Berandalan itu buang sampah pada tempatnya


Pagi yang dingin, kami bertiga baru saja turun dari kereta yang membawa kami dari Wollongong ke Sydney. Suasana Sydney tentu saja lebih semarak dibandingkan Wollongong yang dingin. Sydney memang lebih happening kata temenku. Orang lalu lalang, kendaraan berisik, gedung tinggi, burung dara beterbangan, semuanya menambah suasana menjadi lebih hidup. Railway Square masih seperti dulu ketika kami tinggalkan dua tahun lalu.

Ini perjalanan keluarga pertama berlibur ke Sydney, Ode berjanji akan menjemput di Quay Street. Aku Asti dan Lita bergegas menuju Basement Book di lorong bawah tanah sambil menunggu saatnya ketemu Ode. Basement Book berada di bawah bus stop di Railway Square dan menjual berbagai buku. Ada yang bekas dan sangat murah, yang baru juga banyak. Sambil lalu aku menggamit sebuah novel merah, hanya $1. Meskipun belum yakin akan isisnya, nampaknya $1 terlalu sayang untuk dilewatkan.

Di pinggir Quay Street kami menunggu. Lita dan Asti duduk di pinggir taman, aku berdiri di tepi jalan menunggu mobil hijau tua Ode yang sudah lama tidak kami lihat. Saat menunggu tiba-tiba ada segerombolan pemuda berjalan gontai keluar dari sebuah night club di depan hotel. Sabtu pagi, mudah melihat pemandangan seperti ini di Sydney. Satu orang pemuda berambut panjang acak-acakan, hidungnya ditindik, ada rantai menggatung di sana. Celananya melorot layaknya anak muda zaman sekarang, sepatu boots hitam melindungi kakinya yang berjalan sempoyongan. Di belakangnya menyusul kawannya yang berambut spike, berbaju lengan pendek dan bertato. Celananya pendek bersepatu sisi tinggi, juga bertato kakinya. Singkat cerita, mereka sudah sangat layak disebut berandalan jika dinilai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Ibuku di desa.

Apa yang dibawa dua pemuda berandalan ini? Masing-masing tergopoh-gopoh membawa sampah dan botol kosong. Mereka memang menikmati friday night party semalam dan sepertinya mabuk berat. Belasan botol kosong mereka gotong dan sampah berbagai jenis ada di tangannya. Mereka bergerak sempoyongan menuju tempat sampah yang ada di dekat kami bertiga. Nanar matanya mencari-cari lubang yang tepat untuk botol dan kertas. Dalam kondisi mabuk parah seperti itu mereka masih mencari-cari tempat yang tepat untuk membuang sampah, bahkan masih berpikir untuk memilahnya mana yang mana yang trash, mana yang recycle dan mana yang botol.

Karena tidak waras benar, beberapa botol tidak masuk tepat pada lubang yang seharusnya sehingga beberapa diantaranya jatuh menimpa aspal. Tidak saja suaranya yang berisik, botol tersebut pecah berkeping-keping. Pemuda berandalan inipun dengan tekun bersimpuh memungut pecahan botol dan mengembalikannya ke tempat sampah. Beberapa pemuda lain dan beberapa kawan ceweknya bersorak di seberang jalan di depan night club menyaksikan kekonyolan mereka. Tak peduli dengan sorak sorai temannya, dua pemuda ini tetap tekun melakukan tugasnya.

Di Sydney, ini bukan pemandangan aneh, tetapi di kampungku tentu sangat aneh. Ada yang tidak pas antara penampilan dua pemuda ini dengan kelakuannya. Masak berandalan buang sampah pada tempatnya? Begitulah, banyak hal bisa terlihat aneh. Pantas dan tidak pantas berbeda standarnya ketika kita bepergian lintas benua.

Advertisement

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe

6 thoughts on “Berandalan itu buang sampah pada tempatnya”

  1. wah itu namanya adat kali pak… kalo adat kan tidak memandang orang yang terlihat baik dengan orang yang terlihat berandalan… tapi keren ya… udah terbiasa dengan yang seperti itu.. ^ ^

  2. Ndi, teman saya yang dulu sekolah di Oz, saya perhatikan(setelah tidak di Oz lagi), saat di kampus atau di warung sering buang sampah sembarangan. Ketika saya tegur..jawabnya menbuat saya terperangah…’kan desa-kala-patra’

  3. Mb Pharma, ini termasuk cara menarik memaknai ‘desa kala patra’ 🙂 Meskipun debatable, saya pribadi kurang setuju dengan itu 🙂

    Apa kabar nih? lama tak bersua 🙂

Bagaimana menurut Anda? What do you think?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: