Namanya Novie Chiuman. Namanya kadang diplesetkan oleh teman-teman akrab atau dosennya di Teknik Geodesi UGM. Tentu saja untuk kehangatan interaksi, bukaan hinaan apalagi celaan. Kini dia kerja di Gojek Indonesia, berurusan dengan peta.
Novie istimewa, mungkin sudah dari sananya. Dia dikenal pintar, tekun, rajin dan selalu antusias. Maka tak heran, nilainya nyaris sempurna. Konon hanya ada dua nilai B di transkripnya, di antara lautan A yang memukau. Begitu tahu seorang Novie punya nilai B, kami, para dosen, was was. Dalam kelakar kami bertanya “siapa yang berani memberinya nilai B?” Diam-diam, ada yang bergumam “Syukurlah bukan saya.”.Meski begitu, Novie menolak dituduh pintar apalagi cerdas. “I am a hard-working person” katanya. Dia mengajak kita untuk melihat ‘usaha’, bukan ‘modal’. Saya pun setuju. Setidaknya ada dua pengalaman yang membuat saya yakin, Novie adalah seorang pekerja keras.
Suatu ketika dia jadi asisten saya untuk mata kuliah Matematika Geodesi. Bersama Ridho dia main ke rumah untuk diskusi suatu perihal yang dia belum pahami. Berjam-jam kami diskusi karena saya pun tak paham. Jujur saja. Namun Novie tidak menyerah, berjam-jam dia berkutat. Satu ucapan saya, yang melihat masalah itu dari sudut pandang lain, akhirnya membuatnya berteriak girang. Itulah Eureka Moment bagi Novie.
Di kesempatan lain, saat Kemah Kerja, saya melihat Novie bertransformasi dasyat secara fisik. Kulitnya yang tadi putih seperti terbakar seluruhnya dan menjadi legam. Ini pertanda dia bekerja sangat keras di lapangan dan mengabaikan penampilan fisiknya. Novie benar, dia bersandar pada kerja keras, bukan [saja] pada kecerdasannya. Pembimbing skripsinya, Om Dedi Atunggal, pasti setuju hal ini.
Kini, bekerja di perusahaan besar dan belum umum bagi orang geodesi, Novie kian percaya dengan soft skills. Sering kita abai akan hal ini, katanya. Menariknya, ketika saya tanya apakah semua itu diperolehnya di organisasi, Novie menjawab lain. Dia ternyata tidak aktif di organisasi selama sekolahnya.
Yang lebih menarik adalah pandangannya soal pemerolehan soft skills. Novie memandang organisasi adalah tempat yang bagus tapi tidak selalu cocok untuk semua orang. Mahasiswa harus memilih dan sadar dengan kesesuaian dirinya. Artinya, jika organisasi adalah yang tepat, lakukan dengan baik. Jika tidak, pilih yang lain. Ada banyak hal di luar itu, kata Novie.
Betul. Kadang kita terseret arus dan pandangan mainstream. Tak jarang kita berbobdong-bondong ikut sesuatu tanpa paham dan tanpa punya tujuan yang jelas. Novie tidak demikian. Dia tahu apa yang dia mau dan menjalankannya dengan tanggung jawab. Terima kasih Novie. Tetap bersinar.
Link video: bit.ly/noviegojek