Mungkin berlebihan jika saya katakan Indonesia heboh karena Presiden SBY memilik akun Twitter baru karena memang ada banyak sekali orang Indonesia yang bahkan tidak tahu apa itu Twitter. Bagi pengguna Twitter, mungkin setuju bahwa Indonesia memang heboh karena akun Twitter Pak SBY ini. Memang tidak jadi soal apakah kita tahu Twitter atau tidak. Paham atau tidak paham, Twitter tidak akan membuat kita berhenti bergerak, tidak membuat kita berhenti bermanfaat.
Suka atau tidak, pak presiden kini punya akun Twitter. Mengapa Twitter dianggap penting oleh presiden? Dugaan saya adalah karena pengguna Twitter di Indonesia banyak sekali. Sebuah artikel yang dilansir Forbes akhir tahun lalu menobatkan Jakarta sebagai kota dengan pengguna Twitter paling aktif di jagat raya. Indonesia sebagai negara, menempati posisi kelima di seluruh dunia. Sederhananya, pengguna Twitter di Indonesia banyak sekali. Tidak berlebihan jika Presiden SBY menggunakan Twitter untuk berkomunikasi dengan rakyatnya.
Menariknya, akun Twitter Presiden SBY, @SBYudhoyono, termasuk akun Twitter paling ‘dinanti’ di Indonesia. pengikutnya (follower) sudah lebih dari 100ribu orang bahkan ketika beliau belum ngetwit sama sekali. Situs socialbakers.com bahkan menobatkan akun ini sebagai akun nomor dua paling drastis pertumbuhan pengikutnya di seluruh dunia. Dalam waktu dua hari, akun ini sudah diikuti oleh lebih dari 783.500 pengguna Twitter, padahal jumlah twitnya baru 27 dan hanya mengikuti (follow) 9 pengguna Twitter lain. Pak Boediono, wakil presiden, adalah orang pertama yang diikuti oleh SBY. Selain itu adalah anggota keluarga dan beberapa orang yang saya tidak kenal.
Orang bisa berdebat tidak berkesudahan soal Twitter presiden ini. Pasti ada banyak alasan bagi mereka yang mengatakan Twitter bukan alat komunikasi yang efektif bagi seluruh rakyat karena Twitter didominasi oleh generasi muda yang memiliki akses internet. Pasti ada banyak alasan bagi mereka yang mengatakan bahwa Twitter tidak akan efektif karena presiden tidak mungkin bisa membalas semua pesan yang disampaikan pengguna Twitter lain. Satu twit presiden bisa diRT atau dibalas oleh puluhan ribu pengguna. Twit pertamanya bahkan diRT oleh hampir 33.000 pengguna dan dijadikan favorit oleh hampir 5.000 pengguna dalam waktu dua hari. Bagaimana mungkin Pak SBY membalas dan merespon itu? Untuk sekedar berterima kasihpun pasti tidak sempat kepada semua orang. Maka, berharap agar Pak SBY membalas atau menyapa satu-persatu rakyatnya lewat Twitter adalah harapan paling absurd. Menuduh beliau tidak peduli pada rakyat hanya gara-gara tidak membalas mention lewat tiwtter adalah bentuk kelucuan lainnya.
Apakah semua pengikut akun Twitter @SBYudhoyono itu pendukung presiden? Tentu saja tidak. Ratusan ribu orang itu adalah gabungan lovers dan haters. Risiko memasuki media sosial adalah kesiapan untuk dipuji dan terutama dicaci maki. Menariknya, rakyat pengguna Twitter bebas memaki presidennya meskipun sering tanpa alasan jelas, tanpa data yang valid dan lebih sering tanpa solusi yang kongkrit. Sementara itu, presiden tidak mungkin memaki rakyatnya lewat Twitter jika tidak ingin dibully. Memang lebih enak jadi rakyat dan jadi ‘bukan siapa-siapa’ ketika berada di media sosial karena bebas nilai.
Pertanyaannya: apakah Twitter presiden ini akan berdampak baik bagi Indonesia? Terlalu pagi untuk menduga-duga hal yang begitu serius dan mengaitkannya dengan Twitter. Yang pasti, saya setuju pak presiden berbagi lewat Twitter. Namun saya juga tidak berharap akan tahu segalanya tentang hal-hal serius yang terjadi di Indonesia lewat akun Twitter ini karena saya juga ingin melihat sisi kemanusiaan pak presiden yang tidak selalu jaim dan bisa konyol sebagai manusia biasa. Yang jelas, saya juga tidak berharap pak presiden mengimbangi ABG labil yang sedikit-sedikit curhat lewat Twitter lalu mendapat puluhan ribu balasan dengan hashtag #cemugudh #eaaa. Twitter hanya satu media alternatif yang jika digunakan dengan baik akan menjangkau lebih banyak orang. Pemimpin yang tidak menggunakan Twitter tidak akan berkurang nilai dan perannya tetapi sangat mungkin akan kehilangan kesempatan untuk mendengar kicauan rakyat yang jujur meski kadang alay dan sedikit lebay. Selamat datang di kerajaan Twitter, Pak Presiden!
Saya sepaham dengan Mas Andi. Twitter bisa banyak berguna kok, semoga Pak SBY bisa menggunakannya dengan baik, demi kebaikan semua 😉
Semoga Mas Riza…
Menariknya, rakyat pengguna Twitter bebas memaki presidennya meskipun sering tanpa alasan jelas, tanpa data yang valid dan lebih sering tanpa solusi yang kongkrit. Sementara itu, presiden tidak mungkin memaki rakyatnya lewat Twitter jika tidak ingin dibully. Memang lebih enak jadi rakyat dan jadi ‘bukan siapa-siapa’ ketika berada di media sosial karena bebas nilai.—
Ah, goodness, this is the most hilariously satirical point I have ever read from you, Mas Bro! Well done! 🙂
Surely his Twitter is held by his team, it must not be his personal account, so he won’t even be bothered reading it. Much more important stuff to do, he’d say. Take a look at the people he follows too, that explains everything, one of them must be the account holder. The same thing applies to Barrack Obama and Julia Gillard; Pak SBY’s team is merely walking on their footsteps. The good thing is his Tweets are inspirational, probably they have been quoted from his books or speeches. That’s a good thing, actually, good for the people. The most important task of a leader is to inspire, so I would say his Twitter account is a huge leap. 🙂
On a personal level, probably we all need to learn from people like Dalai Lama and Paulo Coelho whose humility teaches them to organise their own Tweets, without a team. Take a look at theirs too, and you’ll see what I mean. Seriously, there’s a thin line between increasing popularity and enlightening people with our words. That line is called ‘vanity’.
Thanks Mas Subhan,
I really hope that the statement on the front page/profile of his twitter account is true that twits with *SBY* are really from the president. So far, we saw most of the twits is with the sign so I assumed that they were typed by the president himself.
I could not agree more that personal twits are surely better. However, we also understand how busy our president is. We certainly do do not expect to see too many twits from this account with *SBY*. He has a lot of more important things to do 🙂