Mengantarkan Asti meraih Beasiswa ADS 2012


Musim dingin di Australia

Jika harus ditulis dalam satu kalimat singkat, maka tulisan ini menjadi “Asti berhasil memperoleh beasiswa Australian Development Scholarship untuk S2 di Australia”. Meski demikian, kita selalu tahu, bukan ujung cerita yang paling penting tetapi rangkaian cerita menju kesimpulan itu. Itulah sebabnya, seorang pembaca buku Harry Potter akan menahan diri untuk tidak buru-buru ke halaman paling belakang. Kalaupun ada teman yang sudah selesai membaca, dia akan dengan sekuat tenaga menjauhkan diri dari teman itu agar tidak jadi korban ‘spoiller’. Dengan asumsi bahwa Anda juga termasuk tipe pembaca demikian, pembaca yang mementingkan proses menuju kesimpulan, saya tulis kisah ini untuk Anda.

Entah bagaimana awalnya, saya sering menerima pertanyaan soal beasiswa, terutama Australia. Mungkin karena saya suka iseng menuliskan pengalaman, teman-teman di dunia maya sering bertanya ini dan itu. Saya menjadi konsultan beasiswa amatir. Saya gunakan istilah “amatir”, pertama karena saya memang tidak pernah menyiapkan diri untuk menjadi konsultan secara formal sehingga jawaban saya ‘seadanya’. Kedua karena memang saya tidak melakukannya untuk imbalan uang. Saya amatir dalam pengertian sesungguhnya.

Meski amatir, saya berjuang keras ketika Asti, istri saya, berniat melamar ADS. Singkat kata, dua kali gagal. Saya menyebutnya sebagai sebuah misteri ilahi. Beberapa pembaca blog ini mungkin pernah menyimak cerita ini. Kegagalan itu sempat membuat saya bertanya serius: layakkah saya membantu orang lain jika ‘kesaktian’ saya belum pernah terbukti utuk keluarga sendiri? Kontemplasi mendalam itu pernah mengantarkan saya pada dilemma sampai akhirnya berhasil membuat keputusan penting.

Saya selalu menasihatkan para pejuang pemburu beasiswa untuk tidak menyerah. Nasihat ini mudah sekali diucapkan tetapi percayalah, tidak mudah dilakukan. Lebih menarik lagi, nasihat ini tidak mudah diterapkan pada orang-orang yang saya ajak tidur dan bangun di satu kamar. Lebih tidak mudah jika orang yang saya motivasi itu tahu bahwa saya sering lupa mencuci piring sehabis makan atau sering panik karena merasa kehilangan kunci sepeda yang ternyata tenang bersemayam di saku celana. Singkat kata, memotivasi orang yang tahu persis kelemahan saya itu ternyata jauh dari mudah. Pernahkan Anda mengalami hal itu?

Ketidakmudahan memotivasi ini tidak selalu terjadi karena penolakan dari orang yang dimotivasi tetapi lebih sering justru karena masalah psikologis si motivator sendiri. Saya membuktikan, jauh lebih mudah tampil meyakinkan dan percaya diri di depan orang yang tidak terlalu kita kenal dibandingkan di depan orang yang kita tahu hafal dengan kelemahan kita. Tetapi toh saya harus tetap menjalankan tugas dengan baik. Singkat kata, Asti berhasil saya yakinkan agar mendaftar utuk ketiga kalinya. Semuanya tidak mudah karena harus tes IELTS lagi, sementara kesibukan sangat banyak. Tapi siapa sih yang tidak sibuk? Semua orang selalu sibuk. Bedanya, yang optimis menjadikannya pemompa semangat, yang pesimis menjadikannya sebagai alasan. Seperti kata orang-orang pintar “di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Jika tidak ada kemauan, pasti banyak alasan”

Saya percaya, dukungan terbaik bukan dalam bentuk doa, meskipun doa memang sangat penting. Maka dari itu saya membantu Asti dalam menyelesaikan formulir beasiswa ADS. Mulai tahun 2011, formulir disediakan dalam format MS Word sehingga saya tidak perlu meneruskan ke’gresek’an (kreativitas) membuat formulir ADS dalam format Ms Word hasil konversi dari format PDF. Masa-masa itu kini telah berlalu. Saya membantu Asti meneliti setiap kata dan kalimat. Jika hal ini juga saya lakukan untuk banyak orang lain, untuk Asti pasti tidak kalah istimewa pelayanannya. Singkatnya, saya memberikan yang terbaik. Bukan saja untuk Asti tetapi juga untuk pembuktian pribadi. Diam-diam ada ambisi pribadi yang menuntut pembuktian.

Kalau boleh jujur, aplikasi ADS ini adalah yang paling tidak ditargetkan dibandingkan dua aplikasi sebelumnya meskipun juga dikerjakan dengan sangat serius. Begitu dikirim, Asti juga sepertinya melupakannya karena sedang sibuk mendampingi Lita yang baru mulai sekolah dan juga sibuk dengan sekolahnya sendiri. Asti dan Lita memulai sekolah pada hari yang sama. Sungguh sebuah perjuangan yang seru.

Yogyakarta 6 Desember 2011

Sore hari itu ketika rumah tenang-tenang saja, tiba-tiba ada teriakan. Asti histeris di depan komputer karena ternyata mendapat panggilan ADS untuk mengikuti seleksi tahap berikutnya: IELTS dan wawancara Joint Selection Team (JST). Sesuatu yang tidak terlalu ditunggu-tunggu memang bisa memberikan kejutan kecil yang membahagiakan. Saya yang kebetulan berada di Jogja berjanji dalam hati akan mengantarkan Asti menjalani ujian itu dengan sebaik-baiknya. Saya menganggap ini sebuah berkah, sebuah kesempatan dari Sang pemilik waktu. Bukan saja Asti akan pasti gagal jika tidak sungguh-sungguh, itu juga berarti kelalaian untuk mensyukuri kesempatan.

Meski naluri ingin ‘membina’ meluap-luap, kesibukan Asti yang cukup banyak justru membuat kesempatan belajar tidak begitu banyak. Agak lucu sebenarnya ketika saya sibuk menjawab email, komentar blog dan twit dari para pejuang beasiswa ADS lainnya yang ‘desperate’ minta nasihat saya, Asti justru ‘jual mahal’ dan saya yang harus lebih banyak mengejar agar diberi kesempatan member petunjuk. Seperti itulah dalam rumah tangga, hal-hal aneh yang seru bisa saja terjadi. Meski demikian, saya jaminkan bahwa semua itu terjadi semata-mata karena Asti sibuk luar biasa.

Karena disibukkan oleh berbagai pertanyaan dari pejuang beasiswa lainnya, akhirnya saya menjadikan ajang ‘menebar kebaikan’ itu sebagai tabungan untuk Asti. Setiap kali ada orang yang bertanya, saya berusaha menjawabnya dengan baik dan mendokumentasikan jawabannya. Tidak hanya itu, saya seringkali mengembangkan pertanyaan mereka menjadi pertanyaan turunan dan kemudian saya siapkan jawabannya. Maka dari itu, ketika ada sebuah email yang meminta kisi-kisi pertanyaan saat JST, saya dengan semangat membuat 40 pertanyaan lebih. Bisa jadi si penanya itu terkejut mengapa saya sebaik dan serajin itu. Jangan salah sangka dulu, semua itu saya lakukan untuk Asti. Menyiapkan pelajaran untuk murid yang sedang ‘jual mahal’ karena kesibukan.

Percaya atau tidak, semua nasihat yang saya berikan ke Asti pada dasarnya adalah nasihat yang saya berikan kepada orang lain yang bertanya pada saya. Artinya, orang lain bahkan mengetahui semua itu lebih dahulu dibandingkan Asti. Bedanya, jika masing-masing penanya mendapatkan jawaban atas satu atau dua pertanyaan saja, Asti pada akhirnya mendapatkan manfaat secara akumulatif. Menariknya, sampai pada saat saya berhasil mengupulkan sekitar 60an pertanyaan ramalan, Asti juga belum punya cukup banyak waktu. Maka dari itu, sesungguhnya ketika saya memposting prediksi pertanyaan Wawancara ADS 2012, Asti belum sempat membaca secara keseluruhan. Lagi-lagi orang lain mempunyai kesempatan terlebih dahulu menikmati tips-tips yang saya kerjakan dengan mendedikasikan waktu yang cukup banyak.

Ketika pada akhirnya Asti membaca kumpulan prediksi pertanyaan itu, sempat ada kelakar yang tentu saja tidak serius bahwa saya telah membocorkan rahasia pada orang lain dan itu berarti menambah saingan. Kami sempat tergelak dengan kelakar tidak cerdas itu. Meski demikian saya sempat merenung. Di saat demikian, memang manusia kadang tergoda untuk melindungi informasi, terutama dari pesaingnya. Meskipun saya yakin Asti tidak serius dengan kelakar itu, saya berpikir ulang. Ada pertanyaan penting yang harus saya jawab: benarkah menuliskan tips beasiswa untuk dibaca orang lain pada saat istri sendiri juga berjuang mendapatkan beasiswa yang sama itu sama dengan tindakan membocorkan informasi yang seharusnya dirahasiakan?

Suatu malam saya bicara dari hati ke hati perihal berbagi. Kami berkesimpulan bahwa membagi informasi soal beasiswa adalah sebuah tindakan baik yang seharusnya dilakukan kapan saja. Lebih dari itu saya yakin bahwa setiap orang yang membaca tips ini akan turut mendokan Asti mendapatkan beasiswa karena di blog itu tertulis bahwa tips itu adalah doa saya untuk Asti dan para pejuang beasiswa. Rasanya tidak mudah membayangkan ada orang yang membaca tips itu lalu berdoa dengan khusuk ‘Ya Tuhan mudah-mudahan Mbak Asti, istri dari pemberi tips ini, tidak lolos beasiswa ADS sehingga saingan saya berkurang satu’. Jika saya seperti Bruce di film “Bruce the Almighty” yang diberi kesempatan memiliki kekuatan Tuhan, maka bisa dipastikan doa semacam itu tidak akan saya kabulkan. Lebih jauh, orang yang berdoa itu pasti tidak saya loloskan ADS. Untunglah saya tidak punya kekuatan Tuhan. Apa jadinya kalau Tuhan emosional seperti saya? 🙂

Tapi di luar itu, saya serius membayangkan bahwa setiap orang yang membaca tips itu akan dengan sungguh-sungguh berdoa untuk dirinya dan juga Asti. Keyakinan itu tidak pernah pudar dan tidak pernah sedikitpun saya khawatir bahwa tindakan yang saya lakukan adalah dalam rangka menguatkan pesaing dan mengecilkan peluang Asti. Saya ingat, sempat menceritakan hal ini kepada banyak kawan bahkan sebelum Asti menjalani ujian IELTS dan JST. Singkat kata, produktivitas saya berbagi tips lewat blog maupun twitter justru lebih tinggi saat Asti akan menjalani tes. Dari lubuk hati yang terdalam, rupanya itu adalah sebentuk doa yang mengejawantah dalam tindakan.

Mendekati ujian IELTS kami sering berlatih speaking. Di mobil saat mengantar Lita, di kamar mandi, di sofa, di tempat tidur, di kampus, di kantin dan di mana saja, selalu saja ada simulasi speaking. Jika harus diakui, maka hanya bagian inilah yang tidak dinimati oleh pembaca blog dan follower twitter saya. Mereka membaca semua pengetahuan saya tetapi tidak sempat berlatih wawancara secara live dengan saya. Perlakuan istimewa ini memang hanya dinikmati oleh orang-orang terdekat. Soal listening, dan reading, saya tidak pernah memberi tips pada Asti karena sepertinya Asti memag memiliki kemampuan dasar membaca dan terutama ‘mendengarkan’ yang lebih baik dari saya. Saya hanya memoles kemampuan writing dan speakingnya, itupun sambil berkegiatan lain, tidak pernah fokus khusus untuk latihan.

Kampus UGM, 5 Januari 2012
Pagi itu saya mengantar Asti mengikuti tes Speaking IELTS di Gedung Pusat UGM. Sehari sebelumnya kami juga datang ke sana untuk memeriksa ruangan. Meskipun orang UGM, saya tidak memiliki pengetahuan yang super detail tentang UGM yang besarnya sedemikian. Selain itu, saya belum ‘sah’ jadi orang UGM karena lebih banyak di luar kampus karena alasan mulia. Saya selalu bilang ke mahasiwa, saya ini bukan dosen luar biasa tetapi biasa di luar.

Suasana lobi tempat para peserta menunggu pagi itu begitu kaku dan tegang. Wajar saja, setiap orang merasa bahwa orang lain adalah saingannya. Saya melihat wajah-wajah yang ditekuk habis, ada aura gelisah dari hampir setiap orang. Saya mungkin satu-satunya orang yang datang santai. Bukan apa-apa, tentu saja karena saya tidak akan mengikuti tes. Sementara itu perempuan yg berjalan di samping saya tentu saja setengah pucat, meski berusaha disamarkan. Jangan pernah malu mengakui ketegangan karena ketegangan saat akan mengikuti ujian adalah pertanda keseriusan. Saya selalu mengatakan itu kepada siapa saja yang meminta tips mengatasi ketegangan.

Begitu duduk, saya mulai mengamati sekitar. Sudah bawaan bayi, saya tidak bisa diam tanpa menyapa jika ada orang lain duduk di dekat saya. Maka saya memulai percakapan dengan seorang kandidat dari Atma Jaya Jogja. Beliau ternyata alumni ADS angkatan saya dan terjadilan percakapan seru. Satu orang di dekatnya kemudian bergabung dan semakin cairlah suasana. Belakangan saya ketahui, kalau beliau-beliau itu adalah juga pembaca blog saya khusus bagian beasiswa. Saya bisa melihat keraguan di wajah mereka ketika saya mengenalkan diri. Buru-buru saya sampaikan “setelah membaca tulisan saya, orang memang biasanya berharap bertemu orang yang lebih besar, lebih tinggi, lebih dewasa dan lebih berwibawa. Maaf saya mengecewakan” disambut gelak tawa mereka. Kalau sama orang-orang dekat biasaya saya tambahkan kelakar “I look 25, and I can write well. It’s not my fault” yang biasanya disambut lemparan botol air mineral.

Siang menjelang istirahat, Asti mendapat giliran speaking. Pengujinya adalah Barbara yang juga menguji Asti saat tes IELTS untuk melengkapi syarat aplikasi ADS taun lalu. Tapi itu semua tentu saja tidak membantu apa-apa. Ujian adalah ujian dan ketegangan tetap terjadi. Begitu keluar dari ujian, kami diskusi. Ada satu bagian yang Asti tidak yakin hasilnya. Intinya ada satu pertanyaan yang rasanya tidak bisa dijawabnya dengan sempurna. Tapi sudahlah, kami melaju pulang, berusaha tidak mengingat lagi apa yang sudah berlalu. Jika mau serius, saatnya menyiapkan yang akan datang.

Untuk persiapan writing, saya mengingatkan Asti terkait apa yang saya ketahui tentang menulis. Untuk Part 1, intinya adalah deskripsi ilmiah dari grafik atau gambar lain. Jika dia berupa grafik, yang penting adalah nilai-nilai ekstrim (terkecil, terbesar, terendah, tertinggi dll), lalu nilai tengah atau rerata, kecenderungan, dan nilai perubahan (naik atau turun). Selanjutnya bisa ditambahi analisis mengapa seusuatu (naik/turun dll) bisa terjadi dan apa dampaknya. Untuk Part 1 rasanya tidak banyak yang saya perlu sampaikan karena Asti pada dasarnya sudah bisa menulis. Khusus untuk Part 2, saya memberikan tips yang agak serius seperti yang sering saya berikan pada orang lain. Intinya adalah peserta akan ditanyai pendapat soal sesuatu. Kita harus menentukan posisi dan memberi alasan bla bla bla demikianlah saya ngoceh seperti yang pernah dan sering saya lakukan untuk orang lain.

Kampus Fakultas Ekonomi UGM, 7 Januari 2012
Saya kembali berada di sekumpulan orang-orang yang berwajah agak tegang. Hanya saja kini lebih rileks karena sepertinya sudah banyak yang saling kenal. Saya medatangi beberapa orang yang sudah saya kenal dan bercakap-cakap. Dalam sekejap, lobi itu sudah sepi, semua perserta sudah tenggelam dengan ujian di sebuah ruangan. Saya sendiri duduk di kursi lalu melihat ada seorang lain yang saya duga juga menunggu orang yang sedang tes. Lagi-lagi karena naluri, saya mendekatinya. Oboralpun saya buka dan rupanya Mas itu tidak kuasa berdiam diri, atau mungkin beliau tidak tega melihat saya yang semangat membuka pembicaraan. Terjadilah obrolah yang super seru, dari situ kami tahu bahwa dunia kecil sekali karena kita memiliki banyak ‘mutual friends’ dalam dunia nyata. Dari situ saya juga belajar isu kontraktor dan property. Entah bagaimana ceritanya saya juga sempat menjelaskan isu perbatasan yang membuatnya menyimak dengan sangat antusias. Agak aneh kalau dipikir-pikir jika ada dua orang yang baru bertemu dan sedang menunggu peserta ujian lalu terlibat percakapan seru yang melibatkan power point. Lebih seru lagi kalau salah satu dari mereka akhirnya minta diajari cara membuat animasi dengan power point. Demikianlah, naluri ‘jualan obat’ rupanya mengalir deras dalam darah saya. Setidaknya dengan berbuat begitu, saya mendapat satu doa lagi “mudah-mudahan Mbak Asti diterima Mas” katanya mengakhiri percakapan kami.

Selesai ujian, seperti biasa kami mendiskusikan apa yang terjadi. Asti cukup yakin dengan writing-nya tetapi tidak begitu yakin dengan reading, justru yang selama ini dia paling yakini. Demikianlah, dalam ujian sebenarnya, tidak selalu semuanya berjalan seperti latihan. Ini pelajaran moral yang diingatkan lagi. Tapi sudahlah, kami di sana bukan untuk membahas apa yang sudah lewat tetapi menyiapkan apa yang akan dihadapi.

Di suatu malam yang hening kami berlatih bersama. Saat itulah saya dibuat tepana ketika Asti bisa menjawab dengan sangat baik partanyaan-pertanyaan yang saya ajukan. Yang sudah berkeluarga mungkin memahami apa yang saya maksud bahwa karena sesuatu, kadang kita lupa seberapa hebat pasangan kita sebenarnya. Setelah menikah dan urusan berkutat di sekitar memandikan anak lalu mengantarnya ke sekolah, kekaguman bergeser pada kehebatan mengelola rumah tangga, pada kesabaran dan dukungan moral. Di saat tertentu kita lupa bahwa kita pernah terpesona pada pasangan kita karena kecemerlangan akademiknya. Kita lupa bahwa kita tertarik pada pasangan kita karena kemampuan orasinya. Kita lupa bahwa kita berlutut pada pasangan kita karena kemampuan organisasinya. Di titik tertentu, kita kadang diingatkan lagi betapa kehebatan itu sempurna, bahwa apa yang memesona kita di masa remaja ternyata masih bisa mengemuka lagi dan masih tetap berbisa dan melumpuhkan. Saya tahu ini bisa terdengar lebay tingkat akut tetapi saya yakin sekali ada satu atau dua pembaca yang dengan tepat memahami apa yang saya maksud.

Singkat cerita, saya tidak pernah merasa lebih yakin dari malam itu setelah melihat pesona Asti. Di hari H saya mengantarnya ke Gedung Pusat UGM, tempat wawancara berlangusung. Asti mengikuti wawancara JST pada tanggal 13 Januari 2012. Di lobi yang sama dengan tanggal 5 Januari 2012 lalu, saya melihat banyak orang yang sama. Suasana sudah jauh lebih cair. Dengan beberapa peserta saya bahkan mulai bercerita soal kehidupan di Australia, seakan mereka sudah pasti diterima. Belakangan saya tahu, orang yang saya ajak bercakap-cakap itu ternyata diterima dan akan ke UNSW.

Pewawancara waktu itu ada dua orang. Satu dari LIPI dan satu lagi dari Victoria University. Saya ingat, yang dari Victoria bernama Pak Richard, orang bule yang fasih berbahasa Indonesia. Setelah beberapa lama, semua peserta dikumpulkan di ruangan sehingga saya menunggu di luar sendirian. Di saat itu kedua pewawancara masih di luar sementara peserta di dalam. Saat itulah, entah bagaimana ceritanya, naluri berjejaring saya muncul. Saya tau Pak Richard meskipun beliau tidak tahu saya. Ketika kami, Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia, mengadakan konferensi tahun 2010 di Melbourne, saya tahu Pak Richard memberi bantuan cukup banyak saat harus bernegosiasi dengan pihak kampus sebagai menyumbang gedung untuk konferensi. Saya hanya mendengar namanya karena saya terlihat sebagai Steering Committee waktu itu. Keterlibatan Pak Richard waktu terjadi karena mahasiswa PhD bimbingannya adalah penggiat PPIA.

Saya menghampiri beliau berdua yang agak terheran karena menduga saya peserta tetapi tidak ikut masuk ke ruangan. Saya menyalami mereka dengan hormat dan mengenalkan diri sebelum mereka lebih bingung lagi. “Saya mengantar istri saya Pak, Bu. Kebetulan saya juga sedang sekolah di Wollongong dengan ALA bla bla bla.” Singkat tetapi cukup membuat mereka mengerti situasi. Saya mulai dengan berterima kasih pada Pak Richard Karen sudah membantu PPIA waktu di Melbourne dulu dan seterusnya. Sepertinya dia cukup terkesan dengan keterlibatan saya di PPIA dan kedetilan informasi yang saya tahu sebagai panitia. Saya kebetulan mengenal baik para mahasiswa S3 beliau yang adalah teman-teman saya di PPIA dan ALA. Maka cerita menjadi semakin seru. Kami jadi sangat akrab sampai akhirnya mereka masuk ruangan siap-siap memberi petunjuk pada peserta. Meski menjadi akrab, tentu saja saya tidak berusaha memengaruhi mereka soal wawancara yang sebenatar lagi berjalan. Meskipun saya ada niat, saya tentu tidak punya cukup kekuatan untuk megarahkan mereka. Meski demikian, saya selalu percaya interaksi personal yang baik akan membantu interaksi formal menjadi lebih mudah.

Saya tentu tidak mengenalkan Asti pada pewawancara karena sepertinya tidak etis dan kemungkinan akan mengurangi obyektivitas. Selain itu, kesempatan memang tidak ada. Selang beberapa menit kemudian semua peserta keluar setelah mendapat pengarahan. Satu per satu kemudian peserta dipanggil masuk ruangan untuk wawancara. Pada saat itulah saya memperhatikan ada salah seorang peserta yang tuna netra. Saya melihat seorang lelaki duduk di pojok menghadapi laptop. Di sampingnya duduk seorang perempuan yang sepertinya juga tidak melihat dengan sempurna. Ada rasa penasaran untuk berkenalan tetapi saya urungkan, sampai akhirnya terjadi sesuatu. Saya melihat lelaki itu mencari-cari sesuatu, ternyata laptop beliau perlu di-charge. Sayapun mendekatinya, meninggalkan kerumunan peserta ujian yang sibuk bercengkrama di sofa. Saya tanya kepada Bapak itu dan memang beliau memerlukan charger.

“Saya bantu cari colokan listrik Pak” demikian saya menawarkan kepada beliau. Saya pun mengajaknya mampir ke ruang Kantor Urusan Internasional (KUI) UGM yang tidak jauh dari situ. Saya kebetulan mengenal beberapa orang di situ dan sayapun minta tolong agar si Bapak bisa men-charge laptopnya di sana. Tentu saja itu tidak sulit dilakukan dan dalam sekejap saya sudah keluar dari KUI meninggalkan lapop yang sedang di-charge. Dalam perjalanan keluar itulah saya tahu bahwa beliau juga sedang tes dan akan kuliah PhD. Ada rasa haru di saat seperti itu melihat semangat perjuangan beliau. Itu mengingatkan betapa jauh lebih mudah hidup saya dibandingkan beliau jika dilihat dari kaca mata saya siang itu. Ada rasa syukur menyelimuti dan saya bergumam dalam hati, semoga bapak ini berhasil mendapatkan beasiswa. Entahlah apa yang terjadi pada beliau sekarang. Jika ada yang mengetahui lelaki yang saya maksud, terima kasih jika mau berkabar pada saya.

Saya juga bertemu dengan sepasang suami istri, sesama dosen dan dua-duanya wawancara. Salut dan kagum melihat kegigihan keduanya meskipun katanya mereka sudah wawancara beberapa kali. Mudah-mudahan juga mereka lolos tahun ini.

Waktu berjalan cepat karena saya menghabiskan waktu ngobrol dengan banyak peserta. Tidak terasa. Asti sudah menyelesaikan wawancaranya. Kamipun melaju pulang. Di mobil Asti bercerita dengan sangat antusias. Dari semuanya, tes itulah yang sepertinya paling berhasil. Entah bagaimana ceritanya, Pak Richard mengetahui bahwa Asti adalah istri saya dan sempat berkelakar ketika ditanya “why do you choose Sydney?”. Sambil berkelakar, Pak Richard katanya mengatakan “don’t tell me it is because your husband is there now” yang disambut tawa oleh Asti. Akhirnya toh kejujuran itu utama, Asti menjawab bahwa pertimbangan keluarga menjadi satu hal yang penting.

Ibu yang dari LIPI bahkan sudah bertanya apakah tertarik melanjutkan PhD dan memberi nasihat yang kira-kira bunyinya seperti ini “pada saat kulaih S2 nanti, Anda harus mengusahakan kontak supervisor agar lebih mudah untuk S3” Lha, bukannya itu masih wawancara dan belum tentu lolos?!?! Demikianlah. Sore itu saya merasa puas sepuas-puasnya karena Asti menutup proses seleksi dengan sangat baik. Meskipun awalnya ada sedikit ‘kekacauan’ akhirnya Asti menutup pross seleksi dengan kemenangan besar. Setidaknya demikian menurut saya.

Selanjutnya kami pun tenggelam dalam tugas-tugas keseharian. Saya segera kembali ke Australia, konferensi di Manila dan banyak yang lainnya. Namun kalau boleh jujur, saya tidak pernah lupa akan proses itu dan terus terang ada harapan. Diam-diam saya mengunjungi website ADS setiap hari dan ketegangan meningkat setiap hari. Saya bahkan tidak pernah setegang itu saat menungu beasiswa utuk diri sendiri. Suatu hari saya menerima mention di twitter bahwa ada selentingan kabar, hasil ADS sudah keluar. Saya pun seperti orang gila mencari ke sana ke mari, tidak ketemu. Entahlah apa yang terjadi pada Asti, sepertinya dia tidak terlalu risau. Sayapun mencoba mengimbanginya.

Wollongong, 8 Februari 2012
Di saat ketengangan meningkat tiba-tiba saya mendapat email dari Asti dengan judul “bad news” dan isinya sebagai berikut:

Dear ayah,
Ibu barusan dapat telp Erlina, klo beberapa temennya sudah dapat notifikasi dari ads. Dia sendiri belum dapat, dan nanya ibu… ibu sampai sekarang belum dapat notifikasi itu. Ya kita ngobrol kemungkinan buruk kita gak diterima 😦
Anyway, maybe that’s the best thing for me. Maafin ibu ya yah….
Love
Ibu

Menerima kabar semacam ini, hanya ada satu yang paling tepat dilakukan yaitu menelpon Asti. Tulisan tidak akan mampu mewakili saya karena saya sedang ingin memberi semangat, bahwa perjuangannya telah sempurna dan saya bangga. Kami bicara di telpon cukup lama, saling menguatkan dan mengingatkan. Rasa kecewa memang ada tetapi percakapan itu membuat semuanya lebih mudah. Kami akhiri dengan perasaan lega dan kesiapan yang jauh lebih baik untuk menghadapi kegagalan yang sudah jelas di depan mata. Meski demikian, sebelum ada pengumuman, tentu saja kami tidak bisa mengatakan apa-apa.

Wollongong, 9 Februari 2012
Sementara itu saya rajin mencari informasi. Tiba-tiba saya menemukan posting saya di milis beasiswa tepat satu tahun yang lalu. Pada tanggal 9 Februari 2011 saya mengabarkan kepada milis beasiswa tetang pengumuman ADS ketika itu yang muncul di website dan akhirnya saya pasang di blog dan website pribadi saya. Sementara tahun ini, pengumuman belum juga muncul. Saya membaca kembali posting saya setahun lalu:

Pejuang sekalian,
Selamat yang berhasil tahun ini. Bagi yang belum, dunia belum berakhir!
Selain di website resmi ADS, saya tampilkan pengumuman ini dalam bentuk HTML sehingga lebih mudah untuk melakukan pencarian nomor, tanggal lahir atau informasi lainnya.
Silakan tengok https://madeandi.wordpress.com/ads-2011/
Salam perjuangan
Andi

Saya mulai khwatir. Kalau semuanya lancar, seharusnya pengumuman ADS 2012 sudah ada tanggal 9 Februari 2012, tepat setahun sejak pengumuman tahun lalu. Saya kembali khawatir sampai akhirnya ada twit DM dari seorang kawan. Bunyinya seperti ini: “Minta your wife call 021 5277648 untuk dapat informasi langsung tentang ads result. Semoga mendapatkan yang terbaik. Amin.” Pesan itu membuat saya jadi tegang dan gelisah. Ada perasaan ragu-ragu memberikannya ke Asti. Namun begitu, rasa penasaran saya mengalahkan segalanya. Saya pun teruskan twit itu dalam bentuk SMS ke Asti. Ternyata Asti juga sudah tahu nomor telpon itu karena diberitahu temannya yang ternyata lolos.

Selain itu, suasasna menjadi lebih tegang karena ternyata Asti juga memberikan kabar yang tidak terlau menggembirakan. Ada gangguan pada salah saorang anggota keluarga kami terkait dengan kelahiran yang tidak bisa dikisahkan di sini. Intinya, tumpukan informasi yang beragam dan mengejutkan itu membuat keraguan membesar. Pada Asti muncul pertanyaan tepatkah ini saatnya bertanya soal beasiswa sementara sedang sedih dan berduka? Jangan-jangan itu berarti pertanda hasil beasiswapun akan menyedihkan.

UniAdvice, 9 Februari 2012, Pk. 6.41 pm
Saya sedang bekerja di UniAdvice, kantor penerimaan mahasiswa baru di University of Wollongong, pada sore hari itu. Saya bertugas menelpon calon mahasiswa yang sudah mendaftar ke UoW dan sudah mendapat letter of offer tetapi belum ada melakukan konfirmasi kaerna berbagai alasan. Tugas saya adalah membantu mereka member informasi. Pada pukul 6.41 pm waktu Wollongong saya mendapat sms dari Asti yang berbunyi “Ibu lulus Yah. Om awighnam astu 🙂” Saya berusaha menguasai diri dan tidak berlebihan karena berita besar itu. Saya menatap keluar jendela dengan optimisme yang berusaha ditenangkan.

Saya ingat lagi dengan kata-kata Gede Prama. Dia akan merasa hebat dan berhasil jika sudah mendapat pujian dari istri dan anak-anaknya. Gede mengatakan, jika seorang pembicara publik sepertinya dipuji oleh pembaca buku atau peserta seminarnya, wajar karena mereka hanya tahu sebagian kecil dari dirinya. Namun kalau pujian itu datang dari istri dan anak-anaknya yang melihat dan hidup dengannya setiap hari maka itu merupakan pengakuan sejati.

Saya kurang mengerti apa yang dimaksud oleh Gede Prama ketika membaca tulisan itu saat belum menikah. Belakangan saya sadari, Gede Prama benar dengan prinsipnya. Menuai rasa kagum dari orang-orang yang kita temui selama beberapa jam atau hanya lewat dunia maya ternyata memang jauh lebih mudah dibandingkan mendapatkan pengakuan dari orang-orang yang kita hadapi sehari-hari. Maka dari itu saya menulis dalam twit saya “seorang motivator boleh merasa hebat jika berhasil memotivasi orang-orang di sekitarnya, bukan hanya pembaca buku atau peserta seminarnya.” Kepada pejuang yang belum beruntung, saya akan ucapkan kata yg sama dengan yang sudah ratusan kali saya ucapkan “jangan menyerah”. Bedanya, kini ucakan ini lebih betenaga dan bertaksu, karena padanya terdapat tetesan keringat, gelora emosi dan terutama pembuktian diri. Selamat berjuang, Kawan!

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe

204 thoughts on “Mengantarkan Asti meraih Beasiswa ADS 2012”

  1. Terharuu… meski panjang saya terseret utk membaca cerita inspiratif ini sampai abis 🙂 Selamat sekali lagi ya, mba Asti dan Bli Andi 🙂

  2. wahh.. akhirnya keterima.. ikut seneg juga
    seneng bgt pasti, setelah beberapa kali mencoba..
    congrat deh pokoknya buat istrinya pak andi (Ny.Asti).. 🙂

  3. wah keren pak!
    perjuangannya ternyata tak semudah yang dikira

    jadi ingin coba daftar phd 😀 *padahal s2 aja blom lulus hehe*

    selamat pak, buat bapak dan istri yang sudah berhasil!

  4. Selamat untuk dr.Asti… semoga diberi kelancaran dalam menempuh S2..doakan saya segera menyusul S2 pak …Semoga bapak diberi kekuatan oleh Tuhan untuk terus menulis dan memotivasi kami para scholar fighter 😉 dan semoga Tuhan membalasnya dengan hal-hal yang lebih baik dari ini semua yang tidak mungkin bisa kami berikan kepada Bapak dan keluarga..amin..

  5. Subhanallah…ini keren sekali..apalagi yang bagian menyebut mbk Asti dgn sebutan :”murid yg sedikit ‘jual mahal”… Selamat utk Mb Asti..

  6. Selamat buat ibu Asti ya pak… atas banyak informasi dari bapak, tips dan segalanyalah juga saya berhasil mendapatkan ADS itu tahun ini, dengan tidak lupa saya mendoakan agar ibu juga lolos tahun ini, karena saya pikir adalah sangat mulia menjadi seperti bapak… membagi informasi sebanyak yang bapak mampu… jika suatu saat saya berkesempatan berbagi info tentang ADS ini pada orang lain… maka saya akan mencontoh bapak…
    Selamat buat ibu… selamat buat bapak…
    terima kasih banyak….

  7. Inspiring mas…kisah kekompakan perjuangan dlm keluarga dlm gapai mimpi indah ternyata justru menguatkan cinta dan cita, meskipun terkadang gagal. Sy melihat justru ketulusan berbagi energi positif (epos) mas Andi kpd khalayak, membuat energi tabungan epos smakin banyak. Sebagian dibayarkan saat mbak Asti diterima ADS. Congratulation ya…

  8. lagi2 sebuah cerita yang menarik di posting disini 🙂 Selamat buat ktut ya mas andi, sebuah perjuangan yang hebat untuk meraih harapan. Sukses buat keluarga mas andi.

    Best regards
    arif

  9. “jangan menyerah”. karena padanya terdapat tetesan keringat, gelora emosi dan terutama pembuktian diri
    Terima kasih atas banyak informasi dari bapak, tips dan segalanyalah. smg saya berhasil mendapatkan ADS itu tahun ini

    Thanks pak made andi
    Selamat buat ibu astii!!! ya pak :))
    suksees slalu buat keluarga pak andii

  10. Selamat untuk mbk Asti dan Bli Andi, saya doakan kuliah mbk Asti lancar dan syukur2 bisa lanjut ke PhD. Berhubung melamar beasiswany sudah 3 x sy pikir mbk Asti mirip dengan saya yang baru berhasil di kesempatan ke3, 2x gagal di ADS dan yg ke3 diterima di IFP-Ford. Ya ini seperti kata Bli sebelumnya, melamar beasiswa memang penuh misteri. Sukses terus bli

  11. Terima kasih tulisannya. air mata saya mengalir membacanya. Selamat utk P.Andi, mb Asti sekeluarga. Selamat terus berkarya. sy ijin share tulisan bagus ini ya Pak. salam utk mb Asti. Selamaaatttt….. sy turut bahagia.

  12. Inspiratif banget mas Andi, selamat buat mb Asti…Niat yg tulus membantu org lain menjdkn jalan mb Asti berhasil mendpt beasiswa itu..Smoga bs jg dpt beasiswa u s3…hehe..tp englsx msh ampuuuuunn…qiqiqi..

  13. Such an inspiring story Pak Andi, selamat buat Bu Asti.. Saya sendiri salah satu pejuang yang ga berhasil tahun ini, tapi melihat perjuangan Pak Andir dan istri, jadi malu untuk menyerah.. Di wawancara JST pun disebutkan ada yg sampai mencoba 9 kali, wah saya belom ada apa2nya. Definitely, I will try again for next year 🙂

  14. Pak Made Arsana, sebagai akademisi, saya ingin berbagi cerita ini pada mahasiswa & kolega saya. Jadi saya ijin untuk share cerita di atas. Semoga semangatnya dapat terus ber-“propagasi”.

    Thanks for sharing

  15. Dear Bli Made Andi yang Baik,

    Om awighnam astu…akhirnya perjuangan itu berbuah indah, Mbok Asti berhasil diterima ADS 2012.

    Alhamdulillah, salah satunya karena saya sering membaca tips-tips beasiswa dari Bli Made Andi, tahun ini juga, saya bisa diterima untuk program S3 ADS 2012, insya Allah akan berangkat Desember 2012.

    Semoga Ida Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan yang Maha Esa, membalas budi baik Bli Made sekeluarga sebagai penebar kemanfaatan ke sesama selama ini.

    Satu keinginan saya, entah di suatu saat, entah di suatu tempat, ingin sekali bisa bertemu muka dengan idola saya, Bli Made Andi. Sekedar say thank you very much atau untuk bisa membahagiakannya dengan cara saya, atau sesuai yang diinginkannya.

    Warm regards,

    Moch. Abdul Kobir

  16. Selamat ya Mas. Kisah yang luar biasa mas Andi, saya yakin itu salah satu “balasan” dari kebaikan mas Andi selama ini yang dengan senang hati mau berbagi ilmu dan informasi dengan kami para “scholarship hunter”.
    Selamat buat mbak Asti… Pasti semua pembaca blog ini ikut senang termasuk saya..:)

  17. Mas Andi, Selamat atas kelulusan istrinya.
    Saya sendiri pembaca setia blog mas andi, dan tips-tipsnya berhasil membawa saya sebagai penerima ADS juga tahun ini. Terimakasih atas semua tips-tips dan tulisan2nya yang inspiratif dan sangat membantu saya. Semoga memicu semangat teman2 lainnya juga.

    Terimakasih! 🙂

  18. Selamat ya Pak Made Andi. Ikut berbahagia, meski kita tidak kenal di dunia nyata. Tulisanmu cukup mengenalkannya. Meski ngak pernah baca Harry Potter sampai tamat, tapi tulisanmu membuat betah dan ingin mengikutinya kata demi kata.

    Selamat juga buat istrimu….. dan tentu saja seluruh keluarga.

    1. Terima Pak Zulfikar 🙂
      Btw, saya juga tidak pernah membaca Harry Potter Pak. Kisah saya ini berdasarkan pengamatan saya terhadap seorang kawan dan banyak kawan lainnya 🙂
      Terima kasih atas energi positif Bapak..
      A

  19. Pengalaman yang memberikan semangat, dan proses yang panjang dan penuh perjuangan…
    Selamat mas andi dan selamat buat mba asti.

    Thanks’
    Isaac

  20. Luarrr biasa… Selamat buat Mbak Asti utk ADS-nya. Untuk Mas Andi, I am proud of you. Selalu senang membaca postingan Anda. Terima kasih sudah menginspirasi. Superrr…..

  21. Dear Mas Andi & Mbak Asti,
    Selamat ya!! Ikut senang mendengar kesuksesan Mbak Asti dalam mendapatkan ADS. Kapan PDTnya dimulai?(siapa tahu berbarengan dengan calon saya.. ^_^ )
    Btw, pertemuan & perkenalan yang mengesankan, tulisan-tulisan yang sangat menginspirasi.. Beruntung saya sempat berkenalan dengan Mas Andi..

    1. Wah ketemu juga dengan salah astu tokoh utama dalam tulisan ini he he. Same here Mas Roy.. senang bisa bertemu dan belajar dari Mas Roy. Selamat juga buat calonnya ya… Asti PDT di Jakarta (menurut panggilan) selama 6 bulan. Tapi sedang mengusahakan ke Bali. Mudah2an bisa. Calon dapat di mana dan berapa lama?

      1. Siska (calon istri saya) PDT di Jakarta, mulai tanggal 27/2 selama 6 minggu, Mas.. Gak bareng deh.. MbAsti rencananya kuliah di mana? Siska di Murdoch Univ.. Perth..

  22. Alhamdulillah Pak, posting yang anda tulis di blog anda akhirnya membantu saya dan ratusan pejuang beasiswa lainnya untuk memenangkan ADS. Nama saya Taufiq Effendi dan saya juga adalah salah satu pelamar tunanetra. Jika bapak tidak keberatan, saya ingin menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan beasiswa dan kuliah disana melalui email. Mengenai peserta tunanetra lain yang anda ceritakan, apakah nama mereka Pak Jaka dan Bu Iin? Jika boleh, saya juga ingin menjadi friend anda di FB. http://www.facebook.com/taufiq.effendi
    Terima kasih

  23. Dear Mr. Andi..

    Never give up to give more spirit to your wife Mr.. !
    I’m sure that your wife will get it next time!
    Spiritttttt!!!!!!!!

    Regards,
    Andri

  24. Mas Andi…. Ini the best story I ever read in your blog! Berkali2 saya ketawa sendiri di kamar apartment, juga mata berkaca2 di akhir2 tulisan Mas Andi.
    Keep writing… and memberi pencerahan ke siapa saja. Tuhan yang Maha Melihat yang akan memberikan imbalan pada Mas Andi!

    1. Mas Novi,
      Setiap kali jenengan berkomentar, saya mereasa tersanjung berat.. you are such a great man menginspirasi dengan cara sendiri. Thanks Mas.. terima kasih atas doa dan kerelaannya menyampaikan apresiasi out loud. Orang2 hebat memang melakukan hal hebat untuk membuat orang lain menjadi hebat…

  25. hikmah berbagi dengan informasi berharga dari Bli seolah2 terbayarkan dengan kelulusan istri Bli Andi…smoga Bli Andi selalu sehat dan berbagi pengetahuan…*inspiratif

  26. Selamat ya Bli Andi dan Mbak Asti atas keberhasilannya memperoleh beasiswa ADS tahun ini.

    Puji Tuhan, saya juga berhasil mendapatkan beasiswa ADS tahun ini, tentunya juga berkat rajin membaca postingan Bli Andi mengenai beasiswa ADS di blog ini.

    Semoga kita bisa bertemu di Aussie nanti. Terima kasih Bli.

  27. Pak Andi,
    saya jadi keGRan ini, ikut disebutkan dalam tulisan bapak. Malah jadi malu saya pak, karana disebutkan “seakan mereka sudah pasti diterima” padahal pengumuman waktu itu masih lama, peasingnya juga hebat2. Atau kutipan tadi tidak merefer ke saya? hehe

    Untuk perjuangan ADS nya sendiri, saya kira semua spakat bahwa perjuangan bapak dan bu Asti sangat menginpirasi. Saya sendiri juga tahun lalu gagal, bahkan dalam tahap berkas/administrasi. Saya sedikit bingung juga, karna tahun ini saya kirim dokumen yang sama, kecuali Toefl ITP yg saya ganti dengan IELTS. Tapi yang paling saya salut dari cerita bapak diatas, bagaimana kita bisa ihklas berbagi informasi dengan orang lain, sementara kita atau keluarga kita sendiri juga sedang berusaha dan menjadi pesaing. Menurutku, menghilangkan ego ini yg terkadang susah, dan jujur, saya akui terkadang pemikiran seperti itu juga muncul di diri saya. berusaha untuk menjatuhkan lawan agar kita menjadi pemenang. Licik dan egois memang :(. Belajar ihklas memang tidak mudah.

    btw, saya sedang menunggu buku terbitan bapak dengan judul “UNSW menyapa” :D. Masa hanya ada “Wollongong menyapa” :(.

    Tak lupa, saya ucapkan selamat untuk bu Asti, semoga beasiswa ini bisa memberikan kontribusi ke diri sendiri dan negara kita tercinta terutama.

    pst: Mang bisa yah pak pindah PDT? saya sendiri juga malas kalo di jkt, sumpekkk 😦

    Salam

    1. Mas Ismail,
      Saya sengaja tidak sebut nama karena khawatir akan keberatan. Sekarang, tentu sudah jadi pengetahuan khalayak. Selamat atas prestasinya ya 🙂
      PDT boleh diubah tetapi tentu tidak mudah 🙂

  28. Halo Pak Andi,,,

    selamat untuk istri bapak yang sukses mendapatkan ADS 2011,,, saya juga termasuk pengikut setia blog-blog bapak selama mengikuti proses seleksi ADS tahun ini,,, dan syukur kepada Tuhan saya lolos,,, ditunggu segala tips2 dan pengalaman bapak lainnya di sana. terima kasih banyak atas bantuannya 🙂

    regards,
    Indah

  29. Om Swastyastu, nice story bli Made, sudah lama tidak berkunjung ke blog ini ternyata saya banyak tertinggal cerita-cerita serunya. I think this is another story for your another book. 🙂
    salam buat keluarga ya bli… sukses buat mbok Asti,
    GBU
    Om santi, santi, santi, om.

    tabik,
    ari mogi 2012

  30. Nuhun bli made, saya lebih pas dengan tulisan bli made bahwa beasiswa itu ‘misteri ilahi’. Betul sekali saya merasa beasiswa itu misterius. Saya tahun ini pertama kali ikut ADS dan langsung lulus. Bukan karena saya pintar atau persiapan, karena saya tidak melakukan persiapan banyak. Pertanyaan di wawancara pun ternyata tidak seperti yang ditulis di internet atau dimanapun, saya cuma diajak berbincang-bincang masalah pribadi. Saya iri dengan mbak asti yang punya pengalaman 2 kali lipat dengan saya, yaitu (kira-kira) bagaimana aplikasi yang gak lulus, bagaimana aplikasi yang lulus. Selamat dan semoga sukses terus..

  31. Swastiastu Bli Andi….
    walopun tiang dr segi umur lebih tua tp dr pengalaman berburu beasiswa ga ada salahnya tiang panggil bli….
    salut buat perjuangan istri sampai bs dapet ADS tahun ini….kebetulan tiang jg berhasil dapet ADS utk S3 tahun ini,awighnam astu tiang apply baru sekali langsung lolos….mudah2an kita bs ketemu di sydney or wollongong krn tiang mau apply ke UNSW. istri apply ke mana bli?
    Istri tiang alumni UGM jadi tahu Bli Andi,katanya dulu bli waktu itu Ketua KMHD di UGM….mudah2an nanti keluarga kita bs ketemuan disana.
    istri PDTnya kapan n dimana ? tiang PDT di denpasar yg 8 weeks mulai bln juli…yah agak lama jg si krn ADS info ke sy kl sy msk final ALA jg jadi brkt ke Aussienya musti nunggu hasil ALA dulu….
    tulisan2 bli sungguh memicu semangat n sangat banyak membantu tiang dlm melalui seleksi ADS tahun ini……tiang yakin karma buat bli pasti besar di kehidupan ini maupun kehidupan yg akan datang…suksma sajan niki bli……

    1. Bli Putu,

      Suksma atas apresiasinya 🙂
      Tyang memang senang menuliskan pengalaman. Pasti banyak yang lebih hebat, tyang bersyukur jika ada yg mendapat manfaat dari situ.

      Asti dapat yg 6 bulan 🙂 Writingnya agak turun kemarin meskipun sudah 6 overall. Dapat PDTnya dan sudah berhasil pindah ke Bali. Istri Bli siapa ya? Tyang pasti tahu kalau memang UGM 🙂 Salam hangat untuk istri ya. Selamat atas pencapaiannya Bli. Selamat bisa meraih beasiswa dengan sekali mencoba. Selamat juga atas seleksi ALA-nya. Let me know kalau ada yg bisa tyang bantu 🙂

      Suksma
      Andi

      1. Andi
        Bli yang matur suksma atas ‘contekan’nya di blog ini. Blognya Andi bener-bener membantu bli untuk apply ADS n (mudah-mudahan) ALA kemarin…..
        Bli PDTnya bulan Juli sampe September di Bali. Istri Andi kapan mulai ? mudah2an bisa ketemu di Sesetan nanti hehehe
        Istri Bli Made Dwi Antari, di UGM dulu ngambil D3 komunikasi angkatan (kalo nggak salah) 1999. Adik Bli juga kenal sama Andi koq, sama-sama di SMA 3 Denpasar dulu, 1 tahun di bawah Andi. Namanya Kadek Harry Setiawan…mudah2an tahu 🙂

        Suksma pisan
        Putu Doddy

      2. Suksma Bli.

        Asti mulai PDT April ini di Denpasar. Mungkin akan ketemu nanti di Bali. Mohon dibantu2 juga. Saling bantu 🙂 Kalau tyang ketemu sama Dwi, pasti ingat. Soal nama lengkap, seperti biasa, tyang tidak hafal. Begitu juga dengan adik Bli, tyang pasti ingat jika ketemu. Sukses terus Bli, selamat bersiap2 untuk PDTnya

        Suksma
        A

  32. Selamat Mas Andi dan Mba Asti…
    Semoga saya bisa terus termotivasi setelah gagal dalam JST interview tahun ini.
    Sukses n GBU!

  33. baca email di milis beasiswa dan end up membaca cerita yang memberi inspirasi…kata kunci : “never give up”…selamat dan sukses mas bwt bu asti dan salam kenal mas andi..

  34. Pak Andi? Bolehkah saya menanyakan tentang hal-hal yang lebih detail? Saya akan ke sana dengan keluarga, saya perlu bertanya tentang beberapa persiapan tentang itu. Jika boleh, saya akan mengirim email kepada bapak, email ugm apakah tidak apa-apa? Tentunya jika bapak berkenan.
    Terima kasih banyak pak…

  35. Selamat atas keberhasilan Mb Asti dan juga Mas Andi! Saya turut senang dan bangga. Semoga diberi kelancaran dan kesuksesan selalu. Ntar Dek Lita ikut sekolah juga nih.

    Salam untuk Mb. Asti.

  36. pak Andi, boleh kita minta copy list pertanyaan-jawaban yang telah Anda kumpulkan itu. mungkin akan lebih mudah kita pelajari. kalau njenengan berkenan. 😉 trimakasih

  37. Dear teman2 seperjuangan,

    Terimakasih sudah membaca sebagian dari cerita hidup saya. Mungkin tidak begitu istimewa bagi orang lain tapi ini sangat berarti untuk saya. Saya percaya Tuhan tidak pernah diam, sehingga tugas kita untuk terus berusaha dan jangan lupa berdoa.

    Dukungan seorang Made Andi Arsana yang suami juga sahabat sejati saya menjadi suatu energi yang luar biasa dalam menjalani proses ini. Trimakasih ayah atas segala supportnya, mohon maaf jika ibu seolah “jual mahal”… itu memang hanya karena kesibukan yang menyita waktu ibu. Tapi syukurlah tips-tips yang ayah buat di blog ini (yang sangat lengkap) sangat membantu ibu, yang saya yakin begitu juga untuk teman seperjuangan pencari beasiswa. Jangan pernah berhenti menulis ya yah, ibu yakin doa para pembaca blog ayah juga menjadi rekomendasi yang kuat untuk Tuhan meluluskan beasiswa ibu…. 🙂

    Ini bukan akhir perjuangan saya, melainkan awal perjuangan yang saya yakin tidaklah mudah. Bagi teman2 yang juga lulus ADS tahun ini, selamat ya dan bagi yang berencana studi di UNSW semoga bisa bertemu disana. Bagi teman2 yang belum beruntung tahun ini, tetaplah berusaha dan semangat mencoba…. !!!!

    Salam kenal
    Asti

    1. Wah, akhirnya tokoh utama ceritanya turun gunung memberi komentar. Penulis jadi grogi 🙂
      Kepada pembaca semua, mohon maaf Anda semua jadi rangking dua sekarang karena pembaca yg satu ini adalah favorit saya :))
      Makasih ya Bu atas apresiasinya. Selamat atas kerja kerasnya sehingga mencapai keberhasilan. It is not me but you. Eventually, it is US! We call it the power of “WE”.

  38. Selamat untuk mbak Asti ya mas Andi, saya Danar, figuran dari Atma Jaya yang sempat kaget karena tidak menyangka bertemu anda saat itu. Saya sendiri, puji Tuhan, juga lolos mas. Terima kasih sudah bersedia berbagi informasi, tip maupun kisah yang anda sampaikan sungguh sangat menginspirasi. Terus berbagi nggih!!!!

    1. Mas Danar, saya terharu. Saya bisa merasakan kegigihan jenengan dalam berjuang. Tidak ada yang lebih menyenangkan melihat mereka yang benar2 serius berjuang dan akhirnya berhasil. Orang tidak bisa belajar dari mereka yang beruntung, kita belajar dari mereka yang melakukan perjuangan dengan sungguh-sungguh meskipun lambat. Selama ya Mas.

  39. membaca postingan bapak kali ini dan mengingat postingan yang lalu ttg dilema bapak membuat sy merinding….takjub….selamat untuk bu Asti.
    salam kenal pak made.

  40. Selamat ya mba Asti! semoga setelah ini bisa langsung lanjut ke S3 sekalian.. 😀

    dalam posting ini saya juga mau mengucapkan terima kasih banyak atas tulisan-tulisan Pak Andi yang telah banyak menginspirasi saya. Selama dalam pencarian beasiswa saya selalu memahami dan mempraktekkan langkah2 yang ditunjukkan pak Andi.

    Dan, Alhamdulillah, sejak awal tahun ini saya berhasil kuliah di Australia lewat beasiswa ADS. Semua itu saya anggap sebagai rahmat Tuhan yang begitu besarnya dan sedikit/banyak berkat bantuan Pak Andi melalui blog ini.. 🙂

    Dan mungkin hanya suatu kebetulan, nama panggilan bapak dan istri sangat identik dengan nama saya dan panggilan istri.. I hope it’s a good sign.. 🙂

    Sekali lagi terima kasih pak Andi atas semua inspirasinya.. Sukses selalu untuk Anda dan keluarga.

    Cheers,
    Andi

  41. Ketut Asti….selamat sudah berhasil dalam berjuang….!!
    Mudah2an tiang sama Ketut dan Andi bisa bertemu di Sydney nanti,kebetulan tiang juga akan apply ke sana….
    Salut buat anda berdua yang telah menginspirasi tiang untuk sukses juga tahun ini….
    Btw…nanti di Denpasar mudah2an ketemu di PDT…tiang mulai Juli sampe september….keep up the good work…

  42. Selamat buat mbok Asti… dan tentu juga buat bli Andi 🙂
    Sy sangat terinspirasi membaca tulisan2 bli Andi & ingin masuk dalam daftar pejuang yg memburu beasiswa dari ADS 🙂

    salam dari Mataram, Lombok

    Eko P. Hamnur

  43. Selamat ya pak untuk bu asti dgn ads nya. Saya sangat terharu membaca kisah ini. Saya juga sdng berjuang memperoleh beasiswa sejak 2008.
    Sudah 3 kali saya lamar ads namun belum pernah dipanggil wawancar/ielts. Saya berencana mencoba lagi juni nanti. Saya akan sangat banyak membutuhkan petunjuk Bapak.

  44. Saya senaaaang sekali membaca postingan ini. Semoga tahun ini giliran saya. Saya akan mempersiapkannya dengan sangat serius. 🙂

  45. luar biasa dan memang memang hobi biasa di luar……………mantep bli…..tp jangan lupa bangun kampus tercinta yang mungil……di pojokan hehehe…..majukan risetnya n infrastrukturnya……geo yang sebelah selatan udah “ISO”…..

  46. Selamat ya Mas akhirnya Mbak Asti lulus ADS. Saya ADS awardee 2009 di UNSW. Saya juga tengah membantu suami saya mempersiapkan ADS 2013.Suami saya sdh mencoba 4 kali dan blm lulus. Kadang sedih melihatnya tp suami tdk pernah memperlihatkan kekecewaannya. Membaca postingan Mas ini menambah semangat saya untuk terus mendukung suami meraih cita-citanya. Terima kasih:-)

  47. kejujuruan adalah teman sejawat perjuangan. begitu menginspirasi, terima kasih telah berbagi, sukses selalu dan salam kenal dari Makassar. semoga di ruang waktu yang lain, kita bisa bertatap muka langsung

  48. Selamat pak Andi dan mbak Asti, Saya termasuk org yg membaca 40 pertanyaan wawancara yg dibuat pak Andi.Saya yakin kebaikan yang ditabur Pak Andi, akan dibalas oleh Tuhan. Alhamdulillah, sy juga diterima PhD ADS 2012 dan diikutkan seleksi ALA. Pak Andi jika berkenan saya ingin berteman di fb, karena saya rencana bersekolah di medical school, The university of Sydney dan perlu informasi ttg ttg hidup di sana bersama keluarga.Sekali lagi selamat…!

  49. Terimakasih banyak pak Made..tulisan ini cukup membuat saya termotivasi..karena selama ini saya tidak pernah yakin dengan apa yang saya cita-citakan….doakan kami Pak semoga kami berhasil tahun ini…

  50. Hebat pak andi^^..luar biasa,,salut banget..Selamat buat mba asti dan pak andi..
    awalnya berasa minder ga punya kelebihan apa2 buat daftar ADS,tapi saya memberanikan diri untuk tetep maju tahun ini..hehe..

    sekali lagi salut,
    It’s first time I see your blog, inspiring!
    thanks very much..

  51. Asw,, pak andi perkenalkan saya widya, saya ingin mendaftar beasiswa ADS juga,, tpi saya ada sedikit bingung dalam mengisi formulir, , boleh saya minta bantuan penjelasan dari bapak?

  52. setiap kali saya mendengar dan membaca tentang keberhasilan seseorang mendapatkan bea siswa sy sll terharu (! _ !)… smpai detik ini sy tidak pernah berhenti memberikan dukungan dlm bntuk apapun kpd suami sy ut mendapatkan bea siswa, walaupun pengetahuan sy msh sgt trbatas ut hal ini .Thn lalu beliau gagal.. Tp akan mencoba lg di thn ini.. tulisan2 dr beli Andi sgt memberikan semangat.. mohon bimbingannya mudah2an kami bisa menyusul bpk dan ibu ke ausy thn depan…… slmt berkumpul lg bwt bpk sekeluarga 🙂

    terimakasih bwt waktunya…..

  53. terinspirasi sekali saya membacanya, slamat ya mbak…
    Mbak saya juga ingin mencoba ads pi saya terkendala di aplikasinya, mohon di bantu bisa mbak? trimakasih

  54. Setelah membaca blog Mas andi ini, saya seperti mendapat pencerahan dan motivasi saya semakin bertambah dalam berjuang meraih ADS tahun ini. Sedianya saya akan mengirimkan formulir aplikasi ADS saya kamis ini, tp setelah membaca tips-tips dari mas Andi, sepertinya saya butuh waktu untuk mengkoreksi ulang dan lebih memoles aplikasi saya agar peluang mendapatkan beasiswanya tambah besar. Terima kasih mas Andi atas inspirasinya, tetap menulis dan menebarkan semangat untuk pejuang2 beasiswa di Indonesia ya.

  55. Mas Andi, hebat sekali tulisan njenengan.. Bisa membawa pembaca, at least saya sendiri dan beberapa yang komen di halaman ini, ke level emosional..
    Selamat atas diterimanya mbak Ktut Asti dan kok ndilalah satu kelas EAP dengan saya… Senang sekali bisa ketemu dengan istri penulis blog ini…

    Btw, dulu sewaktu saya menyiapkan diri untuk JST interview, saya pelajari list pertanyaan dari blog Mas Andi ini atas rekomendasi dari mentor saya, Mas Anggun Susilo. Beliau juga alumni ADS dan sekarang sedang PhD di Belanda…

    Makasih banget, Mas Andi… Semoga bisa bertemu dengan njenengan langsung di suatu waktu… 🙂

    1. Mas Anton,
      Wah senang sekali mendapat komentar ini 🙂 Good luck Mas. Saya jg banyak belajar dari Mas Anggun. Salam buat Asti ya 🙂 sampai ketemu nanti

  56. Selamat ya pak andi untuk bu asti, Pak Andi adalah the best dady and the best mentor,…. saya banyak belajar dari tulisan panjenengan… Ketika anda banyak memberi untuk orang lain insyaallah akan banyak buah kesuksesan yang pak Andi akan Petik… Sukses Buat Pak Andi dan Keluarga

  57. Wah luar biasa perjuangan memperoleh beasiswanya mas. Saya juga bermimpi bisa menjadi satu dari sekian orang yang berhasil menerima beasiswa ADS 2012. Saya masih kuliah S1 sekarang, smg bisa mendapat ADS utk S2. Amin 🙂

    Isti Subandini

  58. Salam kenal mr. Andi….. setelah membaca tulisan di blog anda, saya serasa membaca novel yang sudah lama saya tinggalkan (sampai meneteskan air mata) … terharu dan inspiratif….. sy sudah apply jg utk thn 2013 ini dan perguruan tinggi yang saya pilih University of Wollongong. Do’ain ya semoga saya lulus semua tesnya…… and Congratulation to mbak Asti …..

  59. Sempat berkaca-kaca bacanya…
    Sy berharap pasangan saya juga supportif seperti pak andi..
    Salam kenal pak, sy rezki dari makassar, saat ini baru merencanakan mendaftar ads..tulisan-tulisan bapak, semakin mempertebal semangat saya..thanks…

  60. halo pak andi
    selamat untuk anda dan bu asti, semoga tambah sukses selalu. saya orang baru di blog anda. saya terharu membaca tuisan P. andi, sungguh perjuangan dan motivator yang baik. saya juga ingin banyak mendapat informasi tentang beasiswa ads. jujur saya pengin banget bisa melanjutkan s2 di australia. perkenalkan, saya seorang guru di madrasah tsanawiyah dan sma, jurusan agama Islam, apa bisa ikut di ads?

  61. Great Couple,,,
    perjuangan yang luar biasa!
    harus diakaui bahwa dibalik kesuksesan seorang suami /istri itu karena ada istri/suami dibelakangya.
    Congratulation !
    Suskes selalu:)

  62. Great Couple,,,
    perjuangan yang luar biasa!
    harus diakaui bahwa dibalik kesuksesan seorang suami /istri itu karena ada istri/suami yg hebat dibelakangya.
    Congratulation !
    Suskes selalu:)

  63. cerita pberi semangat..saat2 ini masa yg suami saya jalani dg kecewa padahal waktu wawancara jst sangat myakinkan..waktu mba asti 2x gagal mdpt ads ngambil reaserch ato coursework.tks

  64. Dari banyak posting yang saya baca di blog ini, saya paling suka bagian ini. sangat menyentuh.. saya merinding sangat saat baca salah satu sms mba Asti yg belum juga mendapat telp ADS. …

    Semoga senantiasa sukses untuk Mas Adi dan keluarga…. 🙂

  65. Menyentuh banget ceritanya Pak. Cerita-Nya selalu indah, begitu juga cerita perjuangan bu Asti dalam mendapatkan beasiswa ADS. Mohon doanya juga ya Pak, smoga saya dan teman-teman scholarship hunter tahun ini dp beasiswa ADS.Amen 🙂

  66. Subhanallah, terharu sekali pak baca cerita ttg kelulusan mba Asti.
    Pak saya ingin mendaftar ADS tp sy belum yakin karena jurusan sy tdk sesuai dengan pekerjaan sy sekarang ini. Bagaimana ya menurut Bapak? terima kasih

  67. pak mau nanya nih,tes ielts nya kok setelah d terima penyaringan 1?kalo d ADS taun ini mereka mnta peserta mencantumkan nilai ielts,berati sya hrus tes ielts pribadi dulu ya pak?mohon pencerahannya pak,saya mau apply beasiswa juga 🙂 terima kasih

      1. oh gitu,makasih ya pak,doakan saya ya pak,taun ini saya juga mau berjuang mndapatkan beasiswa ADS 🙂

  68. Salam Pak…
    Saya Rahmi dari Bukittinggi Sumbar
    tak terasa air mata saya menetes saat saya membaca tulisan Bapak
    saya terharu.. dengan semangat Bapak dalam memotivasi istri tercinta
    saya suka dg tulisan Bapak, karena membawa saya hanyut dalam membaca, begitu juga dg tulisan2 Bapak yang lainya

    Kebetulan Pak, sudah dua tahun terakhir ini saya tertarik sangat tertarik dengan ADS, and tahun ini saya memcoba mengikutinya

    tapi masalahnya Pak, banyak dr keluarga saya yang tidak mengerti dg beasiswa, apalagi dg beasiswa keluar negeri, jadi begitu banyak informasi yang belum saya dapatkan, tp beruntungnya dengan membaca tulisan Bapak ini, banyak membantu saya dalam mempersiapkan diri saya.

    dan bersyukurnya, suami saya juga sangat mendukung dan banyak membantu dalam hal ini

    sekali lagi terimakasih pak, dan tulisanya
    salam kenal saya
    Rahmi syaflis

    1. Hello Rahmi,

      Terima kasih sudah membaca dan memberi komentar yg simpatik, pada tulisan saya. Saya doakan Rahmi bisa melewati tahap seleksi dengan baik dan akhirnya berhasil meraih beasiswa.

      Andi

  69. Salam kenal Mas Andi,
    Sy Gustian lulusan FKIP B.Inggris Universitas Syiah Kuala. Tulisan2 mas sungguh sgt menginspirasi dan mmberi masukan yg berharga buat saya. Sy sdah dr tahun lalu ingin melamar beasiswa ini, cuma karena terkendala ijazah yg telat kluar nya dr fakultas.Tahun ini saya akan bertarung untuk merebut tiket AAS dan atas saran2 dan kiat2 nya dalam tulisan mas sy mngucpkan terima kasih sebesar-besarnya. Semoga saya termasuk dlm golongan pemberani yang bisa mendapatkan keberuntungan agar lulus dalam proses sleksi nnti.
    Sy jg berharap suatu hari nnti bisa bertemu dgn mas dan keluarga. Sukses selalu dan diberi kesehatan oleh Tuhan.

    Salam hangat dari Aceh,
    Gustian

  70. Saya baca ceritanyasampai habis, kekuatan dan dorongandari pasangan sngat efektif.salut bt mas andi dan dukungannya bt mbk asti.smoga berkah tulisan dan ceritanya utk yng lain.amien

  71. Tahun ini saya apply aas, tapi blum lolos, bahkan untuk tahap pertama. Saya sedang berusaha mengoreksi dan evaluasi berkas dan usaha saha. Saya hanya berharap tidak kehilangan semangat tuk mencoba lagi tahun depan…

  72. Alhamdulillah berkat doa, belajar dari form lamaran mbak Asti dan blog pak Made Andi Arsana ini, saya bisa merasakan belajar di Australia. Semoga ilmu yang disebarkan menjadi berkah bagi pak Made Andi dan seluruh keluarga.

  73. Selamat pagi Pak Andi dan Keluarga, ini ketiga kalinya saya ke blog pak Andi dan baru mendapat kesempatan untuk membaca perjuangan Bu Asti hari ini 🙂

    Pagi ini saya baru menerima penolakan beasiswa pertama dari Swedia, dan baru mengetahui bahwa AAS akan buka tanggal 1 Februari.

    Mungkin pertanda saya perlu mencoba lagi 🙂
    Saya mengucapkan terima kasih banyak untuk tulisan Pak Andi mengenai perjuangan Bu Asti agaknya mengobati rasa sedih saya menerima penolakan perdana, dan mendapat semangat lagi untuk mencoba beasiswa lainnya !

    Semoga Pak Andi dan keluarga diberi kesehatan dan sukses selalu ! Amin

Bagaimana menurut Anda? What do you think?