Doa Malam


Wahai gelap gulita, berdoalah bersamaku. Cakupkan tanganmu di atas ubun-ubun atau lakukanlah seperti yang diajarkan leluhur kepadamu. Kita bertumbuh dari akar yang sama tetapi ritualmu mungkin berbeda. Berdoalah bersamaku dengan caramu karena yang kupentingkan bukan tata cara tetapi makna.

Berdoalah bersamaku malam ini. Aku ingin merasakan beban yang tersingkap dan diterbangkan angin dingin pemisah peradaban. Aku menyadari bahwa telah lama tidak kunikmati ini. Perasaan terbebas dari beban, terlepas dari dosa dan kesalahan. Aku ingat, baru beberapa saat lalu menghadap Tuhan dengan persiapan yang mengenaskan. Air suci atau mantera-mantera tak pernah bisa membersihkan diri seutuhnya dari noda yang aku tumpahkan sendiri. Aku ingat ketika itu, saat doa berbenturan dengan perasaan bersalah atau mantera-mantera yang beradu dengan bisikan di dasar hati tentang kebohongan yang aku simpan sendiri. Saat suara semesta tak lagi jernih, bercampur dengan riuh rendah pembelaan diri yang aku tahu sejatinya tidak semestinya.

Berdoalah bersamaku malam ini. Bersila atau bersimpuhlah di depan altar pemujaan dan rasakan angin dingin menyambut kita. Angin yang jujur itu pernah aku tuduh menyimpan rahasia. Lantai batu candi yang niscaya itu pernah aku duga memberi nestapa pada doa malam kita. Sejatinya, angin tetap jujur dan lantai batu candi tidak pernah berkhianat. Akulah yang menjadi pendosa dengan mengobrak-abrik firman Tuhan. Aku merekayasa sloka-sloka Bhagavad-Gita menjadi apa yang aku mau untuk membenarkan dosa seakan menjadi ritual yang diampuni. Aku pernah memanipulasi doa dan firman-Nya menjadi ramuan penawar kemungkaran sehingga seakan aku tanpa cela. Rasakanlah air suci ini, dia senyatanya tidak pernah diciptakan untuk menyembunyikan kebenaran apalagi mepercantik dosa.

Berdoalah bersamaku malam ini. Pejamkanlah matamu ketika segala dosa sudah kita akui dan hanya menawarkan pertobatan. Rasakanlah kedamaian hadir menggantikan kekalutan. Terimalah suasana shanti nan damai sejahtera yang berkuasa. Bersujud dan menangislah bersamaku menyampaikan penyesalan yang dalam. Bersimpuh dan merataplah bersamaku, bukan untuk sekedar memohon ampun tetapi untuk memanen kekuatan dari kepercayaan untuk tidak terjebak pada lubang yang sama. Lalu rasakanlah pelukan Tuhan memberi kedamaian, bahwa tak ada satu hal pun yang terjadi di luar kuasa-Nya. Isawasyam Sarwan Idham, semua atas perkenan-Nya dan semua hadir dengan pelajaran menuju kebaikan. Berdolah bersamaku malam ini dan tersenyumlah dalam doa yang memeluk mimpi-mimpi kita menuju kerajaan shanti, damai nan sejahtera.

Advertisement

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe

Bagaimana menurut Anda? What do you think?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: