Saya memenuhi syarat, mengapa tidak lulus seleksi beasiswa?


Cincin Merah di Barat Sonne

Di minggu kedua Februari 2012 ada sekitar 400 orang Indonesia yang tersenyum girang karena berhasil mendapatkan beasiswa Australian Development Scholarship (ADS). Kepada lebih dari 300 orang yang juga mengikuti seleksi tahap akhir tetapi belum beruntung lolos, nasihat saya sederhana “coba lagi tahun ini” jika masih tertarik. Pendaftar beasiswa ADS sekitar 4000 sampai 5000 setiap tahunnya (kadang lebih). Seseorang yang berhasil lolos adalah satu dari 10 persen dari keseluruhan pendaftar. Jika dibahasakan dengan perbandingan maka masing-masing penerima adalah satu dari 10 orang yang mendaftar. Kalau dilihat dengan cara ini, kesannya bisa jadi mudah, bahwa 10 persen pendaftar akan diterima dan itu artinya satu dari sepuluh orang pendaftar berpeluang diterima. Lebih mudah lagi jika ini diartikan bahwa untuk bisa diterima ADS, perlu mengalahkan sembilan orang saingan.

Silakan berpikir demikian tetapi kenyataan menunjukkan bahwa lebih dari 3600an orang yang gagal setiap tahun. Maka dari itu, mari berpikir lebih realistis bahwa untuk bisa diterima beasiswa ADS, kita harus lebih baik dari 3600an orang itu. Atau untuk lebih pastinya, jika ingin diterima beasiswa ADS maka jadilah peserta dengan ranking paling rendah 400 karena itulah kuota ADS di Indonesia. Dalam bahasa yang lebih dramatis, pertanyaannya menjadi “apakah saya mampu mengalahkan 3600an orang dalam persaingan ini?”

Perlu diingat, persyaratan akademis beasiswa ADS tidaklah super sulit. Dua indikator formal yang dipakai adalah IP yang ‘hanya’ 2,9 dan TOEFL yang ‘hanya’ 500 atau IELTS sebear 5. Saya paham, akan ada orang yang merasa tidak nyaman jika saya menggunakan istilah ‘hanya’, makanya saya beri tanda petik 🙂 Namun, yang saya maksud adalah bahwa syarat mendaftar lebih mudah jika dibandingkan dengan beberapa beasiswa yang lain dengan persyaratan yang biasanya lebih tinggi. Meski demikian, sangat banyak pelamar ADS yang IELTS/TOEFLnya secara teoritis lebih dari cukup untuk masuk Harvard Law School dengan Beasiswa Fulbright dari Amerika Serikat. Persyaratan yang tidak super sulit inilah, salah satunya, yang membuat pelamar beasiswa ADS sangat banyak, hingga 5000an setiap tahunnya.

Jika melihat persyaratan dan banyaknya pelamar, seorang pelamar sudah harus tahu bahwa dia adalah salah satu saja dari ribuan orang yang memenuhi syarat. Kalau saja pelamarnya tidak berjiwa super nekat, bisa dipastikan ke-5000 pelamar itu memenuhi syarat. Bisa dipastikan, tidaklah mudah memilih 400 orang dari 5000 orang yang memenuhi syarat itu.

Dalam pemahaman saya yang didasarkan pada logika dan tebakan, ke5000 peserta ini pastilah dirangking dan yang mendapat beasiswa adalah rangking 1 hingga 400 (dengan asumsi kuota 400 setiap tahun). Yang saya tidak tahu persis adalah bagaimana cara merangking peserta ini. Yang pasti saya tahu adalah bahwa perangkingan itu pasti tidak hanya menggunakan dua indicator formal yang saya sebutkan tadi yaitu IP dan TOELE/IELTS. Jika demikian pastilah mudah sekali karena mereka yang IPnya 4.00 dan TOEFL 667 (paper based) boleh merasa agak yakin akan diterima karena hampir pasti merupakan satu dari 400 pelamar terbaik. Bagaimana kalau ada lebih dari 400 pelamar dengan TOEFL dan IP sempurna? Ceritanya akan menjadi lebih rumit lagi.

Saya ingin menyampaikan analisis amatir saya soal beasiswa ADS ini. Dari pengalaman mendapat ADS dan pengalaman menemani banyak orang mendapatkannya, saya berpendapat bahwa perangkingan peserta didasarkan pada beberapa faktor selain IP dan TOEFL/IELTS. Faktor itu adalah: pertama, kesesuaian bidang yang dipelajari dengan prioritas bidang pembangunan yang menjadi tujuan Australia. Kedua, kesesuaian bidang yang dipelajari dengan kebutuhan Indonesia. Ketiga kesesuaian bidang yang akan dipelajari dengan latar belakang pendidikan. Keempat kesesuaian bidang yang dilamar dengan pekerjaan yang dilakukan saat melamar. Kelima, peran atau potensi peran pelamar dalam pembangunan Indonesia. Keenam potensi peran pelamar terkait hubungan Indonesia-Australia. Mungkin masih ada hal yang lain, silakan pelajari formulir dan persyaratan formalnya dan selamat berimajinasi.

Jika disederhanakan maka ada n parameter yang membuat seseorang bisa diterima beasiswa ADS. Masing-masing parameter ini memiliki skor sendiri, misalnya skalanya 1 sampai 100. Artinya total nilai maksimalnya adalah n x 100. Inilah yang dijadikan dasar untuk merangking para pelamar itu untuk kemudian menentukan keputusan final. Artinya, bisa saja ada pelamar A yang nilai IELTS/TOEFLnya tinggi tetapi tidak diterima sedangkan pelamar B yang IELTS/TOEFLnya lebih rendah diterima. Ini kemungkinan besar terjadi karena skor total pelamar B lebih tinggi dari pelamar A karena faktor selain IELTS/TOEFL. Misalnya, pelamar A menekuni bidang ilmu yang sangat sedikit perannya untuk pembangunan Indonesia saat ini. Singkatnya, yang menentukan seseorang diterima beasiswa luar negeri adalah akumulasi dari banyak faktor. Makanya tidak bijak jika menuduh ‘ada yang tidak beres’ hanya gara-gara ada orang yang nilai IELTSnya lebih tinggi, kalah bersaing dengan mereka yang nilai IELTSnya lebih rendah. Bagaimana cara tim seleksi menentukan nilai/skor masing-masing peserta? Melalui berkas lamarannya, tes kemampuan berbahasa asing (IELTS) dan wawancara.

Betulkah mereka yang PNS mendapat kesempatan lebih besar dibandingkan non PNS? ADS telah dengan tegas menyebutkan proporsi dalam jatah beasiswa tahunannya. Saya rasa itu masuk akal karena AusAID ingin memberikan kesempatan lebih besar kepada mereka yang secara langsung/sistematis memiliki akses kontribusi terhadap pembangunan Indonesia. Hal ini terkait salah satu faktor yang saya sebutkan di atas yaitu ‘peran atau potensi peran dalam pembangunan Indonesia’.

Apa yang harus dilakukan para pelamar? Pelajari dengan baik semua persyaratannya dan mulailah menerka-nerka berapa skor Anda di tiap-tiap kriteria yang ada. Ingatlah bahwa canggih berbahasa Inggris dan IP mendekati 4 sama sekali bukan jaminan diterima, meskipun itu jelas meningkatkan peluang. Ingin agar segala sesuatunya lebih aman? Cobalah meningkatkan skor untuk semua kriteria yang dipersyaratkan. Belajarlah dari Special Agent Osso yang selalu melakukan sesuatu dengan three special steps dan check list 🙂

Bagaimana dengan doa? Doa adalah sesuatu yang maha penting dan akan memeluk semua usaha terbaik kita. Doa menjadi penyempurna segala usaha terbaik karena beasiswa luar negeri adalah misteri ilahi. Yang sebaiknya tidak terjadi adalah doa yang tidak dsertai usaha yang memadai. Yang tidak kalah penting, setelah melakukan yang terbaik, bersiaplah untuk yang terburuk. Selamat berjuang dengan menggabungkan idealisme dan optimisme yang berpijak pada realisme.

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe

51 thoughts on “Saya memenuhi syarat, mengapa tidak lulus seleksi beasiswa?”

  1. Satu hal lagi yg menurut saya terpenting: Restu dari Ibu kita! Saya butuh 5 tahun hingga akhirnya bisa mendapatkan restu ibu saya dan akhirnya memperoleh beasiswa ADS utk S2 saya. Dan hal tiu terjadi lagi saat saya berusaha mencari sekolah dan beasiswa utk S3 saya. Segala macam aplikasi S3 dan beasiswa saya coba, namun tak membuahkan hasil hingga 4 tahun kemudian ibu saya (akhirnya) memberikan restunya….

    1. Maaf tmn. Bisa tanya sdkt. Pertama, kisah di atas berlaku kalau ibu masih hidup. Kalau sudah meninggal? Kedua, restu dari istri kalau sudah menikah perlu tdk? Info bahwa saya juga mulai ancang2 memenuhi syarat itu. Pengalaman persiapan yang lain bgmn? Makasih atas jawaban sebelumnya.

  2. terima kasih Bli Made Andi.. it inspires me a lot, saya seorang PNS Ditjen Pajak yang kini bertugas di Palembang, jika nanti memenuhi syarat saya insyaALLAH hendak melamar beasiswa ADS. Kini saya sedang dalam proses memantaskan diri saja terlebih dahulu.

  3. waduh jadi semakin berdebar-debar dengan ulasan pak Andi di atas.Betul ternyata nilai akademik plus hanya memperbesar peluang bukan penentu..

    thanks pak Andi atas ulasanya yang sangat berkualitas.

  4. Setahun yang lalu, sembari deg2an menunggu hasil JST, saya selalu berbagi info dan berbagi rasa deg2an juga dengan banyak orang di Kaskus. Ternyata ada salah seorang di antara kami yang tahu sekali sistem seleksi ADS (mungkin kenal dengan tim seleksi). Ada info yang menarik di sini untuk tahapan seleksi: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4329537&page=18

    Dan di halaman2 selanjutnya juga banyak 🙂 semoga dapat mencerahkan dan memotivasi karena seperti Pak Andi katakan, IELTS/TOEFL score dan IP bukan penentu utama.

  5. Jadi syarat administratif tuh penting banget ya, Bli? Walau pun pengalaman seabrek-abrek, IELTS 7, tapi IPK “hanya” 2.75 .. harus mundur teratur kah? *sedih*

    1. Aturan formalnya terkait IP dan IELTS, tidak terkait pengalaman seabrek2. Entahlah apa IELTS 7 itu bisa berlaku sebagai ‘pahala’ yg membayar ‘kelemahan’ IP yg 2.75 itu 🙂 Tapi supaya tahu hasilnya, coba aja daftar 🙂

  6. terima kasih infonya mas 😀
    oya ternyata di Appendix Handbook yg bisa didownload dari website ads, juga ada pembobotan penilaian (30 % academic indicators, 30 % leadership indicators, 40 % potential outcome indicators dan kategori hasil akhir (“outstanding”, “very good”, dll) semoga ini bisa jadi tambahan info juga (barusan baca :p)

  7. Terkait dengan beasiswa ADS pak. Saya ingin menanyakan. Apakah boleh menikah saat ternyata sudah diterima sebagai peserta ADS? adakah ketentuan tidak boleh menikah selama menjadi penerima beasiswa? Kalau saya mau cari infonya kemana ya pak? Thanks before pak.

  8. tahun ini sya baru berani mencoba mengirim aplikasi untuk ads setelah nonton video dan baca2x postingan pak Made… Tutorial & tips nya sangat membantu, sekarang tinggal banyak berdoa dan ikhlas hehehe… terima kasih banyak pak…

  9. salam kenal mas andi…
    saya ali…saya sangat termotivasi dengan tulisan yang keren dan memotivasi untuk memperoleh beasiswa S2 di australia….. mas. kalo boleh nanya ni mas. apakah peternakan juga masuk dalam program ADS….?

  10. buat teman teman yang termotivasi dengan tulisan mas andi,,, saya ucapkan selamat, karena kita udah satu langkah maju untuk meraih beasiswa. mari berjuang. semangat…..^-^

  11. salam kenal mas andi, saya arif. saya tertarik ikut ADS ini, tapi masalahnya IPK saya cuma 2,8. saya pernah baca kalo IPK 2,9 itu tidak mutlak. itu maksudnya gimana? apakah ada peluang untuk mendaftar walaupun IPK mendekati 2,9. mohon pencerahannya. terimakasih.

  12. Salam pak andi…
    Trus trang blog bpk sangat menginspirasi sy,
    Saya sangat berminat untuk mengikuti ads, dan skrng brusaha untuk memantapkan diri terlebih dahulu… Saya adalah seorang perawat. Yang ingin sy taxkan: 1)apakah nursing juga termaksud dari ke empat sektor yg di tentukan ads?
    2) persyaratan ads juga meminta proposal pnelitian. Itu proposal yg bgmn ya pak? Apakah bisa di ambil dri proposal yg pernah di ajukan ketika mengambil gelar sarjana? Dan apakah proposalx hrus berbahasa inggris.?
    Trimakasih..
    Sukses slalu…

      1. Iya,, trimaksih atas pencerahanx pak… Nnt klw sy ad hambatan mohon bimbinganx lagi ya pak..
        Skali lg trimaksih
        sukses selalu…

  13. mas andi, saya tertarik ikut program small and medium enterprisem tapi saya cari jurusanya kok belum ketemu ya. bisa tolong bantu kasih rekomendasi universitas yang menyediakan program Master Small and Medium Enterprise. thanks

  14. great mas andi 🙂 saya ingin bertanya, saat ini saya ingin mengajukan scholarship ke boccini university italy. saya agak kesulitan untuk mengetahui aplikasi apa saja yang harus saya kirim. mengingat deadlinenya sebentar lagi dan saya tidak ingin melakukan kesalahan atau kekurangan pengiriman. thanks mohon bantuannya

  15. Malam pak, sebelumnya saya sudah membaca buku bapak yg berjudul “Berguru ke negeri Kangguru” walaupun belum baca secara overall, to be honest saya sangat suka sekali sharing pak Andi di dlm buku itu 🙂 dan masih banyak lagi informasi2 yg saya cari mengenai beasiswa ke luar negeri, khususnya ke Australia.
    Rasanya banyak pertanyaan yg ingin saya lontarkan secara langsung, yg ingin saya tanyakan saya mempunyai rasa kurang percaya diri dalam berbahasa inggris, saya sekarang semester 3 dan merasa masih memiliki berbahasa inggris yg kurang cukup baik dan itulah yg saya rasa adl hambatan untuk mengikuti beasiswa ke luar negeri. thx before 🙂

    1. Anda punya waktu Cukup banyak. Belajar Dari sekarang. Jika belum menghabiskan waktu 2 jam untuk belajar Bhs Inggris setiap hari Sampai Anda lulus nanti, Belum berhak mengatakan Bhs Inggris itu sulit 🙂

  16. Terima kasih Pak Andi atas ulasanya. Saya sudah mencoba daftar ADS sebanyak 7x, dimana 4x untuk Master dan 3x untuk S3, dan semuanya Gagal. Bidang saya adalah Pendidikan. Hingga akhirnya saya memilih untuk mengalihkan pencarian ke Amerika Serikat, dan Alhamdulilah saya berhasil memperoleh beasiswa PRESTASi untuk S2 dari USAID. Nah, untuk S3, saya sudah 3x daftar ke ADS, termasuk tahun ini, dan minggu kemarin saya mendapat email bahwa saya tidak masuk Shortlisted. Kadang saya suka penasaran apa sih yang membuat saya tidak lulus?!. Katanya, untuk S3 peluang akan kebih besar jika sudah memiliki Profesor yang tertarik pada rencana penelitian kita. Nah, saya sudah memperoleh lebih dari sekedar ketertarikan seorang Profesor. Tahun 2012 saya mendapat LoA dari Univ of South Australia, tahun 2013 LoA itu diperpanjang, dan tahun 2014 saya mendapat LoA dari Univ of Melbourne, tapi tetap saja saya tidak masuk shortlisted. Kalau memang kualitas saya tidak meyakinkan, mana mungkin tuh kampus mau memberikan saya LoA?!! Jujur saja sampai saat ini masih ada pertanyaan mengganjal di hati saya tentang itu (Sebodoh apakah saya sehingga mereka tetap menganggap saya gak layak jangankan diberi beasiswa, diberi kesempatan wawancara saja tidak). Saya mencoba menduga mungkin faktor status bukan PNS atau faktor geografis (KTP saya Jawa Barat .. :D) juga menjadi salah satu penyebabnya dimana Indonesia timur mungkin lebih diutamakan. Akhirnya, saya kembali mengalihkan target ke beasiswa lain. Alhamdulilah, saya dapat LoA dari Univ of Sheffield, UK dan memperoleh beassiwa melalui LPDP … Insya Allah berangkat tahun depan. Terima kasih Pak Andi, tulisan Bapak ini sedikit memberi jawaban atas pertanyaan mengganjal di hati saya …

  17. Dapat Pencerahan… trims banyak Pak.. Semoga Sang Pencipta Penguasa Segalanya, Sumber berkat, Sumber Kehidupan dan segalanya…. Sya percaya memberikan yang terbaik bagi Bapak dan Keluarga… God Bless

  18. pak Andi,Saya masih pelajar SMA dan akan lulus thun ini, dan ingin kuliah di australia……
    Kemampuan Toefl/Ielts saya masih dalam pembelajaran.. sebenarx pak kalo boleh jujur nilai akademis saya standar sj tetapi untuk bhs inggris sy cukup lumayan pk,.. Adakah beasiswa untuk pelajar sperti sy? mohon info nya pak.. Thanks

    1. Mungkin ada. Saya tidak punya info saat ini. Btw, coba Anda renungkan dulu, di Indonesia ada banyak lulusan SMA dan pasti tidak semua bs dpt beasiswa. Apa alasan pemberi beasiswa memilih Anda?

  19. Selamat sore Pak Andi.
    terus terang, saya khawatir dengan ipk sayang yang 2.83 😦
    padahal sedang berusaha siapkan semua berkas, dan tiap hari belajar toefl untuk persiapan tes. Agak sedih rasanya..
    ktp sy NTB.

  20. BEASISWA ADALAH HAK SEMUA ORANG….TAPI BERHASIL TIDAKNYA SESEORANG PEROLEH BEASISWA ADALAH RAHASIA ILLAHI. MATA RANTAI PENGALAMAN HIDUP YANG PANJANG DAN TERUS BERKESINAMBUNGAN SECARA KONSISTEN MUNGKIN MENJADI JALAN BAGI TUHAN TUK MEMBERIKAN KEAJAIBAN TUK WUJUDKAN MIMPI KARENA PADA DASARNYA SETIAP ORANG TENTU BOLEH BERMIMPI….TETAPI RAHASIA ILLAHI MELEBIHI SEGALANYA. DON’T STOP BELIEVING…GOD KNOWS

  21. Salam mas andi, saya juga tahun kemarin ikut mendaftar AAS namun belum rejekinya, rencana mau coba lagi tahun ini, semoga rejekinya tahun inii, oya untuk master pendidikan matematika ada rekomendasi ambil diuniversitas mana ya mas? Terimakasih atas semangatnya dan ditunggu balasannya:)

Bagaimana menurut Anda? What do you think?