Apa sih “Om Telolet Om”?


Saat berdiskusi dengan seorang kawan yang sedang belajar di luar negeri, tiba-tiba dia menyela dengan topik lain “Apa sih Om telolet Om”? Rupanya “Om telolet Om” memang mendunia. Mahasiswa yang sedang riset serius pun tersita perhatiannya oleh isu ini. Saya diam sesaat. Pertama karena saya memang tidak ingin menghabiskan waktu menjelaskan fenomena ini, kedua karena saya tetap ingin membuatnya menjadi tercerahkan dalam waktu sesingkat mungkin. Lepas berpikir sejenak, saya mulai menjawab.

Secara harafiah, “Om telolet Om” adalah sebuah kalimat permintaan kepada sopir bus atau truk untuk membunyikan klakson khas-nya yang bernada “telolet”. Kata “Om” dalam hal ini adalah istilah “Om” yang sama dengan paman. Om ini adalah pasangan dari tante. Ini perlu saya jelaskan karena banyak yang menduga Om ini adalah bagian dari mantra berbahasa Sansekerta yang diguhakan Umat Hindu untuk memuja Tuhan. Bukan itu.

Sejarahnya begini. Di suatu masa tertentu, bus besar atau truk di Indonesia merasa perlu memiliki klakson dengan bunyi khas agar lebih mudah menarik perhatian dan lebih mudah menyuruh pihak lain minggir sehingga mereka mendapat kesempatan lewat. Klakson berbunyi telolet ini kian diminati oleh bus dan truk dan banyak dari mereka yang punya dua klakson: biasa dan telolet.

Awalnya, klakson telolet ini dianggap mengganggu oleh sebagian pihak karena bunyinya memang ‘mengganggu’ dan berbeda dari klakson biasa. Ada juga yang mengganggap ini simbol arogansi bus dan truk yang ‘semena-mena’ menggunakan jalan raya dan ingin mendapat perlakuan khusus saat lewat. Meski demikian, klakson berbunyi telolet ini tetap ada dan bahkan kian berkembang.

Menariknya, ternyata anak-anak dan kalangan remaja menyukai suara telolet ini. Banyak bahkan yang mulai berharap agar bus atau truk yang lewat di kawasan tertentu membuyikan klakson telolet. Mereka mulai meminta sopir membunyikan klakson ini dengan meneriaki sopir yang lewat dengan kalimat “Om, telolet, Om”. Setiap kali permintaan ini dikabulkan maka anak-anak atau remaja itu tertawa girang. Intinya, berhasil membuat sopir membunyikan klakson telolet merupakan ‘prestasi’ yang patut dibanggakan.

Kemudian ada yang mulai merekam kejadian saat orang-orang meminta “Om telolet Om” dan kegirangan mereka saat permintaannya dipenuhi pun diabadikan. Video-video itulah yang mulai merambah dunia maya dan menjadi trending topic. Mengapa yang gak penting seperti itu menjadi trending topic? Mengapa klakson mendadak jadi urusan banyak orang yang tidak ada kaitannya? Well, ini juga masih menjadi misteri bagi saya. Tapi sudahlah, penting tidak penting itu relatif. Mengutip apa yang dikatakan A.J. di film The American President “with all due respect, sir, the American people have a funny way of deciding on their own what is and what is not their business”, bahwa masyarakat punya cara yang misterius untuk memutuskan mana yang merupakan urusan atau bukan urusannya.

Mendengar penjelasan di atas, kawan saya mengaku tercerahkan. Padahal jujur saja, saya sendiri tidak begitu yakin kebenarannya. Dari mana saya bisa tahu semua itu? Beberapa menit sebelumnya saya mewawancarai seorang mahasiswa UGM yang ingin bekerja di Kantor Urusan Internasional dan saya tanya “What do you think the world is now reading about Indonesia. Tell me one issue and explain it to me”. Secara mengejutkan anak ini menjawab “Om telolet Om” dan menjelaskannya dengan fasih. Demikianlah.

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe

5 thoughts on “Apa sih “Om Telolet Om”?”

Bagaimana menurut Anda? What do you think?