Makan

http://www.sixthseal.com/

Makan bisa jadi perkara yang tidak mudah bagi sebagian orang. Setiap kali makan hidangan di pesawat, saya teringat ibu dan bapak saya yang pasti akan kesulitan jika harus berhadapan dengan hidangan semacam itu. Makanan pesawat tentu aneh bagi lidah kampung mereka. Nama makanan yang ditawarkanpun pasti terdengar asing dan tidak mudah untuk dipilih. Jangankan ibu bapak saya, hal ini masih terjadi pada saya sampai hari ini

Makanan di pesawat hampir tidak pernah membuat saya merasa bergairah seperti makan makanan rumah, terutama yang dibuat ibu saya ketika kecil. Rupanya lidah seseorang dilatih untuk merasakan kenikmatan ketika dia kecil dan makanan ibunya menjadi standar yang akhirnya menjadi pembanding makanan lain yang dinikmatinya ketika dewasa. Makanan di pesawat jelas tidak masuk dalam kriteria makanan enak yang direkam oleh lidah saya. Maka, menikmati makanan di pesawat lebih sering menjadi kebutuhan saja, bukan sebagai ekspresi gairah.

Continue reading “Makan”

Advertisement

Perpisahan yang mengharu biru

keluargaSaya sejatinya tidak mudah galau tetapi hari ini merasakan galau yang teramat sangat. Hari ini Asti, isteri saya, bertolak ke Bali untuk selanjutnya menuju Sydney tanggal 16 Januari nanti. Asti, seperti yang pernah saya ceritakan, berhasil mendapatkan beasiswa ADS dan akan memulai sekolah S2 di UNSW pada akhir bulan ini. Yang membuat galau tentu saja bukan kedatangan Asti ke Sydney yang justru saya syukuri. Yang merisaukan adalah Lita, anak saya, yang tertinggal di Jogja. Mulai hari ini Lita secara resmi terpaksa kami tinggal di Jogja dan kami sementara akan hidup di Negeri Kangguru. Saya tidak menemukan kata-kata yang dramatis untuk menggambarkan kegalauan hati kami.

Continue reading “Perpisahan yang mengharu biru”

%d bloggers like this: