
Makan bisa jadi perkara yang tidak mudah bagi sebagian orang. Setiap kali makan hidangan di pesawat, saya teringat ibu dan bapak saya yang pasti akan kesulitan jika harus berhadapan dengan hidangan semacam itu. Makanan pesawat tentu aneh bagi lidah kampung mereka. Nama makanan yang ditawarkanpun pasti terdengar asing dan tidak mudah untuk dipilih. Jangankan ibu bapak saya, hal ini masih terjadi pada saya sampai hari ini
Makanan di pesawat hampir tidak pernah membuat saya merasa bergairah seperti makan makanan rumah, terutama yang dibuat ibu saya ketika kecil. Rupanya lidah seseorang dilatih untuk merasakan kenikmatan ketika dia kecil dan makanan ibunya menjadi standar yang akhirnya menjadi pembanding makanan lain yang dinikmatinya ketika dewasa. Makanan di pesawat jelas tidak masuk dalam kriteria makanan enak yang direkam oleh lidah saya. Maka, menikmati makanan di pesawat lebih sering menjadi kebutuhan saja, bukan sebagai ekspresi gairah.