Rusak Semua


Transit di Doha, Qatar selama lebih dari tujuh jam membuat saya harus bersiasat. Pasalnya, airline tidak menyediakan hotel transit untuk istirahat. Alasannya memiriskan hati: tiket saya kategori promo. Sebenarnya perjalanan ini didanai sponsor dan saya tidak harus memesan tiket promo karena memang tidak ada plafon. Tapi sudahlah, memang sudah kebiasaan memilih tiket murah. Murah bukan berarti murahan. Meski murah itu sama dengan kenyamanan yang berkurang. Saya tidak bisa tidur nyenyak di Bandara Doha.

Untuk membunuh sepi dan melewatkan waktu agar terasa cepat, menulis adalah jalan keluarnya. Saya mulai mencari-cari colokan listrik yang ada cukup banyak di Bandara Doha dan saya sudah melihat belasan orang mengerumuni banyak tiang yang berisi colokan listrik. Saya tidak sendiri. Akhirnya saya menemukan sebuah colokan dan kursi kosong. Paduang yang tepat. Tanpa menunggu lama, saya segera menancapkan adaptor universal yang saya bawa dan mencolokkan kabel laptop. Malang, indikator power komputer saya tidak menyala. Rupanya colokan ini rusak. Bahkan di Bandara Doha yang mentereng itupun, ada colokan yang tidak berfungsi.

Saya melanjutkan gerilya, mengincar tiang lain yang berisi colokan. Begitu melihat, saya langsung lakukan hal yang sama. Malang lagi, indikator power tidak menyala. Colokan yang inipun rusak. Banyak sekali kerusakan di Bandara Doha ini. Hal kecil tapi mengganggu. Mengejutkan, untuk bandara sekelas ini ternyata tidak memperhatikan kualitas colokan listrik yang penting bagi kenyaman penumpang.

Tidak putus asa, saya melanjutkan gerilya dan menemukan beberapa colokan lain. Yang ketiga rusak! Yang keempat tidak berfungsi! Yang kelima sama saja. Saya berhenti sejenak dan mulai emosional. Saya melihat sekitar, ada banyak orang yang menikmati aliran listrik tanpa masalah. Artinya tidak semua colokan itu rusak. Meski demikian, ada lima colokan yang rusak adalah pertanda manjemen Bandara yang tidak canggih. Saya kecewa. Terduduk lesu di sebuah kursi. Hanya bisa memandang orang-orang yang tersenyum-senyum menikmati asyiknya bermedia sosial, meyapa orang-orang yang jauh tapi melupakan orang di sekitarnya.

Tiba-tiba saya punya ide. Saya datangi seorang yang sedang menggunakan colokan tak jauh dari tempat duduk saya. Saya mohon izin menggunakan colokan itu beberapa detik saja, hanya untuk mengetahui apakah adaptor atau kabel laptop saya bermasalah. Ternyata oh ternyata, indikator power laptop tidak menyala juga. Saya baru sadar, adaptor saya yang bermasalah, bukan colokan listriknya.

Lupakanlah cerita ini dan lupakan tuduhan saya kepada Bandara Doha. Anggap saja ada running text yang berbunyi “kerusakan terjadi pada adaptor Anda, bukan pada colokan kami”. Adakah pembaca yang seperti saya, menuduh ‘colokan listrik pihak lain’ rusak semua dan lupa memeriksa ‘adaptor’ sendiri?

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe

7 thoughts on “Rusak Semua”

  1. hahahaha…. kasihan sekali si doha kena tuduh… hehehe.. tapi sebuah cerita yang sangat menarik bagaimana usaha untuk tetap menulis dalam kondisi seberat apapun… toh di tangan penulis sejati semua menjadi topik yang menarik… hehee

  2. pernah! tapi untung kejadiannya di rumah. kirain listriknya mati, ternyata adaptor nya yang udah tua, minta ganti. Bli bisa aja nuduhnya hehe

Bagaimana menurut Anda? What do you think?