Kawan, kalau saja keberhasilan itu seperti kuat arus (I) yang memang harus kamu capai, maka kamu punya Voltase (V) dan Resistensi (R) yang harus dikelola. Voltase itu kemampuanmu dan Resistensi itu segala hambatan yang harus kamu hadapi. Tahukan engkau kawan, Voltase itu bertengger di atas dan Resistensi itu nangkring di bawah. I = V/R, demikianlah dunia menyepakati. Makin besar kekuatan yang kamu miliki maka makin besar pula potensi keberhasilannmu. Sebaliknya, hambatan yang besar akan mengecilkan peluang keberhasilanmu.
Coba kutanyakan kepadamu, apa yang semestinya dilakukan untuk memperbesar peluang suksesmu? Kaulemparkan jawaban “meningkatkan kemampuan”. Benar kawan, kamu orang yang optimis memandang hidup. Kamu percaya dengan proses belajar dan menjadi lebih baik. Pernah juga di saat yang lain kamu jawab “mengecilkan hambatan”. Ini juga benar, kamu menginginkan kepastian dan keselamatan dalam menjalani hidup. Sama sepertimu, di banyak kesempatan, aku menginginkan hambatan menyusut sekecil-kecilnya sehingga langkahku lapang dan keberhasilanku mudah dicapai. Tapi kawan, janganlah bermimpi agar hambatan itu tiada karena hambatan adalah faktor pembagi. Sesuatu yang dibagi nol tidak akan terdefinisi. Kamu boleh mengusahakan agar hambatannya kecil tetapi jangan pernah mengusahakannya untuk menjadi tiada. Keberhasilan tidak akan bermakna jika tidak ada hambatan. Ingatlah, keberhasilan adalah kemampuan dibagi hambatan.
Yang semestinya kita lakukan adalah memastikan hambatan sekecil mungkin, bukan menghilangkannya sama sekali. Engkau akan bertanya, “bagaimana caranya?”. Lihatlah di sekitarmu ada lebih dari satu hambatan yang harus kamu hadapi. Hambatan yang bermacam ragam itu harus kamu perlakukan sedemikian rupa agar menjadi sekecil mungkin. Rahasianya adalah pada cara merangkainya. Masihkah kau ingat, hambatan yang banyak itu bisa disusun secara seri atau parallel? Tentu saja kamu masih ingat. Jika ada dua hambatan masing-masing bernilai 2 dan disusun secara seri maka hambatan totalnya adalah 4 karena R-total sama dengan Sigma dari R-i. Bahwa total hambatan adalah penjumlahan dari seluruh hambatan yang ada. Bagaimana jika dua hambatan yang sama itu disusun parallel, kawan? Tahukah kamu bahwa hambatan total adalah 1? Betul sekali, 1/(R-total) adalah Sigma dari 1/(R-i). Menyusun dua hambatan yang masing-masing bernilai 2 secara parallel menyebabkan kamu mendapatkan hambatan yang jauh lebih kecil dibandingkan penyusunan secara seri. Baik teman, aku tahu kamu bingung dengan semua kerumitan ini. Sederhanakan saja pikiranmu. Jika kamu memiliki dua hambatan yang masing-masing nilainya 2 maka kamu bisa menghasilkan hambatan total sebesar 4 atau 1. Sekarang kamu pilih sendiri.
Kawan, aku hanyalah pengobral kata-kata dan penjaja nasihat tanpa rasa malu. Seperti kata Chairil Anwar, aku barangkali hanyalah tulang-tulang berserakan, tapi adalah kepunyaannmu. Kaulah yang kini tentukan nilai tulang-tulang berserakan itu, kawan.
Ketika kegagalan terus menyapa, aku terus meyakinkan diriku bahwa ini belum seberapa dibandingkan Thomas Alpha Edison yang hingga ratusan kali Ia mengalaminya.
Kalau baru 1x, ah baru satu kali..
2 x, ah baru 2 kali …
3x, yaah … baru aja 3 kali…
berkali-kali, baru kemudian boleh berfikir untuk pindah haluan. (Menurut Mario Teguh, kegagalan adalah satu proses yang membawa kita kepada satu spesialisasi tertentu)
[just a thought what I think]
bagus sekali mas andi, saya setuju.. seperti survival rate sebuah tanaman adalah potensi resistensi/toleransi tanaman dibagi oleh stres biotik dan abiotik yang dideritanya.. 🙂
Wah!
Gud poin!
Cocok juga itu Hukum Ohm
Utk perumpamaan kehidupan
Di dunia ini dan di akhirat nanti (R=0), hh!
Salam Damai!
izin share ke FB boleh ga? keren banget ini buat motovasi.. =)
Dari atas:
. V
. I = —-
. R
Dimana:
V = potensi kehidupan
R = hambatan kehidupan
I = gerakan kehidupan
Jika salah satu dari tiga tak ada
Maka tak adalah kehidupan itu
Dan,
Walau potensi kehidupan itu kecil
Tapi dapat membesarkan gerakan
Dgn cara mengecilkan hambatan
Gerakan itu dpt besar tak terhinga
Jika hambatan telah menjadi “nol”
Gerakan roh kehidupan yg merdeka.
Pada kasih tak ada hukum yg menghambatnya.
Pada membenci akan sangat menghambat gerakan.
Jadi, kerjakanlah kasih walau potensi kita begitu kecil.
Salam Damai!
@Andi
Koreksi penulisan rumus:
. . . . . . . . V
. . . .I = ——-
. . . . . . . . R