Teman-teman saya boleh saja menghibur. Wah, kamu hebat bisa nulis di koran bergengsi. Kompas, Jakarta Post, dll. Barangkali benar saya harus senang dan berbangga hati.
Yang tidak mereka tahu adalah tulisan yang muncul di Kompas adalah hanya satu saja dari belasan yang sudah saya kirim. Dan yang lebih penting lagi, saya belum pada tahap merasa aman dan mudah memasukkan tulisan ke Kompas. Tulisan yang dimuat beberapa waktu yang lalu, sama sekali tidak membuat penolakan belasan tulisan saya berakhir. Setelah “kebanggaan” itu, ketahuilah sudah ada beberapa tulisan lain yang ditolak (lagi).
Saya tidak berani menasihatkan apa-apa. Dalam masa yang kritis ini mungkin masih akan tetap relevan mengutip ucapan presiden Amerika yang termasyur “Jangan pernah berhenti mencoba”.