Orang Seperti Apa yang Dicari oleh Pewawancara?


Suatu hari ada seorang mahasiswa bertanya pada saya terkait seleksi kerja atau beasiswa “orang seperti apa yang Bapak cari ketika mewawancarai seorang kandidat?” Setelah berpikir agak lama, saya mengatakan “orang yang bisa menggabungkan kepercayaan diri dan kerendahan hati dengan baik”. Saya jelaskan dalam 7 butir berikut.

1. Paham dengan baik, diri dan bidang ilmu/kerjanya
Hal ini bisa diketahui dengan cukup mudah ketika wawancara. Pertanyaan bisa diarahkan terkait biang ilmu atau pekerjaan dan jawabannya akan dengan segera menunjukkan pemahaman kandidat. Pemahaman tentang diri bukan saja yang terkait dengan identitas dan apa yang sudah dilakukan tetapi makna perjalanan hidupnya yang lebih penting. Orang yang memahami dirinya kemungkinan besar tahu kelemahan, kelebihan dan keinginannya di masa depan. Jelas punya tujuan dan cukup paham jalan/langkah untuk mencapai itu semua. Jadi, tidak hanya punya cita-cita besar/tinggi tetapi tidak paham apa yang harus dilakukan untuk mencapainya.

2. Paham isu umum
Apa yang Anda pahami tentang brexit, pemilu Amerika, pemilu Indonesia, tragedi kemanusiaan di Palestina, terror bom di Indonesia, pemanasan global, kemiskinan dan kelaparan dunia, sengkata Laut China Selatan? Apa kaitannya masing-masing isu umumnya itu dengan Indonesia? Anda sebaiknya punya pengetahuan terkait perihal di atas. Intinya, kandidat sebaiknya memiliki pengetahuan yang cukup tentang isu umum di tingkat nasional maupun internasional dan bisa mengaitkannya dengan bidang ilmu atau pekerjaannya saat ini. Langsung atau tidak.

3. Atentif dan simpatik
Ketika menyimak pertanyaan, kandidat yang baik akan menunjukkan raut muka serius dan perhatian. Sifat atentif ini bisa ditunjukkan saat wawancara dalam bentuk senyum, anggukan kepala, kerut dahi, gumaman tanda mengiyakan atau menyetujui komentar atau pernyataan. Sikap simpatik ditandai dengan nada bicara yang jelas tegas tetapi tidak menggurui. Senyum adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sikap simpatik ini dan itu perlu ditunjukkan ketika menyimak pertanyaan dan saat menjawabnya.

4. Apresiatif dan positif
Saat wawancara, penting menunjukkan ‘kesaktian’ Anda tetapi perlu diingat bahwa tidak ada orang yang suka ketika disalahkan atau ‘dikuliahi’. Maka dari itu, kalimat pembuka seyogyanya bernada positif dan lekat pujian. Fokus di awal sebaiknya ditujukan ke hal-hal positif terkait proses seleksi. Misalnya, jika memang kandidat merasa bahwa proses wawancaranya baik dan panitia bekerja dengan sungguh-sungguh, tidak ada salahnya disampaikan itu ketika wawancara. Meski demikian, perlu diingat bahwa apresiasi terbaik adalah kejujuran. Sampaikan semuanya dengan jujur. Jika harus menyampaikan prestasi, sertakan apresiasi kepada pihak lain yang mendukung prestasi itu.

5. Artikulatif dan komunikatif
Perlu menggunakan bahasa yang baik, jelas dan runut. Bicara yang baik tidak harus cepat dan lancar tetapi jelas dan mudah diikuti strukturnya. Bicara bisa saja pelan tetapi jelas menggunakan poin-poin yang tertata. Misalnya, ketika ditanya alasan, jawab dengan merincinya jadi poin satu dua dan tiga. Dalam wawancara, kamu juga boleh bertanya dan ini adalah juga bagian dari sikap komunikatif. Tentu saja, pemilihan pertanyaan yang tepat menjadi kunci.

6. Paham basa-basi nasional dan internasional
Kamu harus tahu kapan saatnya berterima kasih, senyum, menundukkan badan sedikit, meminta maaf, memuji, menyanggah dengan santun, dan sebagainya. Jika wawancara dalam Bahasa Internasional, misalnya Inggris, perlu tahu cara merespon hal-hal kecil yang umum. Jika pewawancara bilang “thank you for coming”, sebaiknya menjawab singkat dan tegas sambil tersenyum “thank you for having me” atau “my pleasure”. Jangan meringis ga jelas dan cuma senyum dengan anggukan penuh keraguan. Pahami bahwa sopan santun di adat Indonesia belum tentu selalu tepat jika langsung diterjemahkan ke Bahasa Inggris. Perlu belajar dari natif. Lihat Youtube. Berlatih.

7. Yakin tapi tak sombong, santun tapi tak minder
Pada akhirnya, pewawancara suka dengan orang yang yakin dan percaya diri. Orang yang percaya diri seutuhnya akan berekspresi santun, ramah dan murah senyum. Kesombongan bukan bentuk percaya diri. Kesombongan adalah bentuk nyata dari kekhawatiran tidak dianggap/dihargai. Jika kamu masih tampil sombong, ada yang belum tuntas dalam dirimu. Kesantunan juga harus diekspresikan dengan elegan. Santun bukan karena takut atau minder tetapi karena kamu percaya diri dan yakin akan bisa menjawab segala pertanyaan dengan baik. Jika sudah yakin hebat, tidak ada yang perlu ditakutkan dan tidak perlu juga tampil menakutkan.

Ketujuh hal di atas adalah di atas adalah refleksi pengalaman saya sendiri sebagai kandidat maupun pewawancara. Ada ide lain? Silakan tinggalkan di kolom komentar. Terima kasih.

Advertisement

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe

6 thoughts on “Orang Seperti Apa yang Dicari oleh Pewawancara?”

  1. Wah sangat komplit dan sangat mudah dicerna pak poin demi poinnya. Ohya pak, sebelumnya mohon maaf.

    Poin ke 3 sepertinya ada yang typo pak. “… gumaman tanda menygiyakan atau menyetujui komentar”

    Poin ke 5 ada kalimat : “Perlu menggunakan beasiswa yang baik, jelas dan runut.” Maksudnya beasiswa disini apa ya pak?

    Mungkin setelah semua poin dibeberkan, alangkah elegannya ada kalimat-kalimat penutup gitu pak. Terimakasih sebelumnya.

  2. Terima kasih, sangat bermanfaat buat saya karena saya pernah sampai tahap JST Interview AAS, saya masih banyak kekurangan, ini membuka pemikiran saya jika nanti saya lolos lagi.

Leave a Reply to rosihandayani Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: