Pendaftaran Beasiswa Australia (AAS) 2022 Dibuka tanggal 1 Februari 2021


Hampir 20 tahun yang lalu saya mulai berpikir soal beasiswa luar negeri. Di bulan-bulan ini di than 2001, saya sedang berjuang menyelesaikan skripsi. Meski begitu, saya sudah begitu ‘nakal’ untuk mencoba-coba banyak hal, termasuk mencari pekerjaan dan peluang beasiswa ke luar negeri. Beasiswa Australia adalah salah satunya. Waktu itu, saya mengenal istilah Beasiswa AusAID.

Hari ini, beasiswa yang sama dikenal dengan nama Australia Awards Scholarship alias AAS. Sebenarnya beasiswa ini sudah ada sejak tahun 1960an dengan nama Colombo Plan. Beasiswa ini diberikan oleh pemerintah Australia bagi orang-orang dari negara berkembang untuk belajar Australia. Awalnya mencakup S1 juga, kini hanya membiaya S2, S3 dan program pendek lainnya. Saya tahu, di kesempatan awal, beasiswa ini diberikan kepada orang-orang yang kelak di kemudian hari menjadi pemimpin di Indonesia. Pak Boediono, Wapres 2009-2014, adalah salah satu penerima beasiswa ini di awal 1960an. Beliau yang ketika itu adalah mahasiswa UGM tahun pertama harus cabut dari UGM untuk belajar di Unversity of Western Australia, di Perth.

Tahun 2004 saya menginjakkan kaki pertama kali di Australia dengan beasiswa yang sama dengan yang diterima oleh Pak Boediono. Hanya saja, ketika itu, beasiswanya bernama Australian Development Scholarship (ADS). Itulah titik awal pengambaraan intelektual saya di mancanegara. Setelah belajar Master By Research di UNSW, Sydney dan selesai tahun 2006, saya kemudian lanjutkan S3 di University of Wollongong tahun 2008. Beasiswa yang saya terima ketika itu adalah Australia Leadership Awards (ALA) dan ditambahi dengan Alison Sudradjat Awards (ASA). Salah satu sahabat yang menjadi penerima beasiswa yang sama adalah Najwa Shihab yang mengambil Master Degree di Melbourne University.

Saya telah dua kali menerima beasiswa dari Pemerintah Australia, untuk S2 dan S3. Saya merasa berterima kasih kepada pemerintah dan rakyat Australia sebagai pembayar pajak. Tentu saja lebih berterima kasih pada Indonesia karena saya mendapat beasiswa itu sebagai rakyat Indonesia. Jika saja saya tidak berpaspor Indonesia, belum tentu saya mendapat kesempatan itu. beasiswa Australia itu juga yang kemudian memberi saya kesempatan untuk berkeliling dunia, menginjakkan kaki di tanah Eropa, menjelajahi Asia, mengenal Australia, menghirup udara Amerika hingga merasakan gelora perjuangan tanah Afrika. Semua berasal dari sebuah benua yang menyendiri di selatan, negeri Down Under!

Rasa terima kasih dan ketakjuban saya itu yang kemudian membawa saya pada petualangan menulis. Saya ingin berbagi cerita dan pengalaman. Sebagai seorang anak penambang padas yang lahir di Desa Tegaljadi di Tabanan, Bali, saya yakin kesempatan yang saya peroleh tidak boleh berhenti menjadi kebanggaan diri. Dia harus menjadi kesempatan bagi orang lain yang mungkin nasib hidupnya tak jauh berbeda dengan saya. Ketika saya telah diberi kesempatan memasuki sebuah pintu, maka tugas saya  berikutnya adalah menjaga pintu itu tetap terbuka agar mereka yang datang belakangan merasa tertolong hidupnya.

Semangat berbagi dan mengikat ingatan itulah yang melahirkan blog madeandi.com yang kemudian menjelma menjadi buku Rahasia Beasiswa Australia (reborn). Saya persembahkan blog dan buku itu bagi para perjuangan di mana pun berada di Nusantara. Ada satu pesan yang hendak saya sampaikan. Jika saya, anak penambang padas yang ayahnya tidak lulus SD dan ibunya hanya lulus SD, diberi jalan oleh Tuhan untuk belajar hingga jauh ke negeri Kangguru, maka siapapun memiliki kesempatan yang sama. Beasiswa AAS lahir bagi mereka yang percaya akan kemampuan dirinya, meskipun dia tidak merasa istimewa. Tugas kita hanya mencoba dan berusaha, biarkan Tuhan memeluk mimpi-mimpi kita dan mewujudkannya menjadi kenyataan. Selamat berjuang Kawan!

Fun Facts:

  1. Beasiswa AAS 2022 dibuka tanggal 1 Februari 2021 dan ditutup tanggal 30 April 2021
  2. Kali ini, prioritasnya adalah bidang yang terkait Covid-19
  3. Secara umum ada 3 prioritas: Health Security, Stability, dan Economic Recovery
  4. Bidang lain tetap bisa karena penyelesaian Covid-19 harus komprehensif, melibatkan semua bidang. Silakan kaitkan bidang Anda dengan Covid-19.
  5. Pendaftaran dilakukan secara online. Semua dokumen dibuat digital dan diunggah di  https://oasis.dfat.gov.au
  6. IP minimal 2,9 dan TOEFL 525 (PBT). Untuk kandidat dengan kebutuhan khusus atau yang berasal dari GFA IP-nya boleh 2,75 dan TOEFL 500
  7. GFA adalah Geographic Focus Areas, yaitu kawasan yang jadi prioritas/target yaitu: Aceh, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara.
  8. Yang jadi target utama adalah yang dari GFA, mitra kedutaan Australia di Indonesia, lembaga pemerintah Indonesia. Yang di luar itu tentu bisa juga. Peluangnya lebih kecil sih.
  9. Proses seleksinya: penyerahan berkas, hingga tanggal 30 April 2021, lalu akan ada shortlist untuk test IELTS dan wawancara.
  10. Semuanya ada di http://www.australiaawardsindonesia.org. Wajib baca ini dulu ya!

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe

2 thoughts on “Pendaftaran Beasiswa Australia (AAS) 2022 Dibuka tanggal 1 Februari 2021”

  1. Pak Made, bagaimana jika program master yang kita inginkan hanya 1 tahun saja? Bukan 2 tahun. Apakah ada kemungkinan diterima AAS?
    Terima kasih banyak atas informasi daei Pak Made.

Bagaimana menurut Anda? What do you think?