Memiliki ide cemerlang adalah satu hal. Kemampuan menggagas sesuatu yang hebat patutlah dipuji dan disyukuri. Meski demikian, mewujudkan ide cemerlang itu menjadi sebuah tindakan nyata atau hasil yang berfaedah adalah hal yang lain.
Perjalanan saya yang masih belum seberapa menunjukkan bahwa saya memiliki kemampuan untuk merencanakan yang jauh lebih hebat dari kemampuan mewujudkan rencana. Tidak jarang saya harus berpuas diri menyaksikan ide saya terserak tak berguna dan tidak menghasilkan apa-apa. Saya sering berdalih semua itu karena situasi dan waktu tetapi sesungguhnya itu karena ketidakdisiplinan diri sendiri, tidak lain tidak bukan.
Saya menduga tidak sedikit orang yang menghadapi dan mengalami hal serupa. Kemampuan planning kita secara umum jauh lebih dasyat dibandingkan kemampuan action kita. Inilah yang membuat banyak sekali ide cemerlang yang berhenti pada kata-kata indah, lama-lama membusuk dan teronggok menjadi bangkai ide yang tidak berguna.
Jika betul secara umum manusia memang lebih baik dalam merencanakan atau menggagas dibandingkan dalam hal mewujudkan gagasannya, tentu saja dunia ini jauh lebih indah dan hebat dalam imajinasi dan gagasan manusia. Atau jika dibalik, seandainya saja manusia berusaha [atau dikaruniai kemampuan?] untuk mewujudkan gagasan yang jauh lebih baik, tentu dunia sudah menjadi jauh lebih bersahabat. Sayang sekali, gagasan yang luar biasa juga [pastilah] dimiliki oleh mereka yang tidak ingin dunia jadi baik. Maka dari itu, jika kemampuan mereka untuk mewujudkan gagasan buruk itu juga lebih baik, mungkinkah dunia ini juga jauh lebih memprihatinkan dari sekarang?
Yang pasti, sudah terlalu banyak ide-ide cemerlang yang mandul.
Hmm…, seperti istilah apa ya yang menunjukkan tidak begitu banyak aksi diberikan untuk menunjang terwujudnya sebuah ide.
Kadang untuk “bergerak” rasanya ada selalu yang menahan, kalau dicari-cari lagi, padahal yang menahan itu sama sekali tidak ada.
Tulisan yang menarik, bli Andi. 🙂
Thanks Yuza