Setelah bergaul agak lama dengan banyak kawan dari berbagai negara, akhirnya saya bisa membedakan asal orang dari cara bicaranya. Meskipun tidak mengerti makna ucapannya, cara bicara seseorang memang bisa menunjukkan asal negaranya. Benar kata pepatah lama: Bahasa menunjukkan Bangsa.
Menariknya, meskipun sama-sama berbahasa Inggris, pelan-pelan saya bisa juga membedakan asal negara seseorang yang saya ajak bicara. Masing-masing memiliki cara yang khas dalam berbahasa, meskipun itu Bahasa Inggris. Ciri kenegaraannya biasanya tidak hilang, terutama mereka yang berasal dari negara bukan penutur asli Bahasa Inggris.
Dalam percakapan dengan kawan-kawan Indonesia, logat berbahasa menjadi salah satu obrolan menarik. Memang sudah lazim adanya ejek mengejek soal bahasa. Seorang kawan dari Batak bisa dengan fasih menirukan lekukan logat Thailand yang diseret-seret. Kawan lain dari Bali paling gemar bermain-main dengan logat China. Kawan lain dari Jawa lihai meniru Bahasa Inggris versi Singapura yang lengkap dengan ‘lah’ nya. Yang membuat ketiganya sama adalah masing-masing melakukan peniruan dengan satu tujuan: mengolok-olok alias meledek. Di antara orang-orang yang berbahasa Indonesia, hampir semua bahasa di luar itu bisa jadi terasa aneh, mungkin terlalu melengking, atau terlalu mendayu-dayu, atau cempreng seperti berserakan.
Saya sejak lama merasakan ini sampai suatu hari ada kejadian menarik. Kawan saya, orang Thailand, pernah bertanya. “Andi have you heard Chinese people talking?” “Yes, what’s up?” respon saya. “They are so annoying when talking right?” katanya sambil mencoba menirukan logat China sambil mengelurakan gumaman melengking dan amburadul. Saya terdiam. Sejurus kemudian terpingkal-pingkal tak tertahan, ingat kenakalan teman saya yang suka mengejek bahasa orang lain, terutama Bahasa Thailand 🙂
Nah kalo logat Bahasa Melayu, Bapak harus denger dan nonton film LASKAR PELANGI. he….he….Belom pernah kan