
Saya pernah menjadi moderator untuk berbagai forum yang menghadirkan berbagai jenis orang. Mulai dari mahasiswa hingga professor, mulai dari pejabat hingga diplomat, mulai dari akademisi hingga pengusaha. Saya pernah menjadi moderator diskusi bersama Prof. Mahfud MD (Ketua MK) di Sydney, Bima Arya (kini Walikota Bogor) di Perth, Havas Oegroseno (Dubes RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa) di Jogja dan forum ilmiah di Bali. Menjadi moderator itu pekerjaan yang menarik. Tidak menjadi bintang utama dalam diskusi karena bukan pembicara tetapi vital perannya karena dia menentukan jalannya diskusi. Menjadi moderator itu soal seni dan ilmu menjadi pengendali komunikasi.
Saya merasa nyaman menjadi moderator diskusi. Soal baik atau buruk, tentu bukan saya yang berhak menilai. Saya masih terus belajar. Untuk mencatat pelajaran menjadi seorang moderator saya mengumpulkan sepuluh tips.
- Moderator bukan pekerjaan spontan. Moderator perlu persiapan yang matang. Sebelum menjadi moderator saya akan menghabiskan setidaknya satu hari penuh untuk melakukan penelitian terhadap orang yang saya moderatori. Semakin hebat orang yang dimoderatori semakin mudah mencari bahan untuk diteliti. Internet tentu sangat membantu.
- Mencari hal-hal yang unik tentang orang yang dimoderatori sangat penting. Saya tidak pernah mau menjadi moderator sebelum yakin telah mengenal hal-hal khusus/pribadi tentang orang yang saya moderator. Ketika menjadi moderator Pak Mahfud, saya tentu sadar bahwa semua orang mengenal dia. Saya tidak mungkin mengungkapkan hal-hal yang umum tentang beliau kepada hadirin karena itu akan membosankan. Saya memilih untuk membahas namanya yang berisi penggalan “MD” di belakang karena saya rasa itu tidak diketahui khalayak umum.
- Banyak memuji adalah tips terbaik. Ketika menjadi moderator untuk Pak Havas, Dubes RI untuk Belgia, saya menyiapkan sederet pujian yang saya riset dengan serius. Pujian ini penting sekali bagi pembicara maupun pendengar. Pembicara akan merasa lebih percaya diri (ingat tidak ada orang yang tidak suka dipuji) dan pendengar juga akan menjadi lebih percaya kepada pembicaranya. Kepercayaan diri pembicara dan kepercayaan dari pendengar adalah dua bahan utama bagi terciptanya komunikasi yang baik dan efektif.
- Moderator bukan pembicara tambahan. Sering kali kita terjebak untuk memberi ulasan berlebih bagi topik yang dibawakan oleh pembicara. Ulasan berlebihan ini seringkali tidak positif dampaknya. Pertama, dia bisa membuat makna jadi bias jika moderator tidak paham benar topiknya. Kedua bisa menimbulkan kesan bahwa moderator mendominasi. Saya bisa paham, mereka yang masih pemula akan takut disangka tidak paham materi yang dibicarakan sehingga punya kecenderungan untuk ‘show off’ yang tidak perlu. Hindari ini dalam menjadi moderator. Jika pembicara sudah siap, tidak perlu mengulas dan bahkan tidak perlu membacakan ulang pertanyaan saat tanya jawab, misalnya.
- Membuat naskah untuk meneyelamatkan ketersendatan berbicara. Saya menggunakan pendekatan yang sama dalam menjadi moderator dengan saat menjadi pembicara. Saya tidak menyandarkan penampilan saya pada spontanitas atau improvisasi. Jika menjadi moderator tokoh penting, saya selalu membuat naskah lengkap. Saya tulis apa yang saya akan katakan saat menjadi moderator, terutama saat membuka. Naskah ini saya tulis rapi hasil riset yang serius.
- Berlatih itu harus. Saya bukan termasuk orang yang pintar berbicara tanpa persiapan maka saya selalu berlatih. Seperti halnya presentasi, saya selalu melatih ucapan saya saat akan membuka diskusi persis seperti naskah yang sudah saya siapkan sebelumnya. Jika latihan 70 kali belum lancar, saya akan lakukan 140 kali. Setelah hafal saat latihan, langkah selanjutnya adalah tampil seakan-akan alami, spontan dan tidak menghafalkan. Moderator yang baik, seperti juga presenter, adalah seorang aktor yang baik. Jika saat latihan dirasa perlu revisi naskah, lakukan revisi.
- Penggunaan waktu yang tidak mendominasi itu penting. Moderator punya waktu agak panjang hanya saat membuka. Itupun harus hati-hati dan tidak boleh terlalu panjang. Untuk diskusi yang lebih dari sejam, saya tidak pernah mengambil waktu lebih dari lima menit ketika mengenalkan pembicara. Bagaimana memastikan itu? Pastikan apa yang mau diucapkan sudah disiapkan dalam naskah dan latih dengan cermat sehingga dipastikan waktunya tidak berlebihan.
- Lakukan inovasi dalam menyampaikan CV pembicara. Yang paling umum, moderator akan memegang CV pembicara dan membacakannya apa adanya. Itu membosankan! Saya beberapa kali berinovasi menyampaikan CV pembicara dalam bentuk story telling dilengkapi dengan tayangan animasi. Saat menjadi moderator Pak Havas, misalnya, saya buat naskah cerita tentang Pak Havas yang saya bawakan seakan spontan dan didukung oleh tayangan yang memadai. Ketika menceritakan tempat lahirnya saya menayangkan peta Indonesia dengan titik yang mewakili tempat lahir beliau. Ketika saya menceritakan salah satu prestasinya membuka kembali hubungan diplomatik Indonesia dan Portugal saya tayangkan peta dunia dengan garis lengkung beranimasi yang menghubungkan Jakarta dengan Lisbon. Perlu dipastikan, moderator tidak terpaku pada tayangan dan dia berbicara lancar seakan tanpa tayangan dengan tanyangan mengikuti sebagai latar belakang. Silakan lihat PPT untuk CV Anies Basewedan dan CV Havas Oegroseno.
- Humor yang baik dan cerdas itu selalu menolong. Sebaiknya humor ini disiapkan dengan serius dan disampaikan di awal. Humor yang bagus adalah yang kelihatan spontan saat disampaikan tetapi sesungguhnya disiapkan dengan matang. Saat menjadi moderator Pak Havas saya membuka tanpa salam atau basa basi tetapi langsung dengan kalimat “Saya sudah pernah menjadi moderator sebelumnya tetapi kali ini terasa berbeda karena ini kali pertama saya menjadi moderator seorang duta besar”. Saya yakin sebagian besar hadirin merasa itu ucapan spontan yang muncul begitu saja karena sejalan dengan suasana Kuliah Umum dengan peserta yang masih agak kagok dan gumun bertemu Duta Besar. Guyon itu dengan tepat mewakili perasaan sebagian peserta dan itu yang membuat mereka merespon positif sambi tertawa. Suasana jadi tambah cair, tidak terlalu tegang. Yang tidak diketahui hadirin, kalimat itu sudah saya latih belasan kali sejak kemarin sore dan saya sampaikan seakan itu spontan. Mereka tertipu 🙂
- Berinteraksi dengan peserta itu penting. Saya selalu usahakan mengaitkan topik dengan peserta. Tidak ada salahnya kita menyebut nama atau memberi apresiasi kepada peserta yang kita kenal jika topik yang dibicarakan oleh pembicara ada kaitannya dengan peserta tertentu. Jika di situ ada pejabat, pujian atau apresiasi akan sangat membantu. Menyebut nama orang di tengah hadirin juga sangat membantu. Intinya, semua orang suka diperhatikan dengan wajar.
Sepuluh tips ini tentu saja tidak akan membuat anda langsung pintar jadi moderator. Setidaknya Anda akan paham bahwa menjadi seorag moderator, seperti halnya pembicara, itu perlu persiapan yang matang. Tidak ada yang tiba-tiba baik tanpa persiapan dan latihan. Jika lain kali Anda melihat saya menjadi moderator tan bisa tampil cukup baik selama 4 menit, ingatlah dua malam sebelumnya mungkin saya kurang tidur untuk memastikan empat menit itu baik-baik saja.
PS. Silakan lihat video saya saat menjadi moderator bagi Anies Baswedan.
PSS. Moderator juga kadang harus improvisasi. Silakan baca tulisan ini.
Sayang sekali saya tidak bisa ikut acara dengan Bpk. Havas. Tapi saya penasaran, bagaimana animasi Pak Andi tentang perkenalan Bpk. Havas. Boleh melihatnya Pak? 😀
Bisa. Email saya ya 🙂
Mntap Bli… saya juga pernah jadi moderator… tapi kadang kita tidak mengenal guidence yang standard… lebih banyak meniru dari pengalaman melihat orang lain jadi mdoerator.. tapi tips ini banyak membantu. Sukses…
Makasih Bang 🙂
Terima kasih atas tipsnya, sangat bermanfaat buat saya, semoga bermanfaat buat pembaca sekalian.
Kalau boleh tau pakai software apa Bli waktu membuat animasi Indonesia-Portugal?
sepertinya cukup sering terpakai animasi semacam ini.
ada cara menghindari nervous berlebihan saat memoderatori sosok yang kita kagumi ngga ya? terkadang semakin tau dan kagum thdp sosok tersebut bakal makin grogi. terutama bila kita tak punya kesempatan bertemu dulu di belakang panggung.. saya pernah mengalaminya..
Power Point saja, Towi 🙂
Grogi tidak untuk dihilangkan tetapi diakui dgn jujur agar dia tidak merusak. Katakan saja grogi .. Itu biasanya sangat membantu 🙂
siap diaplikasikan, mungkin memoderatori Bli Andi?
matur suksma Bli.
Siap! :))
Terimakasih pak made, hehe selalu membantu
Terimakasih pak made, tepat sekali dengan apa yang saya butuhkan karena besok mau jadi moderator untuk yang pertama kali meskipun di kelas tapi dengan kondisi seminar yang sebenarnya 🙂
ok p Andi… ikut belajar jd moderator yg baik…
Mas Andi, saya sudah tonton video pada saat mas andi memoderatori pak anies baswedan,namun sayang,suaranya kurang begitu jelas terdengar,tgl 17 okt ini saya akan menjadi moderator bu risma (walikota surabaya) dalam sebuah seminar mengenai ESR,nervous sekali rasanya, namun tips dari mas andi ini sangat berguna,terima kasih
Semoga lancara kemarin ya 😀
Tips yg sangat inspiratif, mudah2an sy bisa aplikasikan untuk menjadi moderator yg profesional pd pertemuan ilmiah 2 hari lg dg narasumber orang korea ahli teknologi pangan dg menggunakan bhs inggris, suksme bli made
Good luck wayan 🙂
selamat malam saya, candra alumni farmasi ugm, saya mengagumi mas andi baik prestasi dan public spekingnya, bisa saya minta dikirimi animasi saat moderatori pak havas? saya juga mnonton video moderator dengan pak baswedan tetapi suaranya dan kalimatnya tak terdengar, saya pnasaran. trimkasih
email saya candradwipayana@yahoo.com
Sudah saya Kirim Ya 🙂
slmt pak..sgt berguna bgt buat saya ..kalau boleh saya dikirimkan animasinya pak .email saya ainiumar24@gmail.com..trimakasih
Sudah
Selamat pagi mas andi, saya baru mulai menjadi moderator..itu pun kadang2 saat2 ada pelatihan, saya baru tau kalo persiapan itu hrs jauh2 hari dilatih, saya ingin menjadi moderator yg baik, kalo ilmu sy sndiri ttg moderator masih newbie sangat..
Apakah saya juga boleh dikirimkan animasi yang mas andi buat, terima kasih sebelumnya.
Good! Sudah saya kirim ya.
Mat pg Mas Andi, pengalaman dan informasinya sangat menarik sekali. saya mendapat pengetahuan berharga ttg bagaimana agar saat menyampaikan CV pemateri itu tdk terkesan kaku. jujur saja, saya ingin sekali menjadi seperti anda tp saya harus belajar lagi. apakah saya boleh di kirimkan animasi yang di buat oleh mas Andi sebelumnya?
Siap!
saya Magriet dari Papua. kisah anda sangat menginspirasi sekali! sukses untuk Mas Andi. Mas andi, jika boleh aku ingin melihat contoh Animasi yang di buat oleh mas Andi sebelumnya. sekali lg trimksh bnyk! email aku: magriet_unipa@yahoo.com
Silakan Unduh di atas
jadi persiapan sangat penting y
pak…bsa d beri tips dalm persiapannxa pak???
Baca CV, baca berita Tentang Beliau, baca website, pilih beberapa komentar unik yg pernah dia sampaikan
Sangat sangat mengagumi profil bapak sebagai moderator handal, mohon kesediany pak andi animasi nya dikirimkan ke saya..trmksh
Email saya Ya Mas Putra 🙂
Pak andi..boleh minta animasi2 buat jadi moderator, sya baru sja ditunjuk jdi moderator,..tolong ya pak ini email saya pak wahyudin_ubb@yahoo.co.id
Silakan email saya ya. Ada di kontak …
suksma bli andi ilmunya.
Sami2 🙂
Tulisan yang selalu menginspirasi Pak 🙂 saya sangat kagum dengan Pak Andi. Jika diizinkan mohon kirim ke email saya juga ya Pak 🙂 terima kasih
Sudah ada di atas mbak 🙂
Wah saya ketipu.. *saat kuliah umum pak Havas*
Btw saya sudah praktekkan menyampaikan CV pak Sobar dg cara lain, pas beliau ada kuliah umum. Saya sampaikan ppt ringkas dg profil foto pak Sobar saat mengenakan toga sebagai profesor riset di BIG. Semua peserta kelihatan antusias 🙂
Mantap Om Iqbal 🙂
trimakasih tipsnya sangat bermanfaat.
Sya masih SMA, namun sya minggu depan ada praktek mapel bahasa indonesia, Dengan tips2 diatas sya jd merasa lebih siap untuk menjadi moderator praktek seminar kalas. Terima kasih pak andi
Pak andi apa saya boleh lihat naskah yang sudah bapak buat. Terutama dibagian pembukaan. Terimakash