Hebat karena diremehkan

Saya pernah menonton acara penjaringan bakat seperti Indonesian Idol, Indonesia Mencari Bakat, X Factor, atau acara serupa versi luar negeri. Yang paling saya suka adalah saat audisi pertama, ketika para kandidat memperlihatkan bakatnya untuk pertama kali di depan juri dan penonton. Suasana dan kesan dramatis akan muncul kalau ada kandidat yang mengejutkan penampilannya. Kandidat seperti ini biasanya istimewa karena ternyata penampilannya begitu hebat, jauh lebih hebat dari dugaan penonton dan juri.

Anda mungkin pernah melihat audisi Susan Boyle di Britain’s got talent. Selain karena suara emasnya, yang membuatnya tampil begitu istimewa sesungguhnya adalah Simon Cowell yang jelas-jelas meremehkannya ketika petama kali dia memperkenalkan diri. Kita bisa melihat dengan jelas air muka dan tanggapan Simon terhadap Susan yang tidak positif. Tidak hanya itu, banyak penonton bahkan tidak sungkan menunjukkan sikap mencibir ketika Susan belum mulai bernyanyi. Kita bisa merasakan atmosfer studio yang meragukan dan meremehkan Susan pada awalnya. Ketika dia mulai bernyanyi, suasana berubah 180 derajat. Semua mata terperanjat, semua hati terkejut dan terkesima. Ada rasa bersalah pada masing-masing orang karena telah meremehkan. Suasana menjadi begitu dramatis dan Susan menjadi sedemikian istimewa karena ternyata bisa melampaui harapan semua orang. Dia bahkan “menelanjangi” dan “menampar” siapa saja yang tadi salah duga hanya karena melihat penampilannya yang memang kurang meyakinkan.

Belajar dari Susan Boyle di Britain’s got talent, mungkin ada baiknya mensyukuri mereka yang meremehkan kita. Sikap meremehkan itulah yang pada akhirnya membuat keberhasilan menjadi dramatis dan berkesan luar biasa. Maka jika ada yang meremehkan kita, sesungguhnya dia telah menyediakan lahan yang subur bagi ‘Susan Boyle’ yang ada di diri kita untuk menyeruak ke luar, mengejutkan dan memesona.

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe View all posts by Andi Arsana