
Guru saya di SD, Ibu Metriani, pernah bilang, sendal jepit hanya untuk di kamar mandi, tidak boleh dipakai ke sekolah. Entahlah, apa nasihat itu masih berlaku untuk anak-anak SD jaman sekarang. Yang jelas, ketika saya kuliah semester 4, nasihat ini belum kadaluarsa.
Di tahun 1998, saya mengikuti dan membantu prosesi potong gigi Asti dan saudara-saudaranya. Sebagai orang yang sedang giat-giatnya menarik perhatian calon mertua, saya mau dan rela membantu apa saja. Suatu hari saya diajak untuk meminta beberapa batang tebu ke rumah seseorang oleh calon bapak mertua. Saking sigapnya, saya terburu-buru dan tidak sempat mengenakan alas kaki yang layak. Saya pakai sendal jepit sekenanya.
Singkat cerita, urusan tebu selesai dan tiba saatnya kami harus pulang. Saya berjalan di belakang, calon bapak mertua paling depan, diikuti oleh bapak tuan rumah yang memberikan tebu itu. Beliau hendak mengantar kami ke depan rumah. Entah bagaimana ceritanya, sang bapak tuan rumah memakai sendal jepit saya tanpa permisi. Sebenarnya masuk akal, beliau pasti berpikir bahwa sendal itu pastilah bukan milik salah satu dari tamunya. Betul memang, mana ada tamu terhormat di Jogja yang datang bersendal jepit. Tanpa merasa bersalah beliau berjalan mengikuti calon bapak mertua saya sambil tak henti-hentinya berbasa-basi. Saya mengikuti dari belakang dengan tatapan kosong tak tahu harus berbuat apa.
“Lo, Mas kok tidak pakai alas kaki?” sang tuan rumah baru sadar melihat saya nyeker mengikutinya dari belakang. Dengan pandangan ragu dan senyum tak karuan sayapun menjunjuk ke kakinya dan berkata “maaf, sendal saya Bapak pakai.” Tak perlu saya ceritakan kelanjutannya. Kalaupun saya malu waktu itu karena bersendal jepit, tentu ada yang lebih malu lagi. Nasihat Ibu Metriani memang benar: sendal jepit hanya untuk di kamar mandi saja.
Ha ha…, tapi di rumah sakit beberapa ruangan pakai sandal jepit lho Bli Andi, untuk menjaga kebersihannya – jadi tamu tidak boleh memakai sepatu atau sandal gunung yang keren walau pun super mahal untuk masuk ke ruangan yang “steril” 🙂
Saya sering pakai sandal jepit buat jalan-jalan ke mana pun. PeDe saja (sebenernya sih cuek), he he 😀
Cahya,
Sekarang pakai sendal jepit itu malah keren lo 🙂