Hari sudah sore ketika pesawat mendarat di bandara. Ibukota telah menyambut. Lalu larang orang yang begitu ramai, udara yang panas dan debu tipis yang berdansa menghiasi udara di sekitar bandara terasa begitu khas. Sopir-sopir taxi liar mendekat, dengan bahasa tubuhnya menawarkan jasa angkutan. Semua berebut mencari rejeki. Aku melenggang berlalu, hari ini sudah ada ada yang menjemput.
Seorang penjemput, mahasiswi yang ramah, mengantarku menuju parkir mobil. Di sepanjang jalan menuju taman parkir, nampak banyak orang duduk di pelataran bandara. Ada yang berkelakar dengan sesama sopir atau guide pariwisata, ada juga yang sekedar duduk malas di teras, entah apa yang mereka bahas. Satu dua sampah plastik nampak menghiasi jalanan, debu beterbangan ditiup angin. Aku tetap melangkah, meski udara panas mulai memaksa keringat menetes dengan deras.
Aku mamasuki mobil dengan segera, beraharap ada AC yang akan menyelamatkan tikaman terik matahari ibukota. Sekejap kemudian kami melaju. Di sepanjang jalan dari bandara menuju hotel, aku perhatikan jalanan. Kemacetan menjadi ciri khas. Klakson berbunyi silih berganti dan sepeda motor melintas dengan pola yang diciptakannya sendiri. Sebentar-sebentar, sopir harus menghentikan mobilnya secara tiba-tiba karena satu dua motor akan menyelinap di depan kami. Mereka berebut ruang, tidak sabar ingin mendahului.
Di pinggir jalan, kulihat bengkel motor atau tukang tambal ban yang beroperasi. Ada yang ditunggui laki-laki yang nampak sayu dan malas karena tidak ada pasien, ada juga yang sibuk bukan buatan. Ban bergantungan, suara mesin compressor membahana. Kulihat seorang pemuda sedang gelisah di dekat trotoar karena sepeda motor bututnya tidak bisa distarter. Seragam sekolahnya nampak sudah lusuh dan pandangan matanya gelisah sedikit marah.
Tidak jauh dari situ, nampak penjual gorengan sedang sibuk menjalankan tugasnya. Suara kompornya menderu setengah gelisah karena setengah lusin orang mengantri di dekatnya. Masing-masing ingin memberi oleh-oleh gorengan untuk orang rumah. Rupanya demikian. Di sudut lainnya, seorang Bapak dengan kaos singlet menunggu pembeli yang tak kunjung datang. Raut mukanya lelah, matanyanya berjuang keras menahan kantuk.
Waktu berjalan, hari kian sore. Tiba-tiba gerimis datang dan segera berubah menjadi hujan yang deras. Kulihat wiper di depan bergerak cepat, sementara sepeda motor dan mobil di sekitarku tetap melaju, kini dengan ritme yang lebih lambat. Suara klakson tak berhenti, semua ingin cepat tetapi hujan, entah kenapa, memperlambat helat. Suara alam didominasi gemercik air yang menimpa kap mobil. Suara orang-orang di dalam mobil tenggelam nyaris senyap.
Mendekati bundaran utama, kami merasakan gerakan lalu lintas yang melambat. Banjir rupanya. Ibukota menyambut dengan keramahannya yang kas. Banjir di bunderan utama membuat perputaran jadi malas. Kulihat beberapa anak muda menuntun motornya karena mesinnya mati akibat terendam air. Seorang kawannya mendorong dari belakang. Sykurlah mereka tetap tersenyum, seakan hal itu biasa saja, bukan termasuk kejadian yang masuk daftar penderitaan. Mereka menikmati hujan, air dan banjir.
Sore itu, Ibukota menyambut dengan bahasanya sendiri, dengan keramahannya yang telah lama dipendamnya. Selamat datang di Phnom Penh. Kamboja masih punya cerita.
Hotel Himawari, 2 Juli 2017, sore hari.
PS. Ini salah satu cara menceritakan sesuatu (obyek, kota, barang, kejadian) yang mirip dengan obyek lain yang sudah akrab dengan pembaca, tanpa harus mengatakannya secara eksplisit. Dalam hal ini, pembaca dianggap cerdas dan prinsip utama story telling adalah “show, don’t tell!”.
Bagi kamu pencari beasiswa yang membutuhkan score IELTS tinggi dalam waktu singkat, kami memiliki program GARANSI IELTS 7.5 hanya dalam 4 bulan. kami telah mendidik lebih dari 4000 client dengan angka keberhasilan 99%+.
Kami juga menjamin harga kursus kami adalah yang termurah di industri ini dengan SDM yang sangat kuat. Silahkan mencoba kelas kelas gratis kami untuk mendapatkan gambaran tentang keunggulan pengajaran kami. FUTURE school of english – kelapa gading, 08787 8787 190
What an unexpected plot twist Pak Andi! 😆