Jakarta, awal 2002
Isak tangis di seberang sana membuat saya tercenung. Tidak mampu berkata banyak, saya hanya menyimak takzim isak tangis Bapak lewat telepon. Saya baru saja mengabarkan rencana saya untuk menjadi dosen di UGM. Rupanya beliau terkejut dengan rencana itu, terutama setelah saya menyebut angkat “600 ribu rupiah” saat ditanya “berapa gajinya?”
Tidak mudah bagi bapak saya untuk memahami pilihan itu. Keluar dari Unilever lalu masuk Astra dan kini ingin jadi guru. Menurut orang tua yang bahkan tidak lulus SD, pilihan itu jelas tidak wajar. Ada kekhawatiran mendalam dan pertanyaan apakah anaknya akan bisa hidup layak. Saya menutup telepon dengan perasaan galau, sedih dan bersalah. Saat itulah, saya memutuskan dengan mantap: saya tidak akan jadi dosen!
Dua atau tiga hari berikutnya
“Bapak setuju, kamu jadi dosen” suara itu lirih terdengar di seberang sana. Bapak saya menelpon lagi, melanjutkan pembicaraan kami yang tertunda. Saya hanya diam takzim tidak menjawab sama sekali. Rupanya beliau paham rasa penasaran saya. “Bapak setuju bukan karena Bapak tahu bahwa jadi dosen itu baik atau buruk. Bapak tetap tidak tahu karena Bapak orang bodoh. Bapak setuju karena Bapak percaya sama kamu. Bapak percaya dengan pilihanmu.” Tak menentu perasaan saya mendengar kalimat itu. Saya masih diam dan Bapak melanjutkan “jika suatu hari nanti terbukti, pilihanmu baik, Bapak akan turut senang. Tapi jika nanti terbukti bahwa pilihanmu buruk, Bapak adalah orang pertama yang akan ikut mengakuinya.” Dan deraslah mengalir air mata saya. Adakah dukungan lebih hebat yang bisa didapatkan seorang anak dari Bapaknya?
Grha Sabha Pramana – UGM, 29 November 2016,
Berdiri di podium sambil memandang hadirin dalam keremangan lampu, saya menatap sebuah tropi kecil bertuliskan “The Most Favorite Lecturer”. Pelan saya berucap “anugerah ini saya persembahkan untuk Ibu dan Bapak saya yang telah dengan berani mendukung pilihan anaknya.”
Congratulation Mr. Andi. 😎
Terharu pakkk….
speechless
Selamat Pak Dosen.
You are also one of my favorite bloggers.
Matur nuwun Mas Yoseph
Luar bisa sekali mas Andi. Memilih menjadi dosen inspiratif buat para mahasiswa.
Alhamdulillah Pak Made. Selamat atas Dosen Favorit, dan menurut saya, Dosen adalah salah satu profesi yang mulia.
Matur nuwun…