“Aku kesel sekali dengan Pak Broto. Janjinya ngembalikan uang dalam sebulan, ternyata sudah tiga bulan belum ada kabar. Aku telefon nggak pernah diangkat. Dia selalu menghindar. Sebenarnya aku tidak mempersoalkan uang segitu tetapi aku tidak suka karena dia melanggar janji. Kalau tidak punya uang untuk mengembalikan, setidaknya ada kabar lah. Aku mau tahu apa yang terjadi. Jangan malah tidak mau angkat telefon. Orang-orang seperti ini yang membuat bangsa ini tidak maju-maju.”
Genjo menyimak dengan takzim kekesalan tuannya, sang akdemisi mumpuni, meskipun tidak semua hal dia pahami. Di tengah gemuruh celoteh sang tuan, tiba-tiba ada telepon bordering. Tidak seperti biasa, sang tuan hanya melihat layar HP sejenak lalu mengalihkan pandangan, membiarkan HPnya menjerit-jerit tanpa dijawab.
“Dari siapa Pak?” tanya Genjo mencoba mencari tahu.
“Nggak… ini dari panitia konferensi. Paling minta makalah. Aku harusnya nyerahkan makalah minggu lalu tapi belum sempat aku rampungkan. Sibuk banget belakangan ini, banyak deadline. Ngoreksi ujian, ngoreksi skripsi, ujian tesis S2, undangan kementerian. Aku nggak bisa bernafas. Nggak apa-apa, gak usah aku jawab dulu. Kalau diangkat, paling ditanya macam-macam. Nanti saja langsung aku kirim makalahnya kalau sudah rampung. Gampang itu.”
Genjo tak begitu paham soal makalah. Dia asyik mengendarai mobil sambil mendengarkan tuannya yang tetap mengeluhkan tindak tanduk Pak Broto.
ternyata tuan akademisi 11 : 12 dengan pak Broto 🙂
Pak made, mau kasih saran aja pak.
Mungkin sebaiknya semua post nya disusupi tag “readmore” agar postingannya terlihat rapi di homepage.
Begitu pak kira-kira. Nuwun.
Matur nuwun. Saran yg baik 🙂