Bagaimana memilih jurusan dan universitas di luar negeri


Saya sering mendapat pertanyaan dari pejuang beasiswa luar negeri (biasanya Australia Awards Scholarship (AAS) atau dulu dikenal dengan nama ADS) yang bernada seperti ini:

“saya alumni jurusan xxx dari uiversitas yyy. Saat ini saya sedang bekerja di zzz. Jurusan apa yang kira-kira cocok untuk saya dan di universitas mana ya?”

Karena saya tidak bekerja sebagai konsultan pendidikan, pertanyaan ini tidak mudah dijawab. Lebih tidak mudah lagi karena bidang ilmu si penanya sangat amat jauh dengan apa yang sedang saya pelajari. Awalnya saya senyum-senyum saja menerima pertanyaan seperti ini dan di kesempatan lain ada perasaan kurang nyaman juga. Coba dibayangkan, misalnya, ada orang yang memiliki latar belakang aktuaria (jangan khawatir, saya juga tidak tahu barang apa ini) dan tiba-tiba mengirim email pada saya dan minta nasihat jurusan dan universitas yang tepat. Saya yakin seyakin-yakinnya si penanya ini tidak tahu bahwa saya adalah sarjana Teknik Geodesi yang pekerjaannya bercengkrama dengan peta dan sekali-sekali berurusan dengan perbatasan.

Lambat laun saya menjadi terbiasa. Tidak jarang ada email yang bertanya tentang penelitian ekonomi, linguistik, psikologi, olah raga hingga kajian gender. Percayalah, tidak mudah bagi seorang surveyor seperti saya untuk memberi masukan apalagi petunjuk studi yang tepat bagi para penanya ini. Tapi biasanya saya beri masukan perihal cara memilih jurusan dan sekolah. Maka ini saya tuliskan agar bisa dibaca lagi oleh siapa saja yang mengalami kesulitan serupa.

Jika bidang ilmu Anda seperti bidang ilmu saya yang tidak popular, urusannya biasanya lebih mudah. Di Australia, misalnya, tidak banyak universitas memiliki jurusan Teknik Geodesi atau ilmu bumi yang spesifik seperti yang saya pelajari. Akibatnya, saya tidak mengalami kesulitan dalam memilih jurusan dan universitas. Jika Anda belajar bidang ilmu yang sangat umum seperti ekonomi atau politik, misalnya, urusannya bisa jauh lebih rumit.

Pertama, seorang pelamar barus menentukan bidang kajian yang diinginkan. Jika belum tahu bidang yang diinginkan, berarti Anda perlu menentukan dulu. Diskusi soal ini tentu saja bisa tiga hari tiga malam tidak selesai, jadi saya serahkan pada Anda untuk menentukannya. Pertimbangannya tentu saja bisa terkait pekerjaan yang dilakukan sekarang atau pekerjaan yang diinginkan di masa depan atau passion pribadi Anda yang mungkin tidak selalu terkait dengan trend dan pekerjaan di masa depan. Silakan menimbang-nimbang dan kemudian menentukan. Percayalah, yang paling tahu hal ini adalah mereka yang menekuni bidang ini.

Jika sudah cukup jelas bidang yang ingin dikaji, mulailah membaca buku atau artikel jurnal atau koran atau laporan terkait bidang tersebut. Yang perlu diutamakan adalah publikasi ilmiah seperti jurnal terkini di bidang tersebut. Jika tidak punya akses terhadap jurnal ilmiah, bisa menggunakan Google Scholar. Coba cari bidang kajian tersebut di Google Scholar maka artikel yang muncul dipastikan adalah artikel ilmiah. Ini penting agar Anda terhindar dari informasi tidak sahih yang saat ini bertebaran di dunia maya. Dengan banyak membaca bidang yang akan ditekuni, Anda mulai tahu nama ahli dan juga institusi tempat ahli itu bernaung. Dengan begini, Anda mulai bisa meraba-raba, institusi mana yang nantinya menjadi pilihan. Jika sama sekali tidak punya gambaran apa yang harus dibaca, coba main ke kampus tempat Anda menamatkan S1 dulu. Coba ngobrol dengan dosen pembimbing atau teman yang jadi dosen sekedar untuk menyegarkan ingatan akan keilmuan Anda. Biasanya akan ada ide. Jika Anda sudah bekerja, ngobrol dengan akademisi ini sangat bagus karena kedua belah pihak akan untung. Anda disegarkan dengan teori mapan, sang akademisi juga mendapat perspektif yang segar dari ‘dunia nyata’.

Jika Anda akan kuliah dengan komponen penelitian yang banyak (Master by Research atau PhD) maka membaca jurnal ilmiah ini sangat penting. Ini bisa jadi modal untuk menghubungi professor sebagai calon pembimbing. Jika Anda akan sekolah dengan sistem coursework, maka membaca jurnal ini setidaknya bisa memberi gambaran institusi mana yang cocok. Jurnal itu tentu ditulis oleh seorang pakar dan pakar itu pasti bernaung di sebuah institusi. Demikianlah caranya menentukan institusi. Jika Anda belum menemukan mood membaca karena sudah terlalu lama berada di luar ruang kelas, coba ikuti seminar di bidang keilmuan Anda. Jika malas membaca, biasanya bisa dirangsang dengan mendengar dan melihat dulu.

Cara lain adalah dengan melakukan pencarian menggunakan mesin pencari seperti Google. Jika sudah yakin dengan bidang kajian yang diminati maka lakukan pencarian dengan kata kuncinya tertentu dengan tambahan pembatasan bahwa pencarian itu khusus untuk mencari universitas saja. Caranya adalah dengan menambahkan ekstensi domain yang sesuai. JIka mencari bidang ilmu/kajian di universitas Australia maka harus menggunakan ekstensi domain universitas Australia. Anda harus tahu bahwa domain institusi pendidikan di Australia adalah edu.au. Indonesia misalnya menggunakan ac.id. Amerika menggunakan edu, Inggris menggunakan ac.uk, Belanda menggunakan nl, Singapura memakai edu.sg dan seterusnya. Misalnya jika Anda ingin belajar aktuaria di universitas di Australia maka coba ketikkan di Google actuarial studies site:edu.au. Hasilnya adalah website institusi pendidikan di Australia yang ada ada kata actuarial. Jika ingin menkuni pemetaan atau geodesi di Australia, coba surveying site:edu.au. Ini akan memudahkan Anda untuk memilih.

Setelah mendapatkan website beberapa universitas, kunjungi website tersebut dan pelajari program yang ada di situ. Umumnya program mereka akan sangat lengkap, terutama ada silabus/kurikulumnya. Biasanya ada juga daftar mata kuliah dan isinya secara singkat. Dengan memahami ini Anda akan mendapat gambaran yang lebih jelas apa yang bisa diharapkan jika belajar di program/jurusan tersebut. Selain melihat programnya, perhatikan juga penelitian dan terutama publikasi dosen/professor di jurusan/program tersebut. Biasanya, di websitenya akan ada link yang menjelaskan staff/dosen/peneliti yang bekerja di tempat itu. Masing-masing staf akan dijelaskan sedemikian rupa, misalnya soal sejarah pendidikannya, ketertarikan penelitiannya dan publikasi terkininya. Dengan memperhatikan itu, Anda akan bisa memahami seberapa produktif staf di jurusan tersebut. Semakin banyak publikasinya, tentu semakin baik. Dari daftar publikasi itu Anda juga akan tahu seberapa cocok bidang yang Anda minati dengan keahlian orang-orang yang ada di jurusan tersebut.

Selain soal publikasi, biasanya ada juga berita terkait peran jurusan itu di masyarakat atau asosiasi profesi terkait. Misalnya, seberapa sering stafnya ikut konferensi, mengadakan workshop, kerjasama dengan pemerintah, punya proyek dengan dunia industri dan sebagainya. Semakin banyak hal tersebut, semakin bagus peran jurusan itu di masyarakat, artinya Anda boleh menduga bahwa semakin terjamin pula kualitasnya, meskipun ini tidak selalu benar. Jika Anda berencana belajar di universitas tesebut dengan beasiswa maka harus dicek apakah beasiswa tersebut bersedia mendanai Anda untuk belajar di universitas pilihan itu. Beasiswa ADS misalnya memiliki daftar universitas tertentu yang diijinkan. Jika hasil pencarian Anda tidak termasuk dalam daftar ini maka artinya Anda tidak bisa melamar Beasiswa ADS. Solusinya, pilih universitas lain atau pilih jenis beasiswa lain.

Untuk mengkonfirmasi kualitas suatu jurusan/universitas, coba juga cari orang Indonesia yang sedang atau pernah sekolah di jurusan tersebut. Caranya? Dengan menghubungi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di universitas tersebut. Belum tahu caranya? Coba gunakan Google dengan kata kunci “Indonesian Students” “University of X” atau “Perhimpunan Pelajar Indonesia” “University of X”. Jika masih kesulitan, coba lihat website oisaa.org dan cari PPI di negara yang dimaksud. Setelah ketemu kontak/website PPI suatu negara, coba tanyakan PPI di universitas yang Anda inginkan. Di Australia, misalnya, PPI itu berjenjang, mulai dari PPI Australia Pusat yang menaungi satu negara, PPI Cabang dengan lingkup negara bagian dan PPI ranting yang berada di suatu universitas. Jika yang Anda cari memang ada, pasti akan dibantu. Kalau saja Anda serius untuk melakukan pencarian ini dalam waktu 1 jam saja, saya yakin PASTI bisa mendapatkan kontak. Soal ada respon atau tidak, itu adalah cerita lain. Dengan jejaring social saat ini, mencari orang atau organisasi adalah pekerjaan yang sangat amat mudah.

Kadang ada yang bertanya, selain kualitas bidang ilmu tertentu di sebuah institusi, apalagi pertimbangan lain untuk memilih universitas. Salah satu yang sering dipertimbangkan adalah rangking universitas tersebut menurut standard umum, misalnya menurut Times Higher Education. Di Australia, misalnya ada konsorsium Group of Eight yg mengklaim sebagai delapan universitas dengan kualitas khusus di Australia. Anda mungkin juga ingin menjadi mahasiswa dari salah satu universitas tersebut untuk alasan kualitas atau prestise. Bagaimanapun juga prestise itu penting meski urusan kualitas diri itu seringkali adalah urusan diri sendiri.

Tulisan ini bisa menjadi satu buku yang sangat tebal karena ada banyak sekali pertimbangan dalam memilih jurusan atau sekolah di luar negeri. Yang ingin saya tekankan sekali lagi adalah bahwa memilih sekolah itu sebaiknya didasarkan pada riset mendalam yang dilakukan sendiri dengan kriteria yang ditetapkan. Beberapa kriteria itu sudah saya contohkan di atas. Yang jelas, bertanya pada seseorang secara singkat dengan kalimat “Universitas X dan Y itu bagus mana ya?” tidak selalu mendapatkan jawaban yang memuaskan. Untuk membandingkan, harus ada kriteria yang jelas. Tidak jarang calon mahasiswa mementingkan gedung yang mentereng atau lokasi yang strategis dekat pusat perbelanjaan dibandingkan jumlah koleksi buku/jurnal di perpustakaan universitas tersebut. Mana yang ingin Anda bandingkan? Sepemahaman saya, tidak ada satu institusipun yang segalanya lebih baik dari institusi lain. Rangking itu relatif, tergantung kriteria yang dipakai.

Sebelum bertanya, ada baiknya kita menyempatkan diri melakukan pencarian sendiri sebisa mungkin. Akan lebih baik jika kemudian kita bertanya pada orang lain dengan kalimat “saya sudah mengunjungi website universitas A, B, C dan D lalu membandingkan criteria X, Y, Z dari keempatnya. Saya kira Univesitas C ada di posisi yg lebih baik dari tiga universitas lainnya. Yang belum berhasil saya temukan adalah soal Z. Apakah Mas/Mbak bisa membantu saya mendapatkan informasi ini?” Berkaca pada diri sendiri, saya akan jauh lebih bersemangat membantu orang dengan gaya seperti ini. Saya yakin, banyak orang lain juga demikian. Selain ini bedampak sehat bagi orang yang ditanya, bersekolah pada dasarnya adalah sebuah proses pencarian mandiri. Latihan untuk Ini bisa dimulai saat mencari jurusan dan universitas yang tepat. Selamat berjuang.

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe

148 thoughts on “Bagaimana memilih jurusan dan universitas di luar negeri”

  1. selamat pagi Pak Andi,

    I like this post so much pak Andi,
    Bagi yg seharusnya bisa didapt sendiri mending lakukan dulu baru nanya…:)
    tapi syukurlah bapak sabar menjawb pertanyaan2 yg terkesan gak mau susah..

    salam

    1. Mau bertanya pak…..ini beasiswa sistemx skrg bgaimana saya bermaksud untuk mendaftar tp sy butuh informasi dgn jurusan saya apakh ada ilmu hukum

  2. hehehe, jadi malu krn bbrp waktu lalu nanya ttg prospek jurusan, krn ditolak sebuah college, sementara deadline beasiswa sdh dekat…panic mode on 😊. Thanks utk pencerahannya selalu, good luck, bli

  3. seneng banget bisa nemu blog-nya Beli yg sangat bermanfaat, suka sama post yg ini. Apa boleh minta saran juga? rencana mau daftar ADS, sudah nemu uni dan jurusannya 🙂

  4. Banyak orang Indonesia kurang terlatih atau terdidik untuk memiliki tujuan hidup. Biasanya mereka memilih jurusan S1 karena tuntutan orang tua. JAdinya kalau milih bidang studi S2 suka bingung.

  5. Terima kasih atas sarannya Mas Andi. Sungguh membantu saya dimana saya saat ini sedang merasa kesulitan memilih universitas yang akan dituju. Awalnya saya juga melakukan hal yang sama dengan yang disebutkan oleh Mas Andi, yakni menelusuri rangking universitas, bahkan saya melihat sampai ke course yang akan diajarkan pada saat perkuliahan nanti di tiap universitas yang memiliki jurusan yang nantinya akan saya ambil. Tetapi mungkin saya masih ingin mencoba mencari berdasarkan minat penelitian yang akan saya jalani nanti seandainya diterima. Salam.

  6. pak andi, saya mau apply beasiswa thn ini untuk program doktor. namun di area yg di prioritaskan ADS adalah education management, saya sudah mengunjungi beberapa website universitas namun belum dapat univ yang membuka prog. doctorate di bidang education management

  7. Tulisan pak andi sangat menginspirasi dan memotivasi saya untuk mencoba beasiswa sekolah ke luar negeri…. Makasih Pak Andi..

  8. Pak Andi yg baik,
    saya saat ini sedang bingung. saya sudah mendapatkan in support letter dari professor yang berasal dari department sosiologi. kebetulan untuk research S3 saya akan meneliti tentang perubahan masyarakat desa hutan. pertanyaan saya:
    1. kira2 dalam area of development priority apa yg harus saya tulis?
    2. apakah dalam purpose of study ditulis saja sosiologi atau yg dekat dengan itu yaitu Rural Growth? mengingat sosiologi tidak ada dalam purpose of study yg ditawarkan ADS.
    Terima Kasih atas jawaban yg diberikan

  9. pak andi, saya berencana apply untuk scholarship ads tahun ini.
    tapi saya masih kesulitan mengenai form dan dokumen2 yg harus dilengkapi. Apakah application form itu harus ada satu yang telah di legalisir?
    terima kasih sebelumnya pak.

  10. saya lulusan s2 ui jurusan kesejahteraan sosial dg peminatan perencanaan dan evaluasi pembangunan. Saya bekerja di kemendikbud bagian progam. saya ingin melanjutkan study s3. saat ini saya sedang aktif mencari beasiswa ke LN dan mempersiapkan proposalnya. Mohon saran tuk universitas yg sesuai dengan bidang linear saya di Australia. Namun sy lebih tertarik untuk meneliti di bidang manejemen pendidikan terkait permasalahan sistem pendidikan di Indonesia

  11. Pak Andi saya baru lulus S1 dan saya ingin melanjutkan S2 di luar negeri, seperti Brunei.
    Namun, saya masih belum mengerti cara mendaftar sekolah ke luar negeri.
    Bagaimana cara mendaftar di universitas luar negeri??

  12. halo, salam kenal tulisannya sangat berguna sekali,,kebetulan saya juga berlatar belakang geodesi n sudah coba apply tp blm berhasil, n kebetulan bkn di australia,,maksih infonya mas ternyata di australia ada ya,, cuman pengen tau aja nih spesiffik bid geodesinya apa ya,,,trims

  13. Salam Kenal Pak….Tulisan bapak sangatlah bermanfaat sekali…cuma saya belum menemukan yang akan saya tanyakan,…untuk melihat daftar universitasyang di cover ADS dimana pak ya ?
    terima kasih

  14. Salam,pak.. Mo tanya ttg pemilihan jurusan dan universitas ni. Bisa gak klo saya milih jurusan yg sama di uni berbeda? (misal: plihan 1: TESOL di Flinders Uni, pilihan 2: TESOL (jg) di UNSW?
    Mksh pak.. Good luck!:)

  15. Salam pak..saya liat beasiswa AAS ini prioritasnya bidang2 sosial. Saya ingin ambil S3 dalam bidang Information Technology. Apakah sy punya peluang yg sama?
    Satu lg pak…sy liat byk univ di Australia menawarkan Doctor in IT dan PhD in IT. Apa bedanya, bagusnya ambil yg mana, dan mana yg lebih cepat selesai ? Tq…

    1. Peluangnya jelas beda, makanya ada prioritas.
      Soal IT saya tdk mendalami, makanya saya kasih tahu cara memilih universitas. andayg harus memilih itu. Good luck ya, semoga dapat yg baik.

  16. Saya tertarik untuk mengambil jurusan Forensic Accounting, tetapi ternyata utk jurusan tsb di Australia hanya ada di University of Wollongong, saya membaca di beberapa situs mengenai peringkat universitas, University of Wollongong kurang bagus peringkatnya (dibandingkan ANU atau university of Melbourne), bgm kalau menurut pak Andi ?

    1. Peringkat universitas itu jelas penting. Setidaknya penting untuk diceritakan ke teman-teman di Indonesia 🙂
      Saya S2 di UNSW lalu dengan kesadaran memilih Wollongong meskipun secara peringkat memang tidak sebagus UNSW dan ANU (juga Melbourne). Saya memilih ini karena bidang ilmunya memang lebih baik di Wollongong. Meski demikian, saya tetap percaya bahwa kalau bisa ilmunnya bagus dan peringkatnya tinggi. Jika tidak, saya memilih ilmu/jursan/supervisor yg tepat, serta lingkungan yang baik. Peringkat universitas, pada akhirnya tidak banyak pengaruhnya pada kualitas kita 🙂 Good luck!

  17. salam pak…
    salam kenal saya Adib, berencana mengejar mimpi melanjtkan studi s2 di Australia melalui AAS.
    Educational background sy dari perikanan dari universitas S1 yg sama dengan bapak, dan ingin melanjutkan studi di bidang marine biology/conservation (secara hampir 2/3 luas Indonesia itu laut pak, hehe)

    Adapun pilihan universitas (berdasarkan informasi2 yg sudah saya telusuri) dan pertimbangan yg ada :
    1. James Cook Univ. (TROPICAL marine biology and conservation) karena mereka menyedikan tropical marine biology yang mana sama dengan keadaan tropis Indonesia, sehingga menunjang kebutuhan ilmu saya nantinya. apa benar di JCU tropis pak?

    2. Australian Maritime College (marine conservation and ecology) karena mereka institusi yg menyediakan study yang fokus ke bidang maritime tetapi dari segi world rank (source : webometric) mereka jauh di bawah WAU (Marine Biology) dan UNSW (marine science)

    khususnya untuk pilihan universitas kedua saya mohon pencerahan dari pak, karena bapak jg mendalami bidang maritim, ATAU mungkin ada pilihan universitas lain yg bapak suggest ke saya. terimakasih pak.

    salam kenal dari jogja.
    .

  18. terimakasih tulisanya beli, saya juga sedang berjuang untuk mempersiapkan diri untuk beasiswa ADS, semoga tulisan ini memberi panduan yang tepat untuk menentukan Universitas yang tepat dan terbaik untuk saya, karena saya juga termasuk awam dalam hal ini,,, sekali lagi terimakasih beli…

  19. terimakasih infonya. Oh iya saya mau tanya biasanya berapa ya biaya awal yg dikeluarkan untuk mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) dari universitas yg dituju? saya kebutulan ingin mengambil di The Queensland University. Mohon bimbingan

  20. maaf ada yang ingin saya konsultasikan, senang sekali jika pak Andi berkenan memberikan jawaban yang sangat saya butuhkan saat ini,
    1. terkait pemilihan jurusan/ bidang kajian yang diinginkan (untuk S2), apakah kelinearan dengan prodi sebelumnya (pada saat menempuh S1) berpengaruh dalam pertimbangan atau lebih diprioritaskan dalam penerimaan AAS?
    2. jika minatnya adalah bidang matematika, mungkin Pak Andi ada saran dapat dikategorikan ke dalam field apa karena dalam Priority Fields of Study (PFS) tidak ada bidang science.
    Terimakasih..

      1. Terimakasih jawabannya… Tapi itu jika pilihannya research ya pak Andi. jika rencananya coursework yang akan saya pilih, harus dengan bagaimana menyangkutpautkan keduanya? baik untuk menjelaskan keterkaitan antara prodi s1 dengan s2, maupun antara prodi matematika yang akan saya pilih dengan Priority Fields of Study. (karena tidak terdapat space untuk applicant menjelaskan)
        terimakasih..
        Salam,

  21. pak. saya baru lulus sma tahun ini. saya ingin mencari beasiswa di perth untuk s1 atau diploma. kira2 beasiswa jenis apa yang tersedia. karna ternyata ads itu hany untuk s2/s3. terimakasih

  22. Sebelumnya terimakasih pak utk informasinya yg sangat berguna. yg ingin saya tanyakan Pak, apakah bisa jika saat S1 lulusan di bidang teknik informatika, namun S2 nya melanjutkan di luar bidang ilmu sebelumnya?

  23. PILIH IPB ajah…
    wets, mungkin emang di kepala orang2 pas dengar IPB pasti lgsg nanya… Pertanian?? hello, ngapain coba kuliah di pertanian?… kumuh, nyangkul, petani, hutan, miskin, kuper atau apapun itu hal yg buruk2 yg ada di kepala kalian… sy cm mau bilang bahwa pertanian bukan cuma ttg hal2 itu guys… pertanian itu keren.. Ratusan juta rakyat Indonesia bergantung dari matapencaharian ini. Ratusan juta rakyat Indonesia hidup dari pertanian!
    Prospek?
    Jangan ragu. Kalau di bidang pertanian, IPB ngga perlu diberikan pertanyaan dan keraguan apapun. Mungkin yang ngga kalian tau, IPB punya kepanjangan lain lo.. Institut Perbankan Bogor! Percaya nggak? Haha.. Kembali ke temen2 kok percaya atau ngga.. alumni IPB adalah alumni yang dikenal membanjiri semua Bank! Bukan cuma anak2 dari Fakultas Ekonomi yang membanjiri Bank, tapi banyak yang dari jurusan lainnya seperti Fisika, Industri dsb juga turut bekerja di Bank. Jadi mohon maaf buat univ lain yang selama ini bernada protes ke IPB, kenapa ‘lahan’nya dikuasai IPB. Kata Pak Dekan, ‘ya jangan salahin anak2 IPB dong yang punya kemampuan di segala bidang..’. Haha.. Peace ah! :p
    Nah, tadi kan saya bilang Institut Perbankan Bogor, sekarang saya mau kenalin nama yang ngga jauh beda. Institut Pengusaha Bogor! Yah..! Here we are! Saya ngga tau harus nunjukin bukti yang mana untuk nama yang satu ini. Karena saya sendiri geleng2 kepala. Betapa jiwa bisnis dan pengusaha dari mahasiswanya, CRAZY! Semua dibisnisin. Bahkan ada temen sekelas saya, -padahal baru beberapa bulan kita di IPB- dia buka usaha di bidang peternakan, sampai dia dan teman2 grupnya, bisa masing2 beli laptop+motor sendiri dengan uang mereka sendiri! Gila! Seumuran saya bisa seperti itu.. tiap bulan entah berapa puluh juta uang masuk ke kantongnya.. Itu cuma dari angkatan saya. Angkatan2 di atas saya apalagi. Contohnya, pengusaha muda terbaik se-Indonesia, Elang Gumilang. Kebetulan si kakak ini alumni jurusan Manajemen, FEM IPB (jurusan saya, hehe..) Kalian bisa search sendiri ya tentang apa yang dibuatnya.. Biar saya ngga dibilang mengada-ada. 🙂
    IPB punya visi untuk menjadikan Indonesia negara dikjaya dengan kemampuan pertanian yang luar biasa! Mau turun ke lapangan langsung, atau di bawah atap gedung, IPB akan terus mengawal pertanian kita. Ciyeee… ahhaha..
    Baiklah, kembali serius. Kalo tadi saya jelasin tentang perbankan dan jiwa bisnis anak IPB, sekarang tentang pertanian itu sendiri. Untuk jurusan2 seperti Tekpang (teknologi pangan), gizi, teknologi industri pertanian, amat jelas lahan kerjanya.. bisa di BPOM, perusahaan2 makanan apapun itu, Nestle misalnya, perusahaan kopi, dan aaaah.. banyak deh!

    Akses IPB ke Luar Negeri?
    Where there is a will, there is a way! Bagi yang punya keinginan buat mengecap manisnya study di luar negeri, IPB jawabannya. Dosen2 kami hampir semuanya menyelesaikan S3 di luar, paling banyak kayanya dari Jepang. Mahasiswa? Sangat amat sering…
    trus yg khawatir masalah adaptasi di IPB karena dtg dari daerah, jangan khawatir adek2! IPB adalah t4 yg pas untuk kalian karena tahun pertama kita wajib asrama, jd kita bisa beradaptasi dengan teman2 baru lebih cepat dan lebih menyenagkan… mengenal anak2 dr seluruh indonesia…pokoknya masa asrama di IPB gak bakalan terlupakan…
    Biaya???
    Jangan khawatir, IPB adalah univ pelopor kampus dgn subsidi silang, jd SPP kita disesuaikan dgn penghasilan ortu kita…jd gak usah khawtir mengenai biaya… terlebih di IPB berseliweran beasiswa…

    Oh iya main2 ke website ini yah buat tau bnyak ttg IPB http://ipb.ac.id/

  24. mas andi, saya sangat berminat untuk mengikuti ADS, tapi setau saya, bukannya ADS itu membiayai yang 2tahun ya? sedangnkan jika S2 cousework itu kan 1 tahun. apakah bisa ya mas andi ADS yang master cousework. mohon pencerahannya. trims mas andi

      1. Tambahan aja mungkin, untuk coursework tidak selalu 1 tahun, malah lebih banyak yg 1.5 atau 2 tahun…saya sendiri lulusan coursework yg 1,5 tahun…kebanyakan teman seangkatan saya ADS 2009 ambil coursework 2 tahun. But dont worry 1 thn pun dibiayain ko…cheers

  25. Salam pak Andi…
    rencananya saya mau coba ikut beasiswa ADS tahun ini. saya lulusan S1 Teknik Informatika, maunya ambil S2 jurusan komputer/IT Apa bisa saya lanjut dengan jurusan yg sama ataukah harus mengambil jurusan/bidang studi prioritas spt yg ada di brosur.

  26. Selamat sore Pak Andi….
    Saya lulusan Teknik Sipil dan berencana untuk mengambil S2 dengan Priority Fields of Study nya adalah anti-corruption karena berkaitan dengan pekerjaan saya sehari2. Yang buat saya sedikit bingung pak, program ini diklasifikasikan dlm Master of Law, tetapi kriteria yg ada di websitenya mengharuskan background S1 hukum. Bagaimana saran dari Pak Andi?trims

    1. Kalau sekolah hukum murni di Aussie memang mewajibkan latar belakang hukum. Tapi bisa juga dipilih yg lain misalnya transnational crime prevention di Wollongong

  27. Salam Pak andi
    Saya ada ketertarikan untuk ambil kuliah di jurusan master business atau master management, apa betul AAS hanya memperbolehkan mengambil hanya di economics, dan untuk bisnis dan menejemen tidak di perbolehkan? Terima kasih pak

  28. Pak Andi, saya ingin mengambil s2 by coursework. apakah semua universitas rekomendasi AAS memiliki program by research maupun coursework? Karena beberapa website universitas yang saya buka tidak memaparkan apakah mereka membuka program by research maupun coursework. Mohon pencerahannya. Trims.

    1. Reny, saya belum sempat membaca informasi dari semua univ itu. Maaf saya tidak tahu persisnya 😦 Saran saya, cek websitenya dan tanya langsung ke kontaknya.

  29. Saya alumni brawijaya jurusan ilmu hukum, khususnya pidana. Saya sangat tertarik untuk belajar di Australia, karena saya pikir saya bisa mendapat banyak sekali pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman pada atmosfer pembelajaran secara internasional. Saya berminat untuk mendalami bidang perlindungan anak dan perempuan, dan HAM. Saya berniat untuk mengaplikasikan ilmu saya tersebut dengan bekerja di kementerian. Saya ingin apply untuk AAS, tapi saya kesulitan untuk mencari universitas mana,yang menerima AAS untuk coursework di bidang HAM.
    Mohon sarannya , pak. Terima kasih

    1. 1. Lihat daftar Universitas di from AAS
      2. Kunjungi web univ itu dan cari apakah punya kajian HAM
      3. Sulit? Silakan kembali ke saya. Nanti saya bayarin sekolahnya :))

  30. pak kalaw saya dari fakultas teknik.teknik mesin bagusnya di universitas mana pak?
    yang ada teknik outomotif pak.tolong infonya bak.makasih.pak..

  31. Wahh, maaf ya pak karena bertanya tentang Universitas yang cocok dgn Jurusan saya…hehe…
    Tapi sepertinya cukup banyak yang bingung dengan jurusannya, apalagi jurusan yang di ambil cenderung pilihan orangtua, sehingga seorang anak bingung,,arah tujuan jurusannya…heheh
    Terima kasih, pak. Bapak sangat membantu untuk informasi-informasinya.

  32. Bli Andi, saya berencana apply AAS 2015. FYI, latar belakang S1 saya di ilmu pendidikan dan pekerjaan saya saat ini tentang pengembangan industri kreatif perkotaan di bawah salah satu pemkot. Saya berencana untuk S2 dengan pilihan research di Creative Industries Faculty QUT atau cw di Master of Development Practice di UQ. Yang menjadi pertanyaan saya, kedua jurusan itu mensyaratkan latar belakang pendidikan harus yg linier, apakah saya perlu mencoba daftar dulu ke kedua jurusan tersebut? Atau biarkan AAS yang mengatur itu semua jika seandainya saya lolos AAS? Mksh Bli … 🙂

  33. Selamat siang pak andi..mohon bantuanya bagaimana cara mendaftar beasiswa untuk s2 pendidikan bahasa inggris mohon bantuanya.terima kasih.

  34. Kalau kriterianya ini pak bagaimana?
    “Universitas mana sajalah, pokoknya yang mau menerima saya apa adanya”

    *Kriteria pendaftar galau yang sering ditolak 😀

  35. waaah, pembahasannya benar2 melebihi ekspektasi. Dari tulisannya, tergambar betapa Pak Andi sangat sabar, cerdas dan intelek. Semoga terus menginspirasi Pak, mempermudah jalan orang lain, niscaya Tuhan selalu mempermudah kita ^_^

  36. salam kenal pak andi, asal makassar ya? soalnya ada Andi nya gitu, hehe.
    ouppss maaf, saatnya serius. membaca blog bapak sungguh sangat bermanfaat, utamanya buat saya yg sedang galau.
    saya, alumni s1 dan s2 jurusan pendidikan bhs.inggris. mengenai pemilihan jurusan, sy prnh konsultasi dgn salah satu teman dosen yg lulusan s2 ADS. beliau berkata, pilihlah jurusan yg paling sedikit di minati plus univ yg ‘kecil’ saja. pertanyaan:
    – apakah pilihan jurusan yg tdk linear dgn s1, s2, punya peluang jg utk lulus beasisw?
    – katanya, “pilih jurusan yg tdk diminati org byk dl, stlh lulus baru bisa konversi, apa benar itu pak?
    – apakah mungkin ada rekomendasi univ yg paling mudah utk ditembus pak?

    terimakasih banyak pak

    1. Tergantung priority Development area. Saya nggak hafal semua jurusan di ANU jadi ga tahu apakah semuanya masuk di PDA AAS. Coba cek, sesuaikan dg formulir. Lagipula saya tidak sekolah di ANU, jadi ga punya pengetahuan komprehensif tentang ANU. Maaf ya 😦

  37. Terima kasih atas tulisannya. Dulu saya tidak tertarik meneruskan pendidikan dan dulu bahkan saya tahunya beasiswa itu untuk yang tidak mampu, jadi kalau mampu sekolah di Indonesia, jangan ngeles cari beasiswa. Ternyata beasiswa bisa juga untuk yang berprestasi. Ah, banyak penyesalan, tapi ya sudahlah.

    Karena tahu bahwa banyak yang saya tidak tahu, saya mulai iseng cari informasi tentang beasiswa, dan baru saja sadar, beasiswa kan cuma bantuan finansial. Kamu mau sekolah di mana? Program apa? Itu semua baru kepikiran, dan saya pun merasa tertampar lagi.

    Saya pun kemudian mencari-cari program, ternyata sulit sekali. Program untuk pasca sarjana seringkali jauh lebih spesifik dan tentunya berpengaruh ke kata kunci dan hasil pencarian. Misalnya saja kata kunci psikologi masih terlalu umum. Ternyata ada yang menawarkan program terkait psikologi tapi tanpa kata itu, misalnya Marriage and Family Counselling, Child Education, dan masih banyak lagi. Alamak, betapa banyak peminatan di psikologi dan saya belum tahu sebetullnya saya ingin berkancah di mana. Gimana mau lanjut belajar kalau minat saja tidak bisa menentukan?

    Kacau sekali tahap awal pencarian saya. Saya jadi teringat dengan teman-teman yang saat ini studi di luar negeri. Bukan ngiler dengan kata “luar negeri”-nya, tapi saya kagum karena saya baru sadar betapa banyak persiapan yang harus dibuat jika kamu ingin belajar ke luar. Tingginya biaya pendidikan membuat kita berusaha mempertimbangkan dengan matang–dan hal ini sama sekali terlewatkan oleh saya ketika menentukan jurusan studi S1.

    Akhir cerita, ya saya baru sadar, bahwa sebelum lanjut S2, kelihatannya saya perlu menyadari dulu apa minat saya, di bidang apa saya ingin berkecimpung. Rencana saya sekarang kerja sembari menggali potensi diri, dan berharap apa yang saya temukan selama beberapa waktu bekerja ini akan membantu saya menjuruskan apa yang sebetulnya saya inginkan.

    And I just want to say.. Benar, Pak. Tulisan Bapak benar sekali >_>

    Sebelum saya tutup, saya ada pertanyaan, Pak. Dari pengalaman Bapak sebagai konsultan pendidikan, barangkali Bapak sedikit-sedikit tahu tentang medan pendidikan di suatu negara. Nah, apa program S2 terminal di US memang sedikit ya, Pak? Teman-teman saya kebanyakan ke UK atau Eropa, jadi kurang tahu yang di US, tapi mereka bilang program master banyak yang menawarkan. Mereka bingung waktu saya bilang saya susah menemukan program master (thok) di US. Sejauh ini yang saya lihat lebih banyak program S2-S3 (rangkap maksudnya) ketimbang S2 saja.

    Terima kasih.

    1. Terima kasih Anisa. Tulisan yg sangat amat baik. Hasil kontemplasi yg dituturkan dg cara yg mencerahkan.

      Ada s2 thok di US. Semua univ punya 🙂

  38. Terima kasih bli, atas sharing infonya.. sangat membantu saya yg masih ‘meraba-raba’ minat pribadi n kesesuaian dgn pekerjaan skrg.
    Selagi msh status cpns, saya mencari info sebanyak2nya dan mempersiapkan diri n keluarga.
    Semoga tahun 2016 sdh mantap untuk mengajukan beasiswa..

  39. salam pak andi
    saya sedang proses ingin mencari LOA di australia klo boleh tanya univ apa ya pak yang recommended untuk teknik kimia terima kasih 🙂

  40. Assalamu alaikum wr.wb.
    salam sejahtera pak andi, informasi yang bapak tulis di blog cukup lengkap untuk mendapatkan informasi mengenai apa yang di persiapkan dan finishing, ini sangat membantu saya, saya baru 3-5 bulan sudah membaca mengenai beasiswa AAS, in membuat saya semakin memacu diri saya untuk mendaftarkan diri,
    Alhamdulillah saya menemukan beberapa universitas dengan jurusan saya
    terima kasih banyak pak andi
    maaf pak saya baru lulus tahun 2015, untuk dapat informasi update dari pak andi mengenai beasiswa AAS, karena sangat ingin kuliah di luar negeri termotivasi dari guru, dosen, video yang berburu beasiswa
    sekali lagi terima kasih pak andi
    wassalamu alaikum wr.wb.

  41. Salam geodet pak.. hehe
    Pak saya jg S1 geodesi, saya berniat mu lanjut S2 beasiswa d australia, namun memang saya masih belum bnyk tau, jurusan ap yg bagus n univ dsna. Bisakah bapak kasih masukan?
    Saya jg msh mmpertimbangkan jurusan apa yg mu saya ambil, bs jd saya ingin keluar dr bidang saya namun msh terkait. Terima kasih bapak. :)..

    1. Bisa beri saya definisi ‘bagus’ itu maksudnya apa? Yang dosen2nya ganteng/cantik atau yang AC-nya bagus? Atau yang parkirnya luas? Atau yang publikasinya banyak? Kalau yang terakhir, bisa periksa di websitenya.

  42. Salam Pa Andi. Mau tanya ni …kalau di Wolonggong University ada master by coursework untuk Education Management ngga ya?

  43. Salam Pak Andi. Maaf pak saya ada beberapa pertanyaan, mohon dibantu jawab..

    1. Apakah bisa jika seorang lulusan Sastra (semisal sastranya bukan sastra inggris, tapi sastra laln semisal Sastra Rusia) mendaftar di AAS ini? Saya ingin sekali mengikuti seleksi AAS ini dan sudah diniatkan dari dua-tiga tahun lalu ketika saya masih kuliah. KIra2 peluangnya bgaimana?

    2. Saya berencana ingin mengambil (Master) International Relations di UniMelb, kira kira bisa tidak ya dari jurusan sastra? *dan lagi-lagi bukan dari Sastra Inggris?

    3. Saya juga tidak berasal dari wilayah timur, tapi dari wilayah Sumatera, dan juga bukan pns (masih fresh graduate). Peluangnya kira-kira bgaimana?

    4. Setelah saya research, UniMelb lumayan tinggi IELTSnya utk jurusan IR yang 7 (CMIIW) , menurut bapak jurusan IR yang bagus namun lebih rendah IELTSnya dari Uni Melbourne apa ya pak? (mksdnya bisa kasih rekomendasi?)

    Terima kasih atas informasinya sebelumnya pak. Salam 🙂

  44. pak saya mau bertanya. saya ingin mengambil AAS untuk s2 biomedical scince, fokus research sy selama ini adalah diabetes. akan tetapi prioritas aas yang sy lihat adalah “prevention of communicable disease”. diabetes ini tdk termasuk communicable disease, tapi yang agak mendekati public health, tapi di public health kebanyakan tdk berurusan dengan biomedical science (urusan laboratorium). menurut bapak apa saya bisa mencentang yang public health? mhn jawabannya pak

  45. Dear Mr. Andi
    Thank you so much for this article. Saya sangat tertolong dan membuka wawasan saya tentang persiapan untuk mengambil S2 di luar negeri.
    Berhubung saat ini saya sedang bekerja, saya mencoba mencari beberapa universitas yg menyediakan online learning. Ada beberapa universitas yang sudah membahas email saya, tapi beberapa dari email tersebut masih kurang detail tentang prosedur pembelajaran dan jadwal pastinya. Jadi bisakah bapak memberi saran atau solusi atau alternatif lain?

    Thank you

    Best regards
    Marli

  46. Dear pak andi, saya ingin bertanya saya merupakan lulusan s1 jurusan ilmu politik. Dan saya rencananya ingin mengambil psikologi untuk mendapatkan gelar master coursework psikologi. Apakah memungkinkan untuk mengambil jurusan tersebut?

    1. dari informasi yang saya baca, kita bisa ambil jurusan yg berbeda dgn waktu kita S1.tapi ada syarat setidaknya kita ada pengalaman di bidang yg akan kita mau kuliah nanti

  47. pak andi,saya mau nanya nih.. Kan bidang prioritas beasiswa aas kan ga ada tuh yg sm dengan jurusan kuliah s1 saya,apakah bs bebas memilih jurusan untuk apply beasiswa ini atau ada ketentuan khusus ya? btw,saya lulusan s1 sains matematika jadi rada bingung mau milih matematika lg tp tidak ada pilihannya dibidang prioritas beasiswa ini..
    Makasih pak 😀

  48. Bli Andi, terimakasih atas sharing tulisan Anda.

    Saya ingin menanyakan pendapat Anda sebagai seorang yang telah memiliki pengalaman untuk kuliah berbeasiswa di luar negeri.
    Bagaimana peluang diterima di salah satu uni di Australia jika lintas jurusan? Maksud saya jurusan S2 yang ingin saya raih tidak linear dengan jurusan S1 saya.

    Singkatnya, saya memiliki pendidikan terakhir sebagai S1 Farmasi dan telah menjadi seorang Apoteker. Namun, saat ini saya bekerja di ranah pendidikan anak. Saya sangat tertarik dan terpanggil untuk memperdalam bidang pendidikan anak ini dan berniat meneruskan S2 saya pada jurusan Children Intervention atau Children Education.

    Boleh minta pendapat Bli Andi soal peluang saya diterima di salah satu uni di Australia dan peluang saya meraih beasiswa AAS?

    Mohon pencerahannya.
    Terimakasih banyak Bli.

  49. Terima kasih atas informasinya.
    Saya juga ingin menanyakan apakah ada kriteria pelamar yang diinginkan oleh AAS dan juga jurusan seperti apa yang manjadi prioritas?

  50. pak Andi, saya mahasiswa kebidanan yang ingin melanjutkan pendidikan ke s2 tapi magiester kesehatan, apa ada pakk,, terima kasih,

  51. bli,mau nanya nih… Beberapa alumni ADS/AAS ada memilih jurusan finance di universitas australianya,itu masuknya priority fields of studynya apa? Apakah economics? Saya masih bingung,takutnya salah paham.. Terima kasih.. 🙂

  52. Bli’ Andi, mau tanya kalau saya mau mengambil S2 dari jurusan yang berbeda (saya dari DIV Bidan Pendidik ingin mengambil S2 Kesehatan Masyarakat), haruskah saya langsung menghubungi terlebih dahulu sebelum mengisi formulir pendaftaran pada universitas terkait untuk bertanya /memastikan apakah universitas tersebut mengijinkan untuk saya dari jurusan DIV Bidan Pendidik mengambil S2 Kesehatan Masyarakat di Universitas tersebut?

    Karena saya takut langsung ter-black list bila salah mengisi formulir.
    Terimakasih sebelumnya.

  53. Selamat malam Bpk. Andi. Terimakasih atas tulisan bpk yang sangat bermanfaat. Saya ingin bertanya, kira kira universitas apa yang bagus untuk melanjutkan s2 pendidikan bahasa inggris di Australia? Saya sudah membuka website universitas Gof8 tapi saya kesulitan untuk menemukan jurusan bahasa inggris. Apakah mereka tidak menyediakan jurusan bahasa inggris secara umum? Terimakasih jawabannya pak.

  54. Selamat sore pak, saya berencana akan mengikuti program S2 beasiswa AAS 2021 nanti. Saya saat ini bekerja di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak pak, tetapi dasar pendidikan saya d3 keperawatan, lanjut s1 keperawatan dan ners. Saya bingung untuk menentukan jurusan pak, apakah sebaiknya saya ambil jurusan kajian wanita dan gender yang sesuai dengan pekerjaan saya saat ini atau saya ambil yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak sesuai dengan pendidikan saya (untuk beasiswa AAS ini tidak disediakan jurusan keperawatan dan juga setiap saat saya juga kemungkinan besar bisa dipindahkan dari tempat saya bekerja). Mohon sarannya pak, terima kasih banyak untuk masukannya pak…

Bagaimana menurut Anda? What do you think?