Tulisan ini terbit di Suara Merdeka tanggal 1o Desember 2006. Fitur-fitur yang dibicarakan dalam tulisan ini mungkin sudah berbeda dengan yang ada saat ini.
Menikmati layanan peta di internet Internet boleh jadi memang bukanlah hal yang baru. Beberapa peta statis dalam bentuk jpg atau bmp sampai peta interaktif yang bisa “ditanyai” kini bertebaran di internet. Sebuah layanan yang bisa menjadi penunjuk jalan di dunia maya.
Beberapa situs peta interaktif sudah ada sejak cukup lama, terutama untuk daerah di luar Indonesia. Sebut saja Multimap.com misalnya, sebuah situs peta online paling populer di Eropa. Meski keluaran Eropa, situs ini memuat peta seluruh dunia, hanya saja dengan ketelitian yang tidak sama. Eropa dan Australia, misalnya, tentu saja jauh lebih detail dibandingkan peta Papua. Jika untuk Sydney, kita bahkan bisa mencari sampai level gang (lane), untuk Indonesia kita hanya bisa mencari nama kota atau kecamatan seperti Sabang (Aceh), atau Penebel (Tabanan, Bali). Situs ini juga menawarkan fitur pencarian alamat rinci untuk kawasan Great Britain dengan dukungan peta dari Ordnance Survey’s (semacam Badan Koordinasi Survey dan Pemetetaan Nasional kita). Sayang sekali beberapa fasilitas semacam ini hanya bisa dinikmati dengan cara berlangganan dan tidak gratis. Selain peta garis, Multimap juga menampilkan peta foto hasil pemotretan udara.
Di Indonesia, meskipun belum ada situs peta interaktif yang selengkap Multimap, ada yang sudah cukup bagus seperti Cybermap.co.id dari CBN. Cybermap memungkinkan pencarian hingga level jalan untuk beberapa kota besar di Pulau Jawa seperti Bandung, Bogor, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Semarang. Situs ini juga dilengkapi dengan lokasi pelayanan publik seperti rumah sakit, institusi pendidikan, ATM, dll. Jika ditambahkan data peta untuk kota-kota lain di seluruh Indonesia, cybermap tentu menjadi situs peta interaktif yang sangat bermanfaat.
Di negara tetangga seperti Australia, ada situs peta interaktif yang sangat bagus dan lengkap. Salah satu yang sangat populer adalah Whereis.com. Whereis merupakan situs pemetaan interaktif dan pelayan berbasis lokasi (location-based service) yang memungkinkan pencarian alamat rinci dan bahkan menentukan lintasan efektif. Jika Anda ingin tahu lokasi rumah teman Anda di Sydney atau lokasi universitas yang akan dituju, anda bisa melakukan kunjungan virtual melalui Whereis. Jika sudah ada di Australia dan ingin pergi ke suatu tempat di Australia, maka Anda bisa memanfaatkan fasilitas map and direction search dengan memasukkan alamat asal dan alamat tujuan. Whereis tidak hanya menunjukkan lintasan pada peta tetapi juga keterangan tertulis rinci yang menjelaskan ”di mana harus berbelok ke mana” dan perkiraan waktu tempuh masing-masing segmen jalan. Sangat informatif. Bagusnya lagi, semua fasilitas canggih ini bisa dinikmati dengan gratis dan bahkan tanpa harus menjadi pelanggan (subscriber).
Situs serupa juga ada di Singapura, Streetdirectory.com.sg. Situs ini memungkinkan pencarian alamat rinci, pencarian gedung, dan bisa juga menentukan lintasan/routing dari satu tempat ke tempat lain.
Masih berhubungan dengan aplikasi spasial, sektiar 2 tahun terakhir, google muncul dengan terobosan yang fantastis: Google Earth. Google Earth adalah aplikasi yang memadukan ketersedian data spasial (citra satelit, foto udara, peta garis) dan data atribut (deskripsi angka dan tekstual) yang memadai dengan teknologi komputer grafis yang mengagumkan. Keduannya didukung dengan pengelolaan database yang handal sehingga terciptalah miniatur planet bumi yang memungkinkan kita menjelajah bumi dari depan komputer. Google Earth bisa didownload dengan gratis di http://earth.google.com dan diinstal di komputer pribadi. Untuk menggunakan fitur Google Earth, Anda harus terhubung ke Internet dengan koneksi yang memadai. Sudah dicoba, koneksi dengan dial-up cukup untuk menikmati kecanggihan Google Earth.
Anda bisa melakukan perjalanan virtual mengunjungi tempat-tempat terkenal di dunia dengan sekali klik. Animasi yang memukau akan membawa Anda seakan terbang melintasi belahan bumi dan kemudian menukik turun menuju tempat yang ingin dikunjungi. Cobalah terbang mengunjungi Eiffel Tower di Paris, kemudian melesat ke Grand Canyon, USA, lalu sekejap kemudian melayang ke Imperrial Palace di Tokyo, Jepang. Semuanya seakan nyata, seperti melihat alam dari pesawat yang terbang rendah. Sangat menakjubkan.
Google Earth kini telah dilengkapi dengan citra skala besar untuk banyak kawasan di Indonesia. Jika dulu Anda hanya bias berkunjung ke Amerika, Jepanag Australia dan beberapa Negara maju lainnya di GE, kini kita bias “melewati” sebuah gang kecil di sebuah desa di pelosok Indonesia secara virtual. Saya baru saja terbang rendah di atas desa saya, Tegaljadi, Kecamatan Marga, Tabanan (Bali) dan menyaksikan dengan seksama genting rumah dan gedung SD di mana suya menamatkan sekolah dasar. Singkatnya, GE sudah dilengkatapi citra skala besar untuk daerah yang terpencil sekalipun, meskipun memang belum semua.
Google Earth juga telah menampilkan hampir seluruh Provinsi D.I Yogyakarta dan Jawa Tengah. Bantul yang beberapa waktu lalu terlantakkan oleh gempa juga ditampilkan dengan sangat jelas. Namun demikian, kita tentu tidak bisa berharap citra yang ditampilkan adalah pasca gempa 😦 Melihat kondisi bangunan dan alamnya, nampaknya citra satelitnya adalah IKONOS yang berumur kurang lebih 3 tahun.
Kini kita bisa bertualang di hampir seluruh Jogja dan Jateng melalui Google Earth dengan koleksi citra resolusi tingginya yang baru, meskipun itu berarti kita bertualang 3 tahun yang lalu. Gedung-gedung di tiap fakultas UGM, misalnya, nampak sangat jelas, apalagi Grha Sabha Pramana dan Gedung Pusat yang menjadi landmark UGM. Keduanya ditampilkan dengan baik seakan kita sedang terbang rendah di atas UGM.
Siapa di balik semua itu?
Menikmati kecanggihan teknologi spasial dengan peta, citra satelit, foto udara dan sejenisnya memang sangat menyenangkan. Tetapi pernahkan Anda berpikir, siapa di balik semua itu? Ini adalah pertanyaan penting yang mengarahkan kita untuk tidak saja bisa menikmati tetapi juga menciptakan teknologi serupa.
Adalah ilmuwan spasial (geodesi, geografi) dan jagoan-jagoan ICT (informatika dan ilmu komputer) yang berada di balik suguhan teknologi mengagumkan itu. Ilmuwan spasial adalah mereka yang mendalami survei pemetaan, penginderaan jauh dan fotogrametri (remote sensing and Photogrammetry), Sistem Informasi Geografis (SIG), dan Global Positioning System (GPS) sehingga memahami dengan matang konsep penentuan posisi di permukaan bumi. Ahli permrograman komputer bertugas menerjemahkan algoritma rumit penentuan posisi, database dan sistem informasi untuk kemudian mewujudkannya menjadi aplikasi yang handal dan mudah dipakai.
Sudah cukup lama Indonesia memiliki lulusan bidang ilmu spasial dan komputer, semoga aplikasi-aplikasi spasial semacam ini akan segera kita ciptakan sendiri.
Sangat menarik
Terima kasih 🙂