Langkah-langkah untuk Sekolah S3 dengan Beasiswa


Tiba-tiba dapat telepon dari seorang kawan lama, katanya dia ingin sekolah S3. Secara spesifik dia mau S3 di Australia. “Apa saja langkah awal yang harus ditempuh Bli?” katanya penasaran. Saya rangkum hasil percakapan saya tadi ya.

  1. Tentukan dulu bidang yang ingin ditekuni. Secara umum saja, tidak harus spesifik dulu. Kalau sama sekali belum tahu bidang yang mau ditekuni, lakukan pengamatan terhadap berita dan fenomena kehidupan sehari-hari, baca buku dan jurnal, diskusi dengan aktivis dan akademisi. Kok sulit banget ya? Betul, S3 memang hanya untuk orang-orang kurang kerjaan yang mempersulit hidupnya sendiri hehe.
  2. Anggaplah kamu sudah ketemu satu topik umum. Setidaknya mulai ada kejelasan bidang ketertarikan. Mulailah membaca buku dan terutama jurnal akademik di bidang itu. Ada banyak tulisan jurnal yang bisa diakses dari Google Scholar. Coba aja. Tidak ketemu? Coba kontak teman yang sedang sekolah di luar negeri atau kontak dosenmu untuk membantu. Kalau dosennya tidak mau membantu, ya itu namanya nasib *eh
  3. Dari proses membaca dan mengamati, kamu akan menemukan dua hal. Pertama, kamu jadi tahu apa yang sudah ada dan sudah diteliti/ditemukan orang lain. Kedua, dari apa yang sudah ada, kamu jadi tahu apa yang belum ada alias gap. Ingat, menemukan gap ini memerlukan pemikiran kritis, perlu perenungan, tidak sekedar membaca. Dari dua hal itu kamu jadi punya ide untuk mengisi yang belum ada itu. Inilah topik penelitianmu. Istilahnya, filling the gap.
  4. Yang sudah menjalani ini mungkin akan mencibir “tidak semudah itu Bro”. Betul, kalau mudah, ya kamu pasti sudah S3 dari dulu dan nggak akan sampai membaca tulisan ini dong.
  5. Langkah selanjutnya adalah mencari calon pembimbing. Dari hasil membaca buku dan jurnal sebelumnya, sebenarnya kamu sudah akan mengantongi nama-nama professor yang potensial. Pilih beberapa untuk coba dikontak.
  6. Bisa juga dengan pendekatan lain, misalnya tentukan dulu negara tujuan sekolah. Ada yang memang pengennya sekolah ke negara tertentu saja, bukan karena bidang ilmunya, bukan juga karena profesornya. Mungkin biar Instagram-able aja.
  7. Jika memang sudah spesifik negara tujuannya, tinggal menentukan professor dan universitasnya. Bisa melakukan penelusuran di Google. Misalnya dengan kata kunci “social development” dan ditambahi atribut domain Universitas di negara tertentu. Sebagai contoh, ketik di Google “social development” site:edu.au yang artinya mencari tema pembangunan sosial di semua universitas di Australia.
  8. Google akan menampilkan hasil pencarian dan coba pilih beberapa yang cocok. Setelah ketemu universitasnya (misal 3-5 univeritas), kunjungan websitenya lalu cari secara lebih spesifik di website tersebut. Di sana biasanya ada nama-nama professor di bidang tertentu, penelitiannya, publikasinya dan mahasiswa bimbingannya. Dari situ kamu bisa meraba-raba mana calon supervisor yang paling tepat.
  9. Jika sudah ketemu 2-3 orang yang mungkin cocok, pastikan kamu membaca karya-karya mereka (lihat di websitenya atau lewat Google Scholar). Hasil membaca karyanya ini akan membantu kamu untuk melengkapi pemahamanmu tentang apa yang sudah ada, menentukan gap dan merencanakan filling the gap.
  10. Mulailah berkomunikasi dengan calon supervisor. Tulis email singkat yang isinya setidaknya tiga hal yaitu 1) kamu sudah membaca karyanya dan tertarik, 2) kamu merasa tercerahkan dengan beberapa poin yang disampaikan dalam tulisannya, dan 3) kamu ingin diskusi terkait poin lain yang menarik tetapi kamu belum pahami. Tunggu dan lihat responnya. Hal yang sama bisa dilakukan ke banyak professor. Tidak masalah. Ingat, ini bukan nembak gebetan. Beda!
  11. Ingat, umumnya tidak semua professor membalas dengan cepat. Sabar saja dan fokus pada yang mau menjawab. Dari diskusi lewat email itu kamu akan bisa merasa siapa yang lebih cocok. Maka harus tetap belajar serius, bertukar email pun perlu ‘cerdas’ dan berpengetahuan. Kalau sama sekali nggak baca, nanti jadi kaya ‘orang hilang’ dong. Planga-plogo.
  12. Setelah dua atau tidak email, sudah boleh mulai menyinggung bahwa kamu tertarik sekolah S3 dengan topik bla bla bla. Sudah boleh juga bertanya sejauh mana kemungkinannya dia bisa jadi pembimbingmu. Dari sana kamu bisa lihat reaksinya. Bisa jadi dia tidak mau karena sudah kebanyakan murid. Coba minta rekomendasi dari dia, siapa yang kira-kira bisa dikontak. Santai saja, tidak usah malu atau sungkan. Ingat, perguruan tinggi di luar negeri itu butuh banget mahasiswa kok.
  13. Jika dia merespon positif berarti tinggal lanjut dengan membuat proposal. Sebelumnya kamu kan sudah ngumpulin 3 hal yaitu apa yang sudah ada, apa yang belum ada (gap) dan rencana topik penelitian (filling the gap), nah jadikan itu sebagai bahan dasar sehingga tidak mulai dari nol. Buat selembar outline proposal dengan struktur tiga hal utama itu dan kirim ke dia. Dari situ dia akan bisa memberi komentar. Dengan tiga atau empat email, mungkin kamu sudah akan menyelesaikan proposal singkat 2-3 halaman saja.
  14. Selanjutnya, gunakan proposal singkat ini untuk dua hal yaitu mendaftar S3 secara resmi dan mendaftar beasiswa.
  15. Ingat, meskipun sudah komunikasi dengan seorang profesor kamu belum berstatus diterima sebagai mahasiswa di kampus tertentu. Tetap perlu daftar resmi. Lihat di bagian admission-nya di website. Saat mendaftar, kamu perlu lengkapi dengan berbagai persyaratan yang ditetapkan. Dari proses itu kamu akan mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) atau Letter of Offer (LO), istilahnya bisa beda-beda.
  16. Berbekal LoA atau LO ini kamu bisa mendaftar beasiswa. Misalnya beasiswa LPDP membutuhkan LoA. Untuk mendaftar beasiswa AAS di Australia, LoA tidak dibutuhkan, jadi kami tidak harus mendaftar S3 secara resmi tapi tetapi harus kontak calon supervisor dan tetap harus membuat proposal.

Semoga ada manfaatnya. Ingat, S3 itu berat… maka perlu pejuang keren sepertimu untuk melakukannya.

PS. Baca juga cara membuat proposal penelitian

Pss. Tertarik membaca tips-tips semacam ini? Silakan pesan buku saya “Rahasia Beasiswa Australia” dengan diskon 15% menggunakan kode MadeAndiComEr di miniakademi.id

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe

5 thoughts on “Langkah-langkah untuk Sekolah S3 dengan Beasiswa”

  1. Wah always inspired Bli.
    Btw, saya ada tambahan mengenai penggunaan tools selama PhD di blog saya. Mudah2an berkenan untuk dibaca oleh Bli Andi. Berikut tautan nya agungwah.wordpress.com/2018/07/19/phd-2-0/

  2. Terima kasih untuk informasi ini Pak Made, sangat membantu saya yang lagi bingung mau sekolah lagi. Tuhan memberkati.

Bagaimana menurut Anda? What do you think?