
Saya betemu dengan banyak diplomat selama berada di luar negeri. Ada satu hal penting dari mereka yang saya anggap baik yaitu sikap “tidak mengancam”. Saya mendengar, untuk bisa menjadi diplomat, seseorang haruslah sangat bagus. Seleksinya luar biasa ketat. Tidak diragukan lagi, diplomat itu adalah kelompok orang-orang terbaik di Indonesia pada bidangnya. Mereka, dalam bahasa sederhana, adalah orang-orang pintar. Satu hal yang sama dari beberapa diplomat baik yang saya temui adalah kehadiran mereka yang tidak mengancam.
Sangat mudah untuk merasa kecil, merasa tidak berguna dan bahkan merasa bodoh jika kita bertemu dengan seseorang yang pintar dan hebat. Diplomat yang baik mampu hadir sebagai orang yang tidak mengancam dan memberi ruang yang cukup bagi orang lain untuk berkembang leluasa dan menunjukkan dirinya dengan baik. Diplomat yang baik lebih banyak mendengar dan royal dalam memuji dan mengapresiasi. Namun saya paham betul, di dalam diri diplomat yang penuh puja puji itu bersemayam kecerdasan dan pengetahuan yang luas. Saya juga kenal dengan beberapa diplomat dan paham bagaimana cadasnya jalan mereka jadi diplomat.
Dalam perjalanan saya di berbagai negara, saya telah berjumpa dengan belasan, jika tidak puluhan, diplomat baik. Diplomat yang baik ini mampu menahan diri untuk tidak menonjol dan tidak memamerkan kesaktiannya kepada lawan bicaranya, terutama ketika itu tidak diperlukan. Ketika waktunya tiba, kehadiran yang tidak mengancam ini sesungguhnya yang membuat diplomat ini sangat ‘mematikan’ dalam makna positif. Kepada diplomat yang merelakan diri tidak tampak hebat di depan masyarakat biasa tetapi bertaring tajam dalam diplomasi antarnegara, saya banyak belajar. Bahwa salah satu kunci diplomasi adalah kemampuan membuat lawan bicara merasa nyaman dan tidak terancam. Dan bahwa diplomasi adalah keseharian setiap orang dalam skala dan konteks berbeda-beda.
PS. Tulisan ini diilhami pertemanan saya dengan diplomat-diplomat hebat Indonesia yang saya temui di berbagai tempat, terutama di Australia.
“Kepada diplomat yang merelakan diri tidak tampak hebat di depan masyarakat biasa tetapi bertaring tajam dalam diplomasi antarnegara, saya banyak belajar.”..,
Saya dibelakang Pak Andi untuk hal-hal seperti ini..:)
Makasih 🙂