Satu Rahasia

Berlin Reunion - http://www.nippertown.com/

Jujurlah bahwa sesungguhnya pernah ada urusan yang tertunda diantara kita. Saat gelayut waktu mengijinkan pertemuan itu maka tak kuasa kausembunyikan rahasia. Sebuah kisah yang rapi tersimpan, terpupuk hanya oleh rasa kagum dan galau yang menjadi satu. Ada pertanyaan yang tak pernah terjawab, mengapa waktu tidak meluluskan semua doa tentang harapan-harapan yang terasa hebat di masa muda? Tapi itulah maha karya sang waktu. Misterinyalah yang menjadikannya sempurna.

Aku menunda dan mematangkan rencana dalam rentang waktu yang tak kan sanggup kauterka. Bukan karena aku ringkih tertatih. Aku adalah ulat yang sabar untuk menjadi kupu-kupu. Juga untuk menunggu saat yang istimewa itu. Maka kaulihat dan rasakanlah ketika itu terjadi. Mungkin kau sangka para dewa turun menyaksikan dan merestuinya saat berhasil kita bebaskan keterkungkungan. Saat kita singkirkan segala norma yang mengekang dan hanya menjadi apa adanya. Kaurasakanlah ketelanjangan itu, saat kita tak hirau oleh rupa dan rasa. Yang melindungi adalah kejujuran yang sederhana.

Selasar itu dipenuhi alas-alas putih ketulusan. Tulus mengakui kelemahan, tulus menyadari kekurangan, dan tulus menerima pengkhianatan. Geliat-geliat itu dramatis karena di dalamnya ada segunung penasaran yang sekian lama hanya menerka-nerka. Gunung itu kini runtuh dan meledak menumpahkan puja, puji, caci dan maki. Kita mencoba-coba, mengulang dan menyempurnakan misteri di masa lalu saat jiwa masih muda. Tak usah kujelaskan dengan sastra, karena sesungguhnya itu karma. Karma yang membawamu kembali ke titik saat penasaran itu diciptakan di suatu senja.

Biarlah kusisakan satu rahasia karena dengannya wibawa ini terjaga. Suatu saat nanti, mungkin kita lukari bersama. Saat ulat telah menjadi kupu-kupu dan yang tersisa hanya kesempurnaan. Kesempurnaan yang dilukis dengan serpihan-serpihan ketidaksempurnaan. Saat itulah akan aku bisikkan tegas: yang kujaminkan bukanlah kehebatan tapi kesabaran.