Genjo tertunduk lesu, dia sedang mendengarkan ceramah seorang senior. Sejak bersekolah di luar negeri Genjo kerap mendapat nasihat ini dan itu dari kawan-kawan seniornya yang baik dan peduli.
“Kamu tidak pantes melakukan itu, Genjo. Apa kata orang nanti!?” Genjo takzim mendengarkan tanpa membantah sedikitpun. Dia paham, tidak ada gunanya menjelaskan, apalagi membantah.
“Kita ini orang timur, nggak pantes melakukan hal-hal demikian. Kamu jangan ulangi lagi ya, bisa heboh orang Indonesia yang ada di sini kalau kamu tetap seperti itu.” Genjo masih diam, dia tekun menyimak.
“Aku dengar dari teman-teman Indonesia di sini, kamu katanya sering pergi sama cewek Tonga itu. Banyak yang melihatmu. Kamu nggak usah menyangkal.” Genjo hanya mengangguk tanda membenarkan.
“Itulah yang jadi buah bibir orang-orang Indonesia di sini. Dua orang berbeda jenis kelamin pergi berduaan bahkan kadang sampai malam. Kelakuan macam apa itu?! Kamu, sebagai orang terpelajar dan taat beragama, nggak pantes melakukan itu. Nggak sopan.” Genjo hanya menghela nafas dalam, dia tidak berkata apa-apa kecuali manggut-manggut.
“Aku nggak tahu apa yang terjadi tetapi orang-orang tidak akan peduli. Mereka pasti akan menuduh kamu yang tidak-tidak!” Genjo diam seribu bahasa. Bagi Genjo, percakapan searah ini seakan terjadi di sebuah desa terpencil di Bali pada tahun 1970an. Percakapan itu membuatnya lupa sedang berada di abad 21, di salah satu negara paling maju di dunia. Tapi dia tetap diam menyimak dengan takzim. Suasana jadi hening dan tegang.
“Aku pulang dulu Kang!” Genjo akhirnya memecah kesunyian dan ketegangan suasana ‘ceramah’ itu.
“Mau ke mana kamu?” tanya seniornya penasaran.
“Presentasiku untuk konferensi di Markas PBB di Jenewa minggu depan belum kelar. Aku mau rampungkan dulu.” Sang senior terpaku, hening menatap punggung Genjo yang lenyap ditelan gelap.
Ahem! Brilliant. 😉
Tinggal spelling ‘serorang’ perlu dibenahi.
Makasih Om Subhan. Koreksi sudah dilakukan. Thanks for always being supportive.
sip, minggu depan jadi yah?
Hari Kamis. Nanti inshaallah sehari 2 hari lagi aku kirimin email hasil pemikiran terbaruku biar bisa kita bahas.
Tgl berapa persisnya ya Om? Pls come 🙂
Good one Mas Andi 😉
Thanks Mas Riza
Sudahlah, ga usah peduli omongan orang. 🙂
Tuh, dengerin tuh Genjo 🙂
Ini menjadi pengingat setiap putra-putri bangsa Ini agar “tidak macam-macam” di negeri orang 🙂 btw Info ADS 2014 blm ada ya Mas?
Yg macam-macam itu yang menasihati apa yang dinasihati? 🙂
Tunggu Maret ya.
Salam perkenalan Pak Made, wah balada mas Genjo , sosok penuh misteri bagi saya. pak made bolehkah saya mendapatkan alamat e-mail Bapak? Ada beberapa hal yang ingin saya diskusikan. Terimakasih
Salam kenal. Ada do blog ini. Silakan dicari di about.
saya sepertinya masih harus menyimak kisah selanjutnya dari ini.. 😀
Nantikan pada gelombang dan waktu yang sama ya 🙂
haha..yes, I will, sir! 😀
keren mas…
Makasih Kiran 🙂
speechless, inspiring!
Thanks Kristin 🙂