
Sabtu malam, Asti sudah terlelap di sampingku yang masih terjaga. Kulihat lampu di ruang tamu nampak temaram. Samar-samar terdengar suara percakapan dari sebuah film di TV. Aku tahu, masih ada seorang perempuan yang menikmati acara TV di luar sana. Aku bangun hati-hati, Asti tak terjaga. Tanpa takut membuat gaduh, aku jalan ke luar ruangan tanpa perlu berjingkat. Aku yakin Asti tidak akan bangun.
Kulihat ada sesosok tubuh cantik tergeletak di sofa. Berbantal putih bermotif bunga merah menyala, di atas tubuhnya tergelar selimut oranye tebal. Tidak bergitu rapi, telapak kakinya masih menyembul menikmati dinginnya sisa winter di Wollongong. Matanya sayu setengah terpejam menyimak film kesukaannya di TV. Jam dinding sudah menunjukkan waktu hampir jam 12 malam.
Melihatku, matanya sedikit nanar. “I wanna sleep with you!” demikian ucapnya lirih. Akupun, tanpa menunggu, langsung menyelipkan tubuhku di sofa yang sama, tepat di belakang tubuhnya. Selimut oranye ini cukup lebar untuk kami berdua. Aku peluk dia dari belakang, menemaninya melewatkan malam yang dingin. Kami berpelukan di sofa, ditemani lirih suara TV, hingga malam hampir tamat… [bersambung]
kirain…
kucingnya lucu… 🙂