Sejak minggu lalu, tanaman hias di ruanganku mulai berbunga. Di gedung PBB, kejadian seperti ini rupanya tidak sering sehingga menarik perhatian. Mencium aroma bunga yang semerbak dari ruanganku, hampir semua orang terusik dan penasaran. Setiap beberapa menit ada saja orang yang datang ke ruanganku untuk melihat bunga itu. Komentarnya senada, menunjukkan kekagumanan dan keheranan yang tinggi. Suatu saat Direktur Division for Ocean Affairs and Law of the Sea mampir dan menyatakan apresiasinya.
Ketika aku dan Sampan, perempuan Thailand yang seruangan denganku, tidak sedikitpun merasaan keistimewaan, orang-orang penting yang adalah petinggi PBB datang silih berganti menyaksikan kejadian “biasa” itu. Tentu saja memang tidak istimewa meyaksikan tanaman itu berbunga yang di kampung ada di mana saja dan bahkan menjadi tanaman pagar. Ketika sesuatu menjadi keseharian, dia bisa saja kehilangan keistimewaannya.
Setiap kali datang, masing-masing menyatakan apresiasinya yang serius. Ada yang membahas aspek biologisnya, ada yang mengulas Feng-Sui-nya sebagai tanaman keberuntungan, ada juga yang menyatakan keprihatinannya karena tanaman tersebut tidak berkembang leluasa karena sudah menyentuh langit-langit ruanganku.
Aku sendiri dan Sampan sering hanya tersenyum menyaksikan ulah para curator tanaman itu. Diam-diam belajar juga tentang makna keistimewaan dari sudut pandang berbeda. Mengapresiasi adalah satu dari kewajiban hidup yang tidak mudah dilakukan, ternyata.
Hi Andi
I never know, what did you refer my name.
But I knew it should be good.
good job.
Sampan