Kartono


Yogyakarta, 21 April 2237

Sahabat pejuang,

Nama saya Kartono. Saya tinggal di Yogyakarta, kota yang mungkin tidak pernah Anda dengar namanya, kecuali sempat membaca buku-buku sejarah yang kini hampir punah dan dilarang. Konon seratus tahun lalu, kota yang kini hampir mati pernah menjadi pusat kebudayaan di negeri ini. Di kota ini dulu berjaya sebuah pusat pendidikan yang melahirkan tokoh-tokoh besar. Hingga usianya lebih dari 100 tahun, tak satupun perempuan yang memegang puncak pimpinan. Kini semua itu tinggal cerita. Kekuasaan dan pusat peradaban telah bergeser. Konon di awal abad ke-20, kota ini bahkan pernah menjadi ibu kota sebelum dipindahkan ke Jakarta yang kini hanya bisa kita lihat di museum. Alam telah menenggelamkan Jakarta. Demikianlah jika makhluk manusia tak berupaya, alam akan menyediakan jalan keluarnya sendiri. Konon, para penguasa jaman itu adalah laki-laki, kaum kita.

Pastikan surat ini tidak diketahui oleh pihak penguasa. Kita, kaum lelaki harus sabar dengan situasi ini. Kita tetap berjuang, meski dalam diam. Penindasan atas kaum kita harus dihentikan, tetapi kita tidak bisa frontal. Semua perlu waktu. Dulu sekali, melahirkan bahkan dipercaya sebagai kodrat bagi perempuan, tetapi kewajiban itu kini menjadi milik kita. Saya menemukan dokumen rahasia bahwa operasi wajib bagi bayi laki-laki saat lahir agar bisa mengandung baru dimulai tahun 2134. Itulah awal mulanya, mengapa kita seperti sekarang ini. Kita hanya menjadi budak nafsu kaum perempuan dan teraniaya oleh segala beban.

Dokumen itu juga mengatakan, kaum perempuanlah yang seharusnya melakukan pekerjaan kita sekarang ini. Di masa lalu, kita pernah menjadi penguasa yang tidak terkalahkan. Kitalah yang dulu mengendalikan peradaban. Bahkan, Tuhan dulu dikenal sebagai sosok laki-laki yang dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai ‘He’. Sejarah, dalam bahasa Inggris adalah ‘history’ pada awalnya, bukan ‘herstory’ seperti yang kita kenal sekarang. Semua utusan Tuhan: Nabi, miseas, awatara, rassul sesungguhnya adalah laki-laki, berbeda dengan kitab suci agama-agama yang kita kenal sekarang. Tidak ada sesungguhnya kaum perempuan yang menjadi utusan Tuhan.

Di dunia Barat, dulu dikenal sebuah negara adidaya bernama Amerika Serikat yang mungkin belum pernah Anda dengar. Selama tiga ratus tahun masa peradabannya, tidak pernah sekalipun dipimpin perempuan. Memang mengejutkan. Mungkin tidak satupun percaya dengan kenyataan mencengangkan ini. Gedung Putih adalah tempat pusat kejayaan lelaki di negeri itu, seperti Kuru Setra yang sekarang menjadi simbol penindasan perempuan atas laki-laki.

Saya tahu, jalan kita masih panjang. Perjuangan kita menuju pengakuan atas persamaan hak masih jauh dari titik terang. Tapi percayalah, kelak akan kita rebut kembali kejayaan kita. Bahwa di bumi ini, lelaki pernah berkuasa satu ketika. Kita akan berkuasa kembali dan menentukan sendiri nasib kita. Kendali peradaban, sekali lagi, akan berpindah ke tangan kita, tangan yang lebih layak memegang kendali.

Nama saya Kartono. Saya adalah pejuang seperti Anda.

Salam.

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe

4 thoughts on “Kartono”

Bagaimana menurut Anda? What do you think?