Tips Menjawab Pertanyaan Dosen saat Sidang Skripsi


Sidang skripsi bisa jadi misteri yang paling ditakuti oleh mahasiswa. Tidak sedikit mahasiswa yang lancar ketika kuliah tetapi terhambat kelulusannya karena tidak siap menjalani sidang skripsi. Ada juga mahasiswa yang nilai skripsinya tidak maksimal bukan karena topik dan penggarapan skripsinya yang buruk tetapi karena tidak tampil prima saat sidang skripsi. Sebagian lain mengalami kesulitan karena tidak memiliki kesiapan saat harus menjawab pertanyaan atau komentar penguji saat sidang skripsi.

Untuk membantu mahasiswa mengatasi persoalan ketika sidang skripsi, terutama katika menjawab pertanyaan dari penguji skripsi.

 

1. Mahasiswa sebaiknya mengucapkan terima kasih kepada penanya. Meski demikian tidak harus disertai dengan pernyataan basa-basi seperti “pertanyaan Bapak/Ibu bagus sekali”. Ingat, kamu adalah mahasiswa yang sedang sidang skripsi, bukan motivator.

 

2. Jawaban bisa dimulai dengan mengulang pertanyaan secara singkat. Misal “terkait dengan metode yang dipakai dalam skripsi ini, ada dua yang utama bla bla”. Hal ini berguna untuk membuat jawaban nyambung dengan pertanyaan sekaligus kesempatan untuk memastikan jawaban yang tepat.

 

3. Hindari memulai jawaban dengan kesan membantah atau menentang, meskipun pertanyaannya dosen kadang memang cenderung atau sekedar menyalahkan. Contoh awal jawaban yang kurang pas: “tapi kan”, atau “bukan begitu Bu”, atau “sebenarnya tidak demikian”. Ingat, jujur dan kritis dalam menyampaikan kebenaran itu baik tetapi umumnya tidak ada orang yang suka dibantah terang-terangan.

 

4. Menjawab dengan kesan positif meskipun saat membantah. Contoh: “Pada awalnya saya pun menduga demikian setelah menyimak penelitian sebelumnya tapi setelah berkali-kali melakukan percobaan, ternyata ada perbedaan hasil. Setelah melakukan analisis, ternyata perbedaan ini terjadi karena bla bla bla”.

 

5. Mengatakan “tidak tahu” dg ‘cerdas’. Misal “maaf penelitian ini tidak membahas aspek X sehingga saya tidak bisa menjelaskannya” atau “saya baru sadari bahwa aspek X punya pengaruh penting. Sayang sekali, fokus penelitian ini adalah aspek A dan B saja Pak/Bu.”

 

6. Ngeles dengan kreatif. Misal “mohon maaf saya tidak memahami soal X tapi saya menemukan bahwa ada faktor lain yang juga sangat berpengaruh yaitu soal Y yang bla bla” Padahal aslinya kamu tidak bisa jawab hehe.

 

7. Akan ada pertanyaan komprehensif yang bersifat mendasar tapi tidak terkait langsung dengan skripsi. Untuk hal ini kamu perlu menyiapkan beberpa hal penting dan mendasar tentang disiplinmu. Sebaiknya tanya kakak tingkat yang pernah diuji dosen yang sama.

 

8. Saat kamu tahu jawaban akan sebuah pertanyaan, fokus dan utamakan menyampakan jawaban yang jelas, tegas, terarah, lalu tambahi kembang-kembang pemanis jika perlu. Jangan dibalik.

 

9. Ada kalanya dosen belum membaca skripsimu sebelum ujian karena kesibukan beliau. Usahakan menjawab dengan sebelumnya menyampaikan penjelasan mendasar tapi singkat dan mudah dipahami. Kamu bisa berlatihan sama ibu bapakmu agar terbiasa. Ingat, pastikan ibu bapakmu bukan dosenmu.

 

10. Sering kali pengujimu itu tidak ahli di bidang skripsimu karena masalah penjadwalan yang rumit dan kesibukan dosen yang tinggi. Jika dosen itu sadar, biasanya beliau fokus di metode dan penulisan tapi ada juga yang mencoba membahas substansi/konten. Ini yang bikin runyam biasanya. Artinya, kamu perlu keterampilan untuk menjelaskan skripsimu kepada orang awam. Makanya, saat latihan, kamu ngundang gebetanmu dari fakultas sebelah. Kalau dia aja ngerti maka dosenmu pasti ngerti. Ini namanya latihan sekaligus modus yang berfaedah hehe.

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe

Bagaimana menurut Anda? What do you think?