Perselisihan dua bangsa serumpun ini sepertinya tidak habis-habis. Inilah sepuluh alasan mengganyang Malaysia:
-
Mari kita ganyang Malaysia jika kita adalah bangsa yang tidak mampu memahami perbedaan antara “mendaftarkan” untuk menghormati keberadaan dan “mengklaim” untuk mengakui kepemilikan.
-
Mari kita ganyang Malaysia jika kita adalah bangsa yang rendah diri, mudah marah dan cepat emosi karena pemberitaan yang bahkan sering kali tidak kita pahami secara utuh.
-
Mari kita ganyang Malaysia jika kita bahkan tidak paham makna “klaim”, “hak cipta”, “hak paten” dalam konteks hukum nasional dan iternasional.
-
Mari kita ganyang Malaysia jika kita menderita ketidakmengertian stadium tinggi dengan latah mengatakan “kita perlu mematenkan seni budaya”.
-
Mari kita ganyang Malaysia jika kita merasa tidak punya pekerjaan lain yang lebih besar untuk belajar dan mengejar ketertinggalan kita sendiri.
-
Mari kita ganyang Malaysia jika kita sudah tidak lagi merasa jadi Kakak Nusantara, tetapi pesaing yang hampir kalah dan tidak lagi punya kebanggan.
-
Mari kita ganyang Malaysia jika kita sudah putus asa dan tidak lagi mampu menghadapi mereka dengan ketajaman pemikiran dan kelihaian diplomasi kita di meja perundingan.
-
Mari kita ganyang Malaysia jika kita tidak memahami sejarah bahwa Indonesia dan Malaysia adalah dua bangsa ‘baru’ yang lahir ratusan tahun setelah interaksi antar manusia di nusantara menyejarah.
-
Mari kita ganyang Malaysia kalau kita yakin bangsa-bangsa di dunia akan segan dan kagum pada cara tersebut dan menjadikan kita teladan dalam menyelesaikan persoalan antar bangsa.
-
Mari kita ganyang Malaysia jika kita lupa bahwa salah satu amanat konstitusi kita adalah “melaksanakan ketertiban dunia”.
persfektif yang bagus, mas 🙂
makasih sharenya..
Sama2 Mas Wahyu 🙂
Good writing 🙂
Thanks!
Tertarik dengan poin nomor 10. Apakah ini berarti Presiden Soekarno dulu melanggar konstitutisi? Bukankah dia yang pertama kali mengumandangkan slogan “Ganyang Malaysia”?
Mungkin itu sebabnya popularitas Bung Karno mulai jatuh sejak akhir dekade 1950-an?
Subhan Zein
Konteks Ganyang Malaysia yang dikumandangkan Soekarno ini bebeda dengan yang diteriakkan sekarang. Soekarno memiliki agenda yang menurut dia ketika itu sangat besar dengan kehadiran Persemakmuran di ‘dekat’ Indonesia. Selain itu perkembangan politik dan interaksi bangsa2 di masa itu berbeda dengan sekarang sehingga hard power mungkin dipandang lebih efektif.
Selain itu, Bung Karno melihat adanya ancaman dengan kehadiran persemakmuran, setidaknya berdasarkan pengetahuan dan naluri politiknya ketika itu. Reaksi keras dengan menunjukkan kekuatan menjadi dianggap penting. Hal ini berbeda dengan Ganyang yg diteriakkan sekarang yang terjadi semata2 karena ketidakmampuan memahami isu secara utuh. Apapun itu, still menurutku Ganyang is not the best way 🙂 Pendapatku demikian Oom Subhan.
Like this Bli Andi *padahal mustinya manggil om*
Makasih Gus 🙂