Kembalinya si STNK hilang

Pagi itu saya dibuat panik karena STNK motor tidak ditempatnya. Singkat kata, STNK motor hilang entah ke mana. Yang saya ingat hanya satu, kemarinnya saya berkendara di sekotar Jalan Solo dan jalan kampus UPN. Kemungkinan besar STNK jatuh karena saya tempatkan di saku jaket. Usaha untuk mencari STNK itu pagi-pagi ternyata tidak berhasil. Saya merasa positif bahwa STNK itu hilang.

Usaha selanjutnya adalah mengabarkan kehilangan itu lewat Twitter. Ini sebenarnya tidak bisa diandalkan tetapi tentu tidak ada salahnya mencoba sesuatu yang tidak memerlukan usaha besar. Banyak kawan berbaik hati meneruskan berita kehilangan itu. RTnya banyak sekali, saya berterima kasih. Meski demikian, tidak ada tanda-tanda berita baik dari warga Twitter. Sementara itu saya masih tetap bertugas membantu Lita bersiap-siap ke sekolah.

Ketika saya sudah hampir lupa dan bersiap-siap melaporkan ke polisi, ada seseorang mengetuk pintu pagar. Pemuda itu naik motor dan membawa sebuah benda yang saya cari-cari: sebuah STNK. Katanya dia menemukannya tergeletak di sebuah perempatan dan segera mengecek alamat yang tertera di sana. Meski tidak sulit, mencari alamat pemilik STNK itu tentu memerlukan kesungguhan dan niat baik. Saya hanya bisa menyampaikan terima kasih takzim dan tidak berpanjang-panjag karena pemuda itu segera lenyap dari hadapan kami. Sebuah kebajikan yang begitu mulia. Hidup saya terbantu oleh niat baik seorang asing pagi itu. Saya jadi ingat kejadian yang mirip setahun lalu di Sydney. Saya menemukan sebuah Samsug Galaxy SII dan bersusah payah memburu pemiliknya sehingga HP itu berhasil saya kembalikan. Adakah ini buah dari benih kebaikan yang pernah saya tebar? Entahlah. Yang jelas, kejadian istimewa ini membuat saya masih tetap percaya pada kebajikan dan nilai-nilai luhur kemanusiaan.