Hubungan kami sesungguhnya sudah lama. Tidak saja kami berpelukan dan berciuman serta berinteraksi fisik lainnya, ada emosi yang terlibat. Ini yang dinamakan cinta, aku yakin itu. Cinta yang kata orang tak bersyarat.
Ketika Asti tidak ada, aku memanjakannya. Aku jadikan diriku budak atas gagasan-gagasan nakalnya yang liar. Hari Jumat, kami menjadi penguasa rumah karena Asti tidak ada. Dapur, kamar mandi, kamar dan ruang tamu menjadi ajang eksplorasi kreativitas dan kenakalannya. [bersambung]…
One thought on “Wanita lain [4]”