembangkan pak. Semoga bisa memberikan kontribusi pada Bangsa ini. Tidak hanya berbicara dengan kritikan, namun juga dapat memberikan solusi. π
Setuju Naffi. Terima kasih ya π
saya yang masih mahasiswa S1 merasa tertampar, terima kasih Pak. hehe
Semoga tidak sakit hati ya Adi. Ayo kita belajar dan bekerja.
Gamparan yang cukup kena ke hampir semua generasi muda saat ini menurut saya, bukan hanya para mahasiswa. Dan para pejabat yang korupsi dan tidak benar itu dulunya mahasiswa juga, jadi sebisa mungkin mahasiswa sekarang (generasi muda pada umumnya) merubah kebiasaan-kebiasaan buruk ini.
Menurut saya “gamparan” bapak baik dan semoga niat bapak lebih baik lagi. Setiap orang punya cara penyampaian yang berbeda-beda.
Semoga yang merasa tergampar tidak turun mental-nya dan bisa jadi bahan introspeksi, untuk masa depan yang lebih baik.
Salam dari Bandung, pak Andi.
Terima kasih Mas Faisal. Ulasan dan pandangan Mas Faisal cermat. Setuju, semoga tulisan ini tidak justru melemahkan semangat.
Sangat” berguna sekali gamparan ini, terima kasih pak.
Sama2 Andri.
Terimakasih banyak pak :’-) itu menjadi modal semangat untuk saya
dan suatu ironi ketika banyak yang pendemo pencemooh tetapi dirisendiri
belum banyak dibenahi. suatu bahan perenungan π dan kita harus banyak melakukan improvisasi serta koreksi diri sendiri untuk membangun kearah yang lebih baik. thx pak π
Suksma Trimastini π
ini baru gamparan yang kerasa ampe ke hati dan membuat berpikir untuk maju terus… terima kasih pak gamparannya
Sama2 Mas π
assalamualaikum,,
waduh baca “ilmu gamparan” pak andi malam malam bgini,,bikin mata jadi melek,,sambil senyum sndiri mngingat masa lampau,,smoga ilmunya bisa saya ingat,,dan saya terapkan untuk saya dan anak saya.(mulai dr balita ,mungkin bisa dicoba kan π
Terima kasih.
Syukurlah tulisan ini jadi pengingat sesuatu yang baik mbak Ina π
great post!
Thanks Lisa π
terimkasih mas andi, karena anda telah menggampar saya dan membuat saya sadar.. hewhewheww..
mohon ijin pak untuk mencetak tulisan ini mau saya pasang di mading kampus saya, agar teman2 yang lain juga ikut kegampar.. tapi bukan gam[aran biasa, tapi gamparan yang mendidik.. hehe
Terima kasih Fajar. Silakan jika dianggap bermanfaat.
π terimakasih pak..
mohon maaf pak, anda saya panggil mas, π
kelihatan muda..:D
Haha.. Saya senang dipanggil Mas. Jadi terasa muda. Santai saja :))
true that π Mau kuliah di luar negeri mulai dri SMA atau S1 pun bisa kok ga perlu kaya ga perlu gaya
Semangat semua!
Thanks Nurul
Gamparan yang sangat keras
Semoga yg keras ini bisa membangun dan membangkitkan, tidak sekedar menyakiti, Adi π
Saya selaku mahasiswa pemalas merasa tergampar sekali pak
Terima kasih atas peringatannya membuat saya sadar.
Tapi saya heran terhadap komentar-komentar negatif di artikel ini,
Ini realita bung
Kalau kalian memang civitas akademika yang dapat berpikir, seharusnya jangan jadikan tulisan ini sebagai ajang menjelek-jelekan mahasiswa, justru jadikan sebagai tolak ukur untuk lebih baik lagi. Terima kasih.
Sering-sering ya pak membuat tulisan tentang mahasiswa, biar mahasiswa Indonesia makin sadar akan realita saat ini ^^.
Mas Faisal, terima kasih telah menjadikan tulisan ini sebagai pelajaran baik. Apapun yang kita lakukan pasti ada dua reaksi, suka atau tidak. Saya tidak masalah dengan komentar negatif itu. Komentar negatif membuat kita tetap menjejak bumi. Tulisan ini dibaca oleh 50ribu orang lebih dengan ratusan komentar positif. Komentar negatif tetap saya perhatikan tetapi saya tidak akan habiskan energi untuk itu dan mencurahkan lebih banyak perhatian pada mereka yang merasa artikel ini bermanfaat agar saya bisa memberi lebih banyak manfaat. Sekali lagi terima kasih Mas Faisal, mari kita bergerak π Tunggu tulisan lainnya ya.
Saya mahasiswa teknik pak. Jujur selama di kampus, saya hanya dijejali dengan hitungan, analisis, metode, dan sebagainya sampai akhirnya saya tergugah dengan tulisan bapak ini dan menyadari betapa pentingnya komunikasi yang selama ini saya abaikan. Terima kasih pak, saya jadi terdorong agar lebih bisa berkomunikasi dengan baik dan menempatkan cara berbahasa yang tepat pada tiap orang yag tentunya mempunyai karakter yang berbeda-beda π
Bima, Anda mahasiswa yang baik karena kerelaan mengambil pelajaran dari tulisan orang lain dan fokus pada kebaikan. You will be fine. Mari belajar.
Bismillah , baik pak . sekali lagi terimakasih . Sekarang masih proses belajar menjadi diri sendiri π
Ijin share pak.. Utk bhn mhs saya:-)
Silakan Rekan Reza. Salam saya untuk mahasiswa Anda ya π Mereka harus senang karena punya dosen yg peduli seperti Anda.
Saya mahasiswa tingkat 3 merasa tertampar bgt dengan beberapa bagian pak :).
Saya mau bertanya pak, sebenernya mahasiswa kuliah itu buat apa ya pak?
Soalnya ini soalnya kegalauan saya di tahun ketiga pak. Apakah kuliah cuman tujuan hanya untuk bekerja? Karena menurut saya perjuangan kuliah 4 tahun apalagi di engineering itu rasanya berat dan kalau menurut saya kalau cuman tujuan kuliah hanya untuk bekerja rasanya menurut saya agak sia sia aja karena perjuangan kuliah yg panjang hanya terbayar dengan kerja dan mendapat materi . Sebenernya tujuan utamanya mahasiswa itu apa ya pak? Mungkin ini pendapat saya pribadi karena ketika saya mencari jawaban itu melalui proses mengikuti organisasi, konferensi, dan sebagainya, saya merasa masih belum dapat jawaban yg cocok.
Matur nuwun pak π
mohon maaf kalo ada kata kata yg salah
karena saya hanya seorang mahasiswa yg sedang mencari arti hidup yg hakiki π
maaf juga pak kalo OOT π
Dear Mas Chairil,
Terima kasih sudah menyampaikan pertanyaan filosofis di blog ini. Saya tidak akan berpura-pura jadi orang yang tahu segalanya dan bijaksana. Seujurnya, sayapun masih terus mencari dan mencari. Saya percaya apa yang dikatakan oleh Steve Jobs, tetaplah merasa bodoh dan tetaplah lapar. Saya memaknai ini sebagai suatu kesadaran bahwa apa yang kita capai saat ini bukanlah akhir dari segalanya. Bukan karena kita tidak pernah puas, tetapi justru karena selalu melihat ruang perbaikan yang harus dipenuhi.
Bagi saya, ‘pencapaian’ terbaik dari seseorang adalah ketika dengan sadar bisa melakukan apa yang menjadi ‘passion’nya. Indikator sederhana adalah ketika bangun di pagi hari maka kita merasa bahagia karena akan melakukan apa yang kita senangi dan menjadi passion kita. Sekedar bercerita, saya kerja di Unilever ketika lulus dari UGM. Banyak yang setuju bahwa itu adalah pencapaian yang baik karena persaingan yang ketat dan imbalan finansial yang bagus. Setelah menjalani, saya tidak menemukan passion saya di sana. Meski begitu saya berusaha menarik pelajaran dari setiap kejadian selama bekerja sampai akhirnya saya melakukan pilihan sadar bahwa saya harus keluar. Saya pindah ke Astra di Jakarta meskipun ketika itu gajinya tidak lebih besar. Ada alasan lain untuk pindah yaitu demi keterpenuhan ‘passion’ saya terhadap pekerjaan. Saya menikmati kerja di Astra karena lingkungan yang baik dan teman-teman yang membuat kaya secara bathin. Setelah berjalan beberapa lama, saya kembali bertanya ‘apa yang ingin saya lakukan di masa depan?’ ‘puaskan saya dengan bekerja di dunia industri?’. Ada hal mendasar yang mengusik saya sampai akhirnya saya mengingat cita-cita saya ketika kecil. Cita-cita seorang anak desa yang ibu dan ayahnya tidak sekolah. Saya ingin berbuat hal kecil untuk pendidikan. Terdengar begitu klise, tetapi ketika itu, tidak bagi saya. Saat ada lowongan jadi dosen di Teknik Geodesi UGM, saya memutuskan untuk melamar dan diterima. Meskipun diliputi berbagai keraguan akan pilihan itu, saya coba mantapkan. Passion saya adalah berbagi. Itu saya yakini. Dengan menjadi dosen dan penulis saya merasa passion itu tersalurkan dengan baik.
Kita perlu uang. Itu pasti dan kita harus serius memikirkan itu. Tapi di luar itu, ada hal-hal lain yang juga penting. Jika kita diberi kesempatan oleh Tuhan untuk melakukan apa yang kita minati dan apa yang membuat kita semangat bangun di pagi hari sekaligus bisa memenuhi kebutuhan wajar kita secara meterial, maka itulah menurut saya yang patut disyukuri. Saya belum bisa jadi dosen yang baik karena selama ini masih lebih banyak di luar kampus karena harus belajar. Tapi saya niatkan untuk kembali dan pada akhirnya mencurahkan perhatian kepada tugas saya. Saya tidak hanya ingin mengajar tetapi belajar bersama bahkan dari mahasiswa. Inilah passion saya.
Banyak orang bijaksana mengatakan bahwa akhirnya gelar bukanlah sesuatu yang akan meningkatkan derajat dan kebijaksanaan kita. Saya setuju, memang bukan gelar tetapi proses pendidikan itu sendiri. Kita perlu menjamin kebebasan berpikir dan berimajinasi. Pertanyaannya, bisakah kita menjamin keterdidikan tanpa memperhatikan aturan administratif proses pendidikan itu sendiri? Saya adalah orang biasa yang tidak memiliki kemampuan folosofis memadai. Saya tetap percaya bahwa proses yang diatur sedemikian rupa tetaplah penting sambil menjaga pikiran tetap ‘liar’ termasuk untuk memikirkan apa yang mungkin tidak dipikirkan orang lain. Pada akhirnya menjadi sarjana adalah menjadi tahu apa yang tidak kita tahu dan tahu apa yang sudah kita tahu sehingga kita tidak berhenti belajar. Bahwa terminal yang kita rasa sebuah tempat perhentian tearkhir, sesungguhnya adalah persinggahan. Perjalaan kita masih jauh. Tetaplah merasa bodoh dan tetaplah lapar.
Silakan baca beberapa tulisan saya:
https://madeandi.com/2008/10/19/lentera-jiwa/
https://madeandi.com/2006/07/20/opera-padas-2/
https://madeandi.com/2009/07/03/she-is-nobody/
Maafkan jika terdengar menggurui. Tidak ada maksud demikian. Jika terdengar begitu, pastilah karena kekurangmampuan saya mengeskpresikan maksud dengan baik.
Terima kasih π
Terima kasih Pak Dosen π sangat menginspirasi
Kebetulan saya juga mhs UGM hehe
Sukses selalu untuk bapak π
Sama-sama. Kamu fakultas apa?
Saya di Teknik juga kok pak. Di Teknik Fisika π
Oh ok. Salam buat Pak Ahmad Agus ya π
terima kasih pak atas tamparan nya yang membangun π
Sama2 Mas Ichsan. Semoga benar2 membangunkan dan membuat bergerak.
Kritikan sangat membangun!thanks.
Thanks Mas Solehin.
Gak baca sampai habis sih, haha, penyakit kalo ketemu bacaan yang awalnya sepertinya menarik tapi setelah berapa baris ternyata membosankan, tapi kesimpulan awal saya sih, standar suksesnya di tulisan ini itu: bisa kuliah beasiswa ke luar negeri π
Terima kasih Mas/Mbak Manusia super. Terima ksih telah (tidak) membaca tulisan ini. Kesimpulan yg menarik.
Kwkwkwkwkw komentar di atas lebih menggelikan,, minta ditampar kali,, haha
Reblogged this on Akar Langit and commented:
ngangguk
Sepertinya boleh juga dipakai buat gampar anak-anak sekolah yang doyan tawuran
Silakan Mas Tri, tapi jangan keras2 ya π Semoga bisa menyentuh hati, bukan menyakitkan hati π
Terima Kasih pak. Bapak telah menyadarkan saya tentang hidup ini ternyata sangatlah keras. Dan harus bisa bertahan hidup. Terima kasih pak !
Terima kasih telah mengambil pelajaran yang Baik Fikri π Good luck!
mantap π bener banget tu π
This is incredibly awesome!
By the way saya masih pakai auto-correct untuk mengeja incredibly π¦
Masih perlu banyak belajar untuk mencapai 500 …
Anyway, thank you Pak Made
Suksma Made. Jangan khawatir, saya juga masih mengandalkan spell checker. Kalau rajin menulis, tidak akan terasa proses belajarnya karena jadi kebiasaan π Suksma.
Tuh kan, mau bilang spell checker saja sudah keliru tiang..
Tiang bangga kepada Bli Andi. Semoga semakin banyak orang Bali yang sukses dan intelek seperti Bli. Semoga saya bisa termasuk.
Selamat merayakan hari raya
Spell checker memang diikuti auto-correct biasanya. Tidak keliru kok. Mari sama2 bergerak dan belajar. Selamat Galungan nggih.
Pengen kuliah di kelasnya bli Andi π
Selamat Galungan juga …
Silakan ikut kelas saya kapan saja π
boss saya ga butuh itu semua, yg DIA minta cuman taat
Thanks infonya Ainul. Salam buat bosnya ya.
Bos saya adalah Bos anda juga…ga usah lewat saya salamnya pak…..tengadahkan saja tangan anda ke atas dan berdialoglah langsung dengan-NYA….tapi bos anda belum tentu bos saya
Oh siap π tadi saya sudah ngobrol. Beliau baik sekali.
gamparan yg Bapak sampaikan adalah renungan saya setiap saat dari awal saya masuk perkuliahan sampai sekarang ada di smster 5 jenjang S1, saya belum bisa apa-apa hanya saja saya selalu berusaha mencoba untuk bisa walaupun tidak sempurna.
Mari terus bergerak dan belajar …
mohon izin share y bapak, karena dapat mendongkrak semangat teman-teman..
π
terima kasih Pak..
Silakan Mayer π
salam kenal mas Andi,
betul-betul pesan yang menggampar !
status saya juga masih belajar (sampai mati). dan tulisan mas andi betul-betul inspiratif dan kental dengan kondisi nyata kita saat ini.
saya seringkali membahas masalah ini bersama beberapa kawan.
saat ini meski saya masih belajar, saya juga membantu berbagi ilmu dengan mahasiswa (kalau boleh tidak disebut mengajar, toh dosen pun seringkali belajar dari mahasiswa)
apa yang mas sampaikan sampai detik ini masih terasa di sebagian besar mahasiswa dan golongan pelajar. makin lama kita semakin malas. hampir semua copy paste, tidak mau bersusah payah.
tata bahasa pun sangat sangat rusak. saya seringkali tersinggung dengan bahasa alay yg dikirim oleh mahasiswa (dan lucunya kadang mahasiswa tersebut sudah berstatus pegawai, karyawan, ataupun pekerja, apakah mereka melakukan hal tersebut kepada pimpinannya ?)
apa yang ditempa selama proses belajar (khususnya dari SD s.d kuliah), akan dibawa ke kondisi kehidupan nyata nantinya. semisal, kita lihat sekarang kualitas pelayanan PNS negeri kita, sebagian ada yg sangat buruk, namun dengan dalih “sekali masuk PNS, akan digaji bahkan sampai setelah mati” menjadikan sebagian tersebut bermoral rendah. andaikata negara kita ada “government shutdown” seperti di US, tentunya mereka yang menganggap PNS itu pekerjaan yg aman dan nyaman akan berpikir dua kali.
banyak lagi contohnya, misal dari segi bisnis, dengan moral yang buruk, banyak orang memulai bisnis dengan niat yg buruk. berbisnis dengan licik, menipu, dsb.
menurut saya solusinya adalah, mari kita tidak saling menyalahkan. mulai perbaiki diri sendiri, saling menghargai, hindari hidup malas, dan tidak mudah menyerah. selain itu perlunya menanamkan nilai etika dan moral sejak pendidikan dasar, tidak hanya sekedar hapalan………..
maaf kalau terlalu panjang (sebenarnya ingin lebih panjang lagi, tapi takut mengganggu diskusi di blog anda)
salam
Mas Indra.
Terima kasih telah menyampaikan kejujuran sebagai seorang dosen. Silakan kontak saya jika ingin diskusi lebih panjang. Saya senang bisa diskusi lebih jauh.
Salam mas Andi Arsana,
Sepertinya terjadi kesalahan pada poin nomor 10.
“Bangga bisa software dan gunakan alat-alat canggih?”
Berdasarkan tata bahasa, Kalimat diatas sangat ambigu.
Harusnya: Bangga bisa mengunakan software (perangkat lunak) dan peralatan canggih lainnya?
Regards,
Terima kasih Mbak/Mas No Name
Ya Anda memahaminya dengan baik. Memang demikian maksudnya. Pembaca lain juga saya kira memiliki pemahaman yang sama. Next time jangan lupa kasih nama dan email ya. Saya lebih senang bisa kontak dan belajar langsung dari orang2 baik dan peduli seperti Anda. Sayang kalau tidak bisa dikontak. Thanks.
“Tentara kita tidak takut sama tentara Malaysia kalau kamu bisa kalahkan mahasiswa Malaysia debat ilmiah dlm forum di Amerika!”
masa blom ada siswa – mahasiswa indonesia yang menang debat, olimpiade lawan malaysia????
Sudah ada. Saya ingin lebih banyak lagi dan saya ingin Anda (kalau masih mahasiswa/siswa) dan saya juga bisa melakukannya π
A good thought indeed.
Sedikit mau mengomentari para komentator yang mengaitkan ini dengan wirausaha versus pekerja.
Pekerja itu setara dengan wirausaha, mirip dengan kalimat “percuma memiliki banyak pemimpin, jika tidak ada yang mau dipimpin.” Sebuah tujuan (whether it good or bad) akan bisa dicapai lebih maksimal (entah lebih cepat, lebih menyeluruh, lebih banyak sudut pandang yang terjawab) dengan sebuah tim yang solid dan tepat, yang tentu saja terdiri dari pemimpin dan yang dipimpin.
Seorang wirausaha yang sukses juga memiliki wadah/aturan yang meregulasi (dengan sudut pandang yang berbeda “memimpin”). Do Steve Jobs could succeed alone? I honestly doubt that. Sebelum walt disney membangun kesuksesannya, dia juga sempat bekerja kok. π
Perlu diperhatikan bahwa Self Employed – Worker – Investor – Entrepreneur semuanya punya peran masing-masing untuk kebaikan bersama.
Negara harus punya rakyat yang mau berkontribusi (“bekerja”) untuk negara, bukan berarti rakyat itu kecil, sebuah kontribusi yang kecil dari seorang rakyat bisa bermakna besar untuk negara, jika dilakukan di koridor yang tepat dengan maksud dan waktu yang tepat.
Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.
(In a multitude of words transgression is not lacking, but he who restrains his lips is prudent.)
Warm Regards,
CB
Terima kasih Mas Carter atas ulasannya yang baik. Komentar ini memperkaya pemikiran di blog ini.
Kurang ajar Made Andi ini! Main gampar sesukanya! Kena sasaran pula. Setidaknya untuk saya. Plak! Saya teruskan gampar ke teman2 mahasiswa STIEBBANK ya Mas. Suwun
He he.. monggo Mas Kunto π
Awesome! Terimakasih atas “gamparan” nya yang menyadarkan pak :))
Sama2 Fina π
Reblogged this on Siti Mugi Rahayu and commented:
Boleh juga nih usulan seorang Dosen yang menggampar mahasiswanya !
Saya suka gamparannya. Saya juga pernah mengkritisi perilaku korupsi mahasiswa di tulisan saya http://zamronyp.juhara.com/2012/08/mahasiswa-agent-of-change-oh-ya/ yang jujur saya juga lakukan semasa kuliah dulu. Tulisan tersebut sejatinya untuk menggampar diri sendiri.
Terima kasih telah berbagi Mas π maju terus.
Keren Pak, boleh share ya…..
Makasih, silakan Nurul π
keren om
yg jelas tak cuma dari sisi akademis, juga dari sisi moral dan religiusnya
karena toh moral juga berperan paling besar dalam pembentukan individu selain terus mengasah skill dan kemampuan untuk terus berkembang
tapi itu semua poin di atas, terimakasih bagus untuk ngaca sama-sama π
Setuju warm. Tetima kasih ya.
Saya merasa tertampar dan sadar klo saya ini adalah mahasiswa yang masuk golongan yang dimaksudkan diatas.
Tapi saya ada komentar tentang post bapak.
Pertama, mutu dan kualitas universitas dan kampus di Indonesia masih kurang bisa di ‘adu’ dengan (misal) yang di negara Singapur/Malaysia;
Kedua, sistem eduk