Note: Cerita ini adalah bagian dari New York 2012
Dalam pertemuan alumni sebelumnya, UN-Nippon Foundation selalu menyediakan akomodasi untuk semua perserta. Kali ini sedikit berbeda, mereka hanya memberi uang harian dan menyerahkan kepada peserta untuk menentukan akomodasi masing-masing. Pilihan ini bisa baik, bisa buruk. Mereka yang tidak terbiasa mengurus sendiri akomodasinya mungkin akan kesulitan menemukan akomodasi yang tepat di New York. Selain mahal, Desember adalah bulan yang sibuk dengan kunjungan sehingga akomodasi pasti sulit dicari. Meski demikian, bagi yang paham cara mengurus akomodasi sendiri, pilihan ini bisa jadi sebuah keberuntungan karena peserta bebas mendapatkan akomodasi dengan harga yang lebih terjangkau sehingga bisa menghemat uang yang disediakan oleh UN-Nippon Foundation. Saya termasuk kelompok yang kedua.
Begitu memastikan diri akan berangkat ke New York, saya segera menghubungi tuan rumah tempat saya tinggal lima tahun lalu ketika mengikuti program UN-Nippon Foundation Fellowship. Ibu Endang, tuan rumah saya, sangat baik hati, demikian pula suami beliau, Pak Madjid dan dua putra-putrinya. Ternyata ada satu kamar kosong dan saya diijinkan tinggal bersama mereka. Satu urusan sudah selesai.
Hubungan saya dengan Ibu Endang tetap terjalin karena sejak 2007 saya selalu merekomendasikan peserta program UN-Nippon Fellowship untuk tinggal bersama beliau. Sudah ada beberapa orang setelah saya yang akhirnya tinggal di rumah beliau di Queens dan merasa sangat nyaman. Saya yakin semuanya diuntungkan dengan ide ini. Ibu Endang tentu terbantu karena kamarnya bisa disewa oleh orang-orang yang jelas asal usulnya, teman-teman saya juga terbantu amat sangat karena harga sewa yang begitu bersahabat. Beberapa peserta dari Indonesia, Thailand, India, Cameroon, dll, telah menempati rumah nyaman itu. Semuanya happy, semuanya ingin kembali. Kini giliran saya yang kembali menempati rumah itu, saya kembali ke New York setelah lima tahun. Winter yang saya tinggalkan dulu masih sama karena saya kembali tepat di bulan yang sama: Desember.
Beberapa kawan yang harus tinggal di hotel harus merelakan lebih dari 150 dolar uangnya per malam untuk tinggal di New York yang mahal. Itupun bukan kelas hotel berbintang. Sementara itu UN-Nippon memberi 300an dollar per hari untuk semua kebutuhan dan masing-masing hanya dibiayai untuk empat hari. Artinya, kalau ingin menghabiskan beberapa hari setelah acara di UN seperti yang saya lakukan maka uangnya akan sangat mepet. Sekedar informasi, tempat tinggal yang wajar di Manhattan (apartemen) bisa seharga $2000 per bulan. Harga hotel yang relatif murah pada kisaran $200 per malam. Saya beruntung karena sewa kamar di tempat Bu Endang sangat terjangkau. Karena hanya seminggu, itupun beliau hampir tidak mau dibayar. Tentu saja tidak adil jika saya tidak membayar dengan harga pantas. Saya sudah berutang budi, sedapat mungkin tidak terlalu banyak berutang materi, meskipun kenyataannya pastilah saya telah terbantu banyak sekali oleh kebaikan keluarga Bu Endang.
Ada juga beberapa kawan lain yang tinggal bersama perwakilan mereka di New York. Teman-teman saya banyak yang diplomat dari Asia, Afrika dan Latin Amerika serta Karibean sehingga tidak sulit bagi mereka untuk mendapatkan bantuan akomodasi dari perwakilan negaranya di New York. Jika demikian halnya, tentu saja mereka akan terbantu dan bisa menghemat uang yang disediakan oleh UN-Nippon Foundation. Saya sendiri sesungguhnya bisa saja mencoba menghubungi Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) atak Konsulat Jenderal RI di New York karena memang punya beberapa kawan di sana. Meski demikian, saya urungkan karena sepertinya akomodasi yang mereka miliki akan penuh karena waktunya bertepatan dengan sidang umum PBB. Meski tidak tinggal bersama perwakilan, saya akan sempatkan mampir dan diskusi dengan beberapa orang di PTRI dan KJRI.
Malam ketika saya tiba di Bandara JFK, saya langsung naik taxi dan memberikan alamat rumah Bu Endang kepada sopir taxi. Menurut Google Maps, perjalanan sekitar 16 menit jika lancar. Meski demikian, malam itu hujan cukup deras dan rupanya ada pengalihan jalur. Sopir taxi bahkan sempat menelpon Ibu Endang untuk memastikan alamat dan jalur alternative yang tepat untuk mencapainya. Selama perjalanan, saya berbicara banyak dengan sopir yang berasal dari Pakistan itu. Perjalanan sangat nyaman dan bersahabat. Wawasannya yang cukup luas tentang politik dan geografi membuat dia fasih berbicara tentang Indonesia dan negara-negara sekitarnya. Rupanya sopir taxi ini beberapa tahun menjadi awak kapal yang berlayar di sekitar Asia.
Sekitar jam delapan malam, saya tiba di rumah Bu Endang di bilangan Middle Village di Queens. Jaraknya dengan gedung PBB di Manhattan sekitar 40 menit ditempuh dengan bus dan subway. Untuk privasi, saya tidak akan sampaikan alamat beliau di tulisan ini tapi saya selalu bersedia mengenalkan teman-teman saya yang membutuhkan akomodasi di New York. Telah banyak yang terbantu oleh kebaikan beliau. Mungkin Anda berikutnya.
hello
would you be able to intro me to her.regards
Sure
kalau boleh tau,bagaimana caranya mengajukan akomodasi di konjen RI di new york? lalu kalo bole tau lagi berapa sewa di rumah ibu endang dalam 1 minggu?mohon bantuannya, terimakasih 🙂
email saya : verly.aprilia@yahoo.com
Saya belum pernah mengajukan akomodasi di KJRI NY. Coba kontak langsung lewat email di websitenya ya. Tidak tahu? Google saja 🙂
OK nanti saya kirim info soal Bu Endang via email.
Saya akan ke New York pada bulan Agustus tahun ini sebagai Visiting Scholar. Masalahnya adalah universitas yang akan saya datangi tidak menyediakan akomodasi untuk visiting scholar, saya harus mencari sendiri. Saya telah berusaha mencari lewat internet dan Permias NYC. Permias menyarankan untuk mencari tempat tinggal saat sudah di New York karena harus lihat langsung, tetapi ketika saya sampai di sana saya harus punya tempat tinggal sementara dulu. Apakah saya dapat menghubungi Bu Endang untuk tinggal sementara sekitar seminggu atau dua minggu? sambil mencari kamar sewa yang akan saya tempati selama lima bulan di sana. Terima kasih sebelumnya atas bantuannya.
Salam,
Lena
Email saya ya 🙂
Saya bs minta tolong informasi tempat tinggal bu Endang di Queens, krn sy ada rencana kesana tp tdk tahu harus sewa kamar dmn . Terima kasih atas bantuan dan informasinya
Email saya : sinaragungjaya@ymail.com
Tolong email saya dan ceritakan sedikit tentang diri Anda. Saya tentu tidak akan memberi alamat orang sembarangan. Convince me please … Lihat di contact ya.
Dear Andi, saya seorang reporter RRI Jakarta yang akan meliput Pemilu di New York (April-Juli), saya butuh bantuan untuk mencari tempat tinggal yang tidak jauh dari KJRI. Trims
Email saya adalah pane.sydney@gmail.com
Saya sudah email Mas.
Mas Andi, sy mau ke newyork tgl 12-13 april. Bs minta info no. Ctc ibu endang?
Thanks b4 ya.
Email saya ya: madeandi@ugm.ac.id dan jelaskan maksudnya biar bisa saya bantu. Tux
saya ada rencana ke NYC di bulan september, hanya 2 hari sih, karena harus lanjut ke kota lain saya terus terang masih bingung untuk transport kalau mau keliling2, takut nyasar / habis waktu di jalan. ada recommend untuk sewa mobil / driver ga ? still have no idea
tolong di email ke : eric_as_eas@yahoo.com ya
thank you
eric
Maaf saya tidak paham ….
Selamat malam pak andi.
Saya dan teman2 saya berencana ke NY bulan februari tahun depan untuk mengikuti assembly di UN.
Sekarang ini, kami sedang mencari2 informasi akomodasi selama disana.
Boleh saya minta contact nya bu endang pak?
Terimakasih pak.
Email saya japri ya..
Selamat Pagi Pak Andi,
Boleh sy minta kontaknya Bu Endang? Kebetulan sy ingin mengunjungi NY awal December dan sedang mencari penginapan.