Betul, penghargaan memang akan datang


Sekolahnya Lita

Saya pernah menulis di blog ini bahwa penghargaan akan datang. Tugas saya adalah berbuat yang terbaik yang saya mampu maka penghargaan yang pantas untuk kualitas yang saya berikan adakan datang. Saya yakin itu.

Sejak bersekolah di Wollongong, saya cukup sering berbagi informasi terutama kepada teman-teman yang akan bersekolah ke Wollongong. Saya merasakan, tidak mudah untuk datang ke lingkungan baru tanpa bantuan dari rekan yang sudah mengalami terlebih dahulu. Tidak istimewa sesungguhnya yang saya lakukan. Hanya membalas email, memberikan tips-tips sederhana tentang belanja, tentang transportasi, tentang komunitas Indonesia dan hal-hal sederhana lainnya. Kadang saya tulis pengalaman di blog. Hal ini berlanjut hingga saya jadi Ketua PPIA Wollongong. Hobi membantu orang ini masih berjalan. Saya katakan ‘hobi’ karena memang saya melakukan tanpa tekanan, di sela waktu luang, bukan karena kewajiban, dan dengannya saya mendapat kesenangan. Bukankah hobi memang demikian?

Karena hobi ini, saya jadi kenal dengan orang-orang University of Wollongong yang berurusan dengan penerimaan mahasiswa baru. Suatu saat, saya dikirimi sebuah iklan lowongan kerja sebagai international student advisor (ISA), mungkin karena dianggap saya telah melakukan pekerjaan serupa selama ini, secara tidak formal. Iklan ini juga diumumkan di website. Tugas ISA adalah memberi informasi kepada calon mahasiswa, terutama dari Indonesia. Saya tentu saja tertarik. Sayangnya karena kesibukan konferensi di Sydney, saya melewatkan tenggat waktu penyerahan lamaran. Sayapun mengirimkan email, mohon maaf karena telah lalai sehingga tidak sempat melamar. Aturan adalah aturan, sayapun tidak memberanikan diri minta perpanjangan waktu.

Suatu saat, rombongan dari DIKTI, Indonesia, datang untuk melakukan monitoring dan eveluasi terhadap teman-teman penerima beasisa DIKTI. Sebenarnya saya tidak terkait dengan kegiatan ini tetapi tetap diminta terlibat karena sebagai Ketua PPIA. Sedapat mungkin saya bantu semampunya, terutama memfasilitasi kontak dengan pihak University of Wollongong. Singkat cerita, dalam kunjungn DIKTI itu ada acara makan siang yang dijamu oleh pihak universitas. Sayapun ada di situ, lagi-lagi hanya karena saya Ketua PPIA dan karena sudah memfasilitas kontak sebelumnya.

Kaye Osborn yang mewakili universitas dalam acara makan siang itu sempat menyinggung kembali soal lowongan kerja sebagai ISA. Sekali lagi saya minta maaf karena tidak jadi melamar. “I don’t think they have got a right candidate for this position” demikian Kaye menyampaikan keraguannya. “I will do something about it” demikian lanjutnya. ISA untuk wilayah Indonesia memang akan bekerja denan Kaye, sehingga dia punya kepentingan untuk mendapatkan kandidat yang menurutnya cocok diajak bekerjasama.

3 Mei 2010

Saya menerima sebuah email:

I have been given your details by my colleague Kaye Osborn, and I am contacting you in regards to your interest in the above position.

Interviews for this position are being held tomorrow, Tuesday 4 May; and we have a vacant time slot at 1.30pm. We would like to meet with you at this time to discuss your suitability for this role.

Dalam percapakan di telepon untuk mengkonfirmasi wawancara ini, suara perempuan di seberang mengingatkan saya “don’t forget to bring your application and CV”. Hobi yang baik memang bisa mendatangkan keajaiban. Jika ada yang dipanggil wawancara kerja tanpa melamar secara resmi, pastilah termasuk kasus istimewa.

4 Mei 2010

Saya menghadapi dua orang perempuan di sebuah ruangan. Komunikasi yang sangat santai kemarin ternyata sangat berbeda dengan keseriusan proses wawancara ini. Salah satu dari mereka berpura-pura menelpon dan saya harus menjawabnya. Dia bertanya soal admission letter, soal syarat Bahasa Inggris, soal akomodasi di Wollongong, soal peluang kerja, soal prospek alumni dan lain-lain. Di saat yang lain, perempuan lainnya berpura-pura menjadi orang tua mahasiswa dan bertanya mengapa anaknya harus memilih University of Wollongong. Tidak mudah menjawab pertanyaan seperti itu, secara live. Saya tidak perlu mengatakan kalau wawancara ini dalam Bahasa Inggris kan?

Selesai wawancara, saya diajak ke depan sebuah komputer. Di layar ada dua buah email ‘pura-pura’ yang dikirim oleh dua orang calon mahasiswa di luar negeri. Satunya bertanya tentang score IELTS, situasi kampus dan akomodasi, satu lagi bertanya tentang kelebihan Kota Wollongong dibandingkan kota lain. Tentu saja saya tidak bisa hanya ‘ngeles’ saja. Jawaban saya harus tepat dan dan benar. Kemampuan saya untuk melakukan searching di website Universitas pun diuji. Yang terutama, kemampuan untuk menjawab dalam email yang efektif juga ditantang. Untuk pertanyaan yang tidak administratif tentu saja saya mengandalkan pengalaman sendiri. Waktu saya hanya 25 menit.

5 Mei 2010

Telepon berdering “[…] once again, congratulation Andi. So you are going to start working on 2 June 2010 right?” sebuah kalimat yang melegakan sore itu. Saya diterima sebagai ISA di University of Wollongong. Meski tidak selalu kita pahami, Tuhan memang tidak tidur. Jikapun saya tidak menyadariNya, itu karena caraNya memang sangat misterius. Penghargaan memang akan datang jika saya telah melakukan yang terbaik, meskipun itu ‘hanya hobi’.

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe

6 thoughts on “Betul, penghargaan memang akan datang”

  1. “Tidak mudah menjawab pertanyaan seperti itu, secara live. Saya tidak perlu mengatakan kalau wawancara ini dalam Bahasa Inggris kan?”

    Selalu diselingi dengan Quotes serupa 🙂 hehe
    Jadi inget pas kuliah PPBW dulu 🙂

  2. “Tuhan memang tidak tidur. Jikapun saya tidak menyadariNya, itu karena caraNya memang sangat misterius. Penghargaan memang akan datang jika saya telah melakukan yang terbaik, meskipun itu ‘hanya hobi’.”

    Yang pasti saya yakin sekali, semua itu berawal dari “keikhlasan hati” sehingga berbuah manis 🙂

    selamat Pak!!

Bagaimana menurut Anda? What do you think?