Raksasa


Di suatu summer…

kaskus.co.id

Summer kali ini begitu panas. Saatnya aku bergabung dengan teman-teman, mengungsi ke suatu tempat yang menawarkan keteduhan. Kami sering mengunjungi tempat itu di saat summer. Tidak saja tempatnya yang nyaman, makanan juga berlimpah. Kami mendapatkannya dengan gratis dan seakan tidak bisa habis. Hanya satu yang membuat kami resah, di situ ada bahaya. Aku pernah mendengar selentingan kabar, ada kekuatan yang maha besar kadang muncul dan mengancam. Situasi yang biasanya nyaman bisa menjadi begitu berbeda jika kekuatan itu muncul. Kenyamanan terancam. Konon pernah ada korban jiwa di tempat itu. Kekuatan besar yang entah apa namanya tidak saja menebarkan ketakutan, dia bisa merenggut nyawa.

Suatu hari aku berada di tempat itu, menikmati keteduhan dan makanan berlimpah. Tiba-tiba mendung menyergap dan hujan mengguyur bumi. Aku dan teman-teman memutuskan untuk bertahan di dalam. Kami semua berdiri di dalam melihat keluar lewat kaca yang mulai muram karena hujan yang membasuh alam. Kami semua termenung. Ini adalah kali pertama kami mengunjungi tempat ini di musim summer tahun ini. Hari pertama yang tidak bersahabat, kami terjebak hujan. Satu per satu kegelisahan muncul, kami khawatir tidak bisa pulang. Sementara itu, kilat menyambar, petir menggelegar dan tak ada tanda-tanda hujan reda. Suasana mencekam, keceriaan summer sirna.

Di saat itulah, apa yang paling kami khawatirkan terjadi. Tiba-tiba dinding tinggi itu bergeser. Rupanya itu sebuah pintu raksasa. Kami seketika diam tegang dan pucat. Kami tegang menunggu, apa yang akan muncul dari balik pintu raksasa itu. Perlahan kulihat sebentuk makhlum besar menyembul memasuki ruangan itu. Besarnya tak terkira. Bentuknya sungguh berbeda dengan tubuhku. Tubuh itu ditutupi jubah berwarna-warni, matanya besar. Tubuh itu bergerak lamban tetapi pasti, hentakan kakinya menggetarkan. Aku bisa rasakan angin terkibas dengan dasyat ketika tubuh besar itu melintasi kami. Aku masih terdiam, mengamati dengan harap-harap cemas. Satu kawanku tidak kuasa menahan diri, dia bergegas hendak lari. Gerakan itu diikuti oleh temanku lainnya sehingga kami bertubrukan. Kami membuat keributan di dinding kaca itu. Karena panik, kami tidak berhasil mencari pintu keluar yang sesungguhnya berada tidak jauh dari dinding kaca. Aku mulai khawatir kalau kegaduhan ini mengusik makhluk raksasa itu.

Benar kekhawatiranku. Tubuh raksasa itu bergerak mendekat lalu meraung hebat pada kami semua. Aku tidak bisa menguasai diri dan segera melesat. Tapi malang, aku tidak bisa keluar. Dinding kaca ini menghalangi kami. Tidak ada satupun yang bisa berajak jauh. Raksasa besar itu lalu mengibaskan tangan yang besarnya berpuluh atau beratus ukuran tubuhkan. Kibasan angin yang ditimbulkannya membuatku terhempas menimpa dinding kaca, teman-temanku juga demikian. Tiba-tiba tangan itu mendekati temanku yang terhempas dan sempoyongan. Tangan itu dengan kejam dan keji menampar temanku lalu menekannya ke dinding kaca hingga temanku tergencet tak berdaya. Aku tidak berani melihat apa yang terjadi. Aku tak kuasa melihat akibat desakan tangan raksasa itu.

Tak berhenti di situ, aku saksikan tangan itu meraih sebilah senjata. Dia mengibas-ngibaskan senjata itu ke arah kami. Anginnya membuatku dan kawan-kawanku sempoyongan. Kami terbentu-bentur di dinding kaca. Kami kian tak bisa menguasai diri saat senjata raksasa itu memporak-porandakan kami. Teman-temanku terbanting karena pukulan itu. Sebagian lengsung terhempas jatuh karena gempuran yang maha dasyat. Sebagian lagi pingsan dan terkapar diterpa angin. Aku mencoba lari dan berharap dinding kaca ini memiliki celah untukku keluar. Seakan kalap belum bisa menghabisi kami semua, raksasa itu mengejar kami, dia mendekati tubuh-tubuh ringkih temanku. Dia menggamit tubuh-tubuh yang pingsan atau meradang nyawa. Dia memungutnya satu-satu lalu memasukkannya ke dalam kantong raksasa. Sebagian meronta, sebagian sudah tidak mengingat apa-apa lagi. Aku tak kuasa menyaksikan itu semua. Tiba-tiba entah dari mana aku melihat celah dinding kaca. Aku tidak peduli hujan deras di luar, aku melarikan diri. Aku berhasil menyelamatkan diri dari kekejaman raksasa itu.

Di sebuah kamar…

“Gimana tadi kuliahnya Ma?”
“Bagus Pa. Memang harus banyak belajar sih. Banhannya banyak banget.”
“Ya, memang harus gitu.. semangat ya.”
“Ya. Harus banyak baca ni. Eh tadi pas mama pulang hujan-hujan, di rumah banyak banget lalatnya. Mereka nempel di jendela. Kayaknya karena hujan deh, ga bisa keluar.”
“Oh ya? Tumben ada lalat. Tapi ya sih, kalau summer memang lalatnya banyak.” Terus diapain?”
“Mama pukul aja pakai kipas lapat itu. Tadinya pakai tangan tapi karena banyak, jadi mama ambil alat itu.”
“Wah, hebat. Memang berani?”
“Awalnya geli sih, sempat teriak histeris juga, tapi mau gimana lagi. Abis, jijik ada bayak lalat.”
“Mati semua nggak?”
“Kayaknya semua sih. Mama sudah masukin plastik semua yang mati. Sekarang sudah di tempat sampah tuh. Banyak banget Pah, ada duapuluhan kali. Ih jijik banget.”
“Oh ya? Banyak banget. Tapi yakin, sudah mati semua? Ntar malah masih ada, lagi.”
“Yakin sudah nggak ada. Tapi gak tahu juga kalu ada yang bisa lari. Soalnya jendelanya terbuka dikit sih.”
“Besok papa tutup deh jendelanya biar lalatnya nggak masuk lagi.”
“Ya. Yuk tidur ah, sudah malam. Besok mama harus bangun pagi, ada kelas jam 8.”
“Ok deh, silakan duluan. Ayah masih ada kerjaan ni. Good night!

Advertisement

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe

2 thoughts on “Raksasa”

  1. Saya hampir tidak mengenali gaya tulisan mas andi di cerita pertama (terasa bukan mas andi banget dan banyak menggunakan kata-kata yang menakjubkan..hehehe). Tapi saya suka dengan ide ceritanya, kalo nggak salah ini cerita kedua mas andi tentang suatu hal yang terjadi dalam waktu bersamaan tapi diceritakan dalam dua sisi (sudut pandang). Lucu…..dan membuat saya berfikir tidak akan mau berubah menjadi lalat kalo bisa bertransformasi (takut…sama raksasa yang bawa pemukul lalat..hehehe) 🙂

Bagaimana menurut Anda? What do you think?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: