
- berkirim email memang perihal yang tidak terkait hidup mati tapi tetap penting. Kirim email ada etikanya. Mari kita simak #EtikaEmail
- Email itu semestinya ada salam sapa, isi dan penutup. Email bukan chatting. Kecuali sudah bebalas2an dalam satu topik. #EtikaEmail
- Kirim email pertama kali sebaiknya tdk terlalu panjang, apalagi kepada orang yg sibuk/terkenal. Jadikan pembuka #EtikaEmail
- Pada email pertama, jangan sibuk bicara diri sendiri. Pastikan Anda juga menunjukkan simpati/ketertarikan pada penerima email #EtikaEmail
- Pada email pertama, pastikan Anda menjelaskan bagaimana Anda menemukan email penerima agar jelas perkara dan ke mana arahnya. #EtikaEmail
- Penting bagi Anda untuk membaca tentang si penerima email (karya, pemikirannya) apalagi maksud email itu adalah konsultasi #EtikaEmail
- Bayangkan, Anda tiba2 tanya perihal yang umum dan sudah sering dibahas oleh penerima emial di blog/web. Anda terlihat kurang perhatian #EtikaEmail
- Hindari tiba-tiba kirim email dan tanya hanya satu baris tanpa salam tanpa perkenalan di email pertama. #EtikaEmail
- Gaul boleh, tapi bahasa email pertama sebaiknya standar/baku. Ini strategi biar aman. Kalau ternyata dia mau gaul, silakan di email berikutnya #EtikaEmail
- Pastikan kebiasaan menyingkat dan 4LaY tidak dilakukan saat kirim email pertama. Apalagi beda umur agak jauh #EtikaEmail
- Saya lebih senang menerima email dari orang asing yg mencantumkan smiley wajar jika perlu. Bukan “wkwkwk” atau “hehehe” terutama untuk sesuatu yang tidak lucu #EtikaEmail
- Jika bertanya, tunjukkan Anda sdh berusaha mencari jawabannya sendiri tapi belum berhasil. Langsung tanya bisa berkesan malas. #EtikaEmail
- Contoh: sy sdh baca X dan Y dan paham bahwa bla bla tapi saya msh kurang paham soal Z. Mohon memberi pencerahan #EtikaEmail
- Hindari menutup email dengan “mohon segera dibalas” apalagi “jawab segera”. Penerima email bisa hilang selera membantu #EtikaEmail
- Akun email jg penting. Bayangkan apa kesan yg timbul jk emailnya “n1en4cantique@gmail.com” padahal kirim email formal #EtikaEmail
- Jika email panjang, bagi dalam paragraf agar penerima email tdk kelelahan. Ini biasa terjadi jika kirim email dengan smartphone #EtikaEmail
- Meski kita sudah merasa mengenal seseorang dr tulisannya, email pertama tetap harus dengan perkenalan yg baik dan santun #EtikaEmail
- Email pertama? Banyaklah berkisah tentang karya, kiprah penerima email yg menurut Anda baik, bukan diri sendiri #EtikaEmail
- Ucapan selamat pagi, siang, malam tidak selalu tepat dalam email karena bisa beda zona waktu atau dibaca di lain waktu #EtikaEmail
- Salam selain keagamaan, salam yang netral misalnya “Salam dari Bali” atau “Greeting from Sydney” setelah Dear … #EtikaEmail
- Btw #EtikaEmail ini pendapat saya setelah mengamati belasan email dr orang asing tiap hari. Kadang lelah jika emailnya tidak baik
- Perlu diingat, penerima email mungkin menerima puluhan email lain. Jangan anggap Anda satu2nya orang yang dilayani 🙂 #EtikaEmail
- Suasana batin Anda saat bikin email belum tentu sama dg suasana batin penerima email. Coba berempati dengan bahasa yang baik #EtikaEmail
- Tidak semua orang ngerti/suka dgn “leh nal”, “bwat ap”, “maw tanya”, “aq maw”. Gunakan bahasa ‘normal’ setidaknya di email pertama #EtikaEmail
- Ini aturan umum: huruf besar semua itu artinya teriak2 dalam email. Hati2, disangka marah2 nanti 🙂 #EtikaEmail
- Sekali lagi #EtikaEmail ini subyektif. Beda usia beda persepsi. Beda profesi/pergaulan beda pemahaman. Yg aman: Gunakan bahasa baku. Sekian.
Setuju dengan semua yang anda tulis Pak Andi.. Jangankan anda yang saya yakin pasti tiap hari menerima email dari banyak orang, saya saja yang kadang baca sms dengan bahasa 4lay aja suka jengah, kesannya tidak sopan :d
Terima kasih Mbak 🙂
Artikel yang menarik, pak. Dan menurut saya, walaupun email perorangan, ada baiknya kita memiliki template untuk header & footer email yang berisi informasi lebih lanjut tentang pengirim untuk mengirim email.
thehendrynugroho.blogspot.com
Terima kasih. Ya saya setuju, identitas itu penting 🙂
Mungkin maksudnya signature ya, Pak Hendry?
Sepertinya demikian Mas Sandi.
Sependapat dengan Bapak. Saya juga yang termasuk ‘cerewet’ perihal ejaan dan susunan bahasa, baik di email atau pun yang lain. 😀
Cerewet tanda sanyang 🙂
Pengingat yang baik. Terlebih dengan etiket penggunaan email yang sering diabaikan, padahal pengaruhnya cukup besar.
Btw, dalam konteks kesopansantunan, istilah etiket lebih tepat digunakan. CMIIW. 🙂
Terima kasih masukannya Gumilangra 🙂
Saya sempat belajar etika email waktu kuliah dulu dan memang ilmu tersebut sangat berguna ketika saya sedang mengirimkan pesan penting kepada mitra kerja saya. Artikel yang sangat bermanfaat
Terima kasih telah berbagi pengalaman 🙂
Reblogged this on Taste To Think and commented:
etika beremail
Ini tampakny setengah curcol ya Bang. 😀 Saya pernah dapat email yang tiba-tiba to the point dan emailnya tidak akan pernah bisa dijawab (atau justru saya enggan menjawab). Sepertinya dalam berkirim email memang harus bisa membangun kedekatan dengan penerima email, sehingga percakapannya bisa terasa luwes. 😀
Setuju banget. Syukurlah saya mempertahankan email saya yang ‘resmi’ meskipun gratisan, dulu sempat akan dimatikan.
Setuju sekali, dan sangat berguna bagi kami yang akan selalu berurusan dengan semua orang penting dan semua orang sibuk (klien kami). Mohon ijin untuk saya share.
Reblogged this on hallomell.