Tulisan tangan Pak MenteriAda pesan Whatsapp dari seorang karyawan Teknik Geodesi UGM yang mengabarkan bahwa saya mendapat sebuah paket kiriman. Tidak lupa disampaikannya foto paket itu melalui Whatsapp. Saya tidak tahu apa isi paket itu dan saya juga tidak sedang menunggu kiriman dari pihak manapun. Paket itu datang sebagai sebuah kejutan dan saya tidak sabar ingin melihat isinya.
Beberapa jam kemudian, di tangan saya ada sebuah paket yang cukup berat. Di salah satu sisi amplopnya tertera nama sebuah instansi pengirimnya dan itu tidak asing sama sekali di pikiran saya. Itu adalah nama kementerian yang bahkan sudah saya hafalkan sejak belum masuk SD di awal tahun 1980an silam. Nama kementerian atau departemen itu selalu ada di sampul buku bacaan semua anak sekolah dasar ketika itu. Di bagian belakang sampul ada sebuah tanda tangan yang menunjukkan nama pengirimnya. Nama yang tertera itu memacu adrenalin. Mendebarkan.
Tidak sabar, saya buka bungkusan itu dengan cepat dan melihat tiga buah buku istimewa tentang Muhammad Hatta, Bapak Proklamator kita. Bersama Bung Karno, kita mengenal beliau sebagai Dwi Tunggal, dua orang yang seakan menjadi satu kesatuan kebanggan Indonesia. Buku biografi Muhammad Hatta itu menjadi hadiah istimewa bagi saya dari seseorang yang juga istimewa.
Mendapati buku pertama, saya segera membuka sampulnya untuk menikmati halaman pertama. Di halaman pertama itulah saya menyimak sebuah tulisan. Kalimat demi kalimat itu dibuat dengan tulisan tangan dan semua itu menandakan niat yang serius sang pemberi hadiah. Mendapat hadiah buku dengan pesan tulisan tangan tentu bukan hal pertama bagi saya. Meski demikian, kali ini terasa berbeda. Selain pesanya cukup panjang yang menandakan keseriusan penulis pesan, isi pesannya juga dalam dan menggugah semangat. Yang terakhir, tanpa saya pungkiri, tentu saja karena tulisan tangan itu adalah milik seorang menteri. Hari ini, tulisan tangan pak menteri menjadi hadiah istimewa. Istimewa bukan hanya karena dia berasal dari seorang menteri yang inspiratif tetapi karena tulisan itu memberi apresiasi dan yang utama memberi suntikan semangat untuk berbuat lebih banyak lagi.
Untuk kesekian kalinya, saya baca lagi tulisan tangan pak menteri itu:
“Bung Hatta & generasi perintis kemerdekaan telah hibahkan segalanya, sepertu judul biografi ini, Untuk Negeriku. Mereka jadi teladan yang menggerakkan. Kini tanggung jawab ada di pundak kita semua, generasi baru Indonesia untuk memastikan [bahwa] tradisi itu, dan Mas Andi telah turut menggerakkan generasi kini. Salut!”
Mata saya terantuk pada sebuah tanggal yang tertulis di bagian kanan bawah “17-8-2015” dan di atas tanggal itu tertera sebuah nama tak asing. Lelaki itulah yang menuliskan pesan singkat yang penuh tenaga itu. Nama itu, yang sudah akrab di telinga saya sejak tahun 2008, terbaca “Anies Baswedan”
Luar Biasa bli Made Andi, semoga sukses selalu untuk
Bli Andi agar bisa menginspirasi kami para generasi muda.
Perkenalkan saya I Gde Dhika bli, dari Fakultas Psikologi UGM, mahasiswa Pasca Sarjana 2015, salam kenal bli. Saya salah satu pembaca blog dan buku-buku dari Bli Andi
Pada saat acara ulang tahun KMHD di UGM kemarin, saya turut hadir menjadi salah satu peserta, dimana pada saat bli andi memberikan sambutan, perlunya seorang mahasiswa memiliki kompetensi lebih selain kompetensi utamanya di jurusan yang dipelajarinya, dalam rangka menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean.
Semoga sukses selalu untuk kita semua.
Terima kasih
Suksma De Dhika. Silakan Kontak saya untuk ngobrol2 Ya. Maaf semalam saya tidak bisa sampai akhir …
luar biasa. luar biasa.. Sejak dari Atambua, di ujung Negri, Blog Pak Andi sudah sangat membantu saya mengejar cita-cita saya. Sekarang sudah di IALF Bali, baca tulisan pak Anies semakin menguatkan rasa terima kasih saya juga keinginan saya untuk “pay it back”. Sukses selalu tuk Pak Andi
Saya terharu membaca ini … Terima kasih dan selamat Ya mb Herlinda 🙂
wah, sangat istimewa isi paketnya 🙂 saya iri hehe
Mau saya sampaikan salamnya? 🙂
Aduh, Bli baik banget. Tapi ndak usahlah,lha kami ndak pernah kenal kok apalagi ketemu hehe. Siapalah saya ini. Nanti beliau malah bingung 🙂
Hehe 🙂