
Sore tadi saya membeli buah pir di sebuah pusat perbelanjaan di Wollongong. Mungkin lagi musimnya, ada begitu banyak pir yang dipajang, semuanya segar dan ranum. Warnanya yang hijau merekah mengundang selera. Rasanya ingin membeli semuanya tapi saya hidup sendiri. Tidak ada perlunya membeli buah pir lebih dari lima biji.
Saat mendekati sebuah keranjang, saya berpikir sejenak. Ternyata tidak mudah memilih lima biji pir dari ratusan yang bagus. Sulit menemukan yang cacat, semuanya istimewa dan nampak manis menggoda. Saya sentuh satu per satu, semuanya segar. Pir itu mengkal dan padat, matangnya pas mantap. Satu disentuh, yang lain seakan berteriak “mengapa bukan aku?!”. Begitu tangan saya berpindah ke yang berteriak, yang ditinggalkan menjerit “mengapa tidak jadi memilihku?!”. Kalau saja pir itu bisa berbicara, pastilah suasana akan riuh oleh tawa, pertengkaran, teriakan dan tangisan yang mengumandang.
Masalah saya hanya satu, tidak punya banyak waktu. Akhirnya tanpa berpikir panjang saya sambar lima “terbaik” yang terlihat dan terjangkau. Saya tidak bisa menghabiskan waktu berjam-jam di toko buah itu. Saat beranjak pergi, seakan-akan terdengar tangisan yang menyayat, teriakan yang mengujat dan kemarahan yang meledak-ledak dari toko itu. Ratusan biji pir itu kecewa berat, tidak terpilih padahal memenuhi segala persyaratan. Sementara dari dalam tas plastik yang saya jinjing, samar-samar terdengar puja puji syukur atas nikmat penguasa alam. Dua dari mereka bahkan terdengar menyombongkan diri karena merasa paling hebat mengalahkan ratusan temannya. Satu lagi masalah saya, saya hanya perlu lima biji.
Ada hal yang tidak bisa dijelaskan mengapa lima pir itu terpilih sementara kualitas pir yang lainnya tidak lebih buruk? Ada sesuatu yang bekerja di balik itu dan tidak mudah untuk dijelaskan karena memang DIA acintya, tak terpikirkan. Bahwa buah pir yang tidak terpilih ini akan meratap, berteriak, marah atau memilih untuk tersenyum dan menunggu pembeli berikutnya, itu adalah cerita lain.
What an inspiring story sir…!
renungan yang berharga dalam apply ADS.
Thanks. Good luck!
Semoga usaha kita semua berbuah manis dan bisa menyusul Pak Andi jadi sedikit dari ‘buah pir’ yang terpilih untuk belajar lebih banyak di Australia. Yippieee..
Amiin
Tulisan yang sangat simple tapi dalam maknanya.. saya suka sekali 😉
Thank you
Syukurlah suka. Makasih ya Inten 🙂
jadi pengen menangis namun hanya sejenak,, selanjutnya jadi lebih bersemangat dan optimis ke depannya Pak,, thanks
Be strong… And stronger 🙂
Tidak ada sesuatu terjadi kebetulan, ada ‘tangan’ yang mengatur buah pir yang terpilih….cerita pendek yang memikat…. Thanks pak Andi…