Dalam sebuah percakapan di milis para blogger, seorang anggota baru bertanya tema apa yang sebaiknya ditulis di blog. Mengalirlah jawaban dari para blogger yang umumnya aktif menulis. Ada yang menyarankan untuk menulis kejadian sehari-hari, menulis hobi, menulis kegelisahannya, menulis alasannya melakukan sesuatu dan sebagainya. Dari yang sederhana seperti menulis pengalaman makan siang hingga nasihat yang abstrak berbunyi “be yourself“. Dari sekian banyak saran itu, ada juga saran cerdas “ngeblog itu bebas, termasuk bebas untuk tidak menulis apa-apa.” Jawaban ini sangat menarik.
Jika blog memang adalah catatan di dunia maya tentang atau dari seseorang maka “kosong” adalah juga catatan. Seperti halnya diam yang bermakna seribu bahasa, tidak posting di blog tentu juga menceritakan kisah tertentu tentang si empunya blog. Seorang blogger yang semula aktif menulis dan tiba-tiba berhenti selama dua minggu tentu bisa menceritakan betapa sibuknya hari-harinya. Kekosongan posting di blognya justru bisa bercerita lebih banyak hal yang mungkin lebih dramatis karena pembaca/pengunjung bebas merdeka mereka-reka dan merekonstruksi pergolakan pemikiran sang blogger.
Meski saya bisa menyetujui bahwa ketiadaan posting bisa menceritakan banyak hal, saya juga yakin bahwa penulis yang baik adalah mereka yang bisa menulis bahkan ketika kehabisan gagasan. Penulis yang baik, menurut saya adalah penulis yang bahkan bisa manghasilkan tulisan yang berkesan pun saat dia miskin gagasan.
a madeandi's life 