Saya pernah mengeluh pada seorang kawan. Sering kali setelah menghabiskan akhir pekan dan Minggu malam telah datang, saya merasa gelisah harus menghadapi hari Senin besoknya. Perasaan seperti ini biasanya datang kelau selama dua hari, Sabtu dan Minggu, saya bersenang-senang. Teman saya menjawab sambil setengah berkelakar. Itu karena kamu belum melakukan yang utama. Rasa bersalah memang mudah datang.
Diam-diam saya setuju dengan kawan saya ini. Perasaan bersalah ini memang umumnya muncul ketika saya teringat bahwa minggu lalu tidak dilewati dengan maksimal melakukan sesuatu yang berkaitan erat dengan riset yang menjadi proyek hidup saya sampai tiga tahun ke depan. Sadar bahwa pekerjaan utama belum dilakukan, membuat waktu bersenang-senang tidak menghadirkan perasaan lepas dan lega, melainkan rasa bersalah. Saya tidak tahu bagaimana dengan Anda, tetapi ini terjadi pada saya.
Saya teringat dengan sebuah email dari seorang kawan yang bercerita tentang memasukkann batu besar, kerikil, pasir dan air ke dalam ember. Kalau ember diisi dengan air terlebih dahulu, makan ember akan penuh tidak menyisakan tempat untuk pasir, kerikil, apalagi batu besar. Mengisi ember terlebih dahulu dengan pasir atau kerikil juga serupa, tidak ada ruang untuk batu besar.
Hal ini berbeda jika ember diisi dulu dengan batu besar. Ketika batu sudah ada di dalam ember, dijamin masih ada tempat untuk kerikil karena bentuk batu yang sedemikian rupa. Saat ember sudah nampak penuh dengan batu besar dan kerikil, cobalah isi dengan pasir, pasti masih bisa karena pasir bisa masuk di sela-sela kerikil. Apakah sekarang Anda kira ember sudah penuh? Cobalah isi dengan air. Dijamin, air masih bisa meresap ke dalamnya.
Apa makna ilustrasi ini? Dalam email tersebut dikatakan: perhatikanlah prioritas dalam kehidupan Anda. Tentukan dan pastikanlah batu besar itu menempati ember terlebih dahulu, maka kerikil, pasir dan air akan tetap memiliki tempat. Sebaliknya, jika Anda memasukkan air terlebih dahulu, batu besar tidak akan mendapat ruang yang cukup. Demikian email tersebut berceramah. Saya menyetujuinya.
Saya ingat bagaima teman-teman di Australia bekerja. Saya selalu mengistilahkan, mereka memegang prinsip work hard play hard. Ketika bekerja selama hari Senin-Jumat, mereka fokus dan stay alert! Sebaliknya ketika Sabtu dan Minggu mereka melepaskan diri dalam kehidupan santai. Yang tadinya disiplin bekerja di laboratorium selama 5 hari, Sabtu dan Minggu dugem dan mabuk-mabukan dari satu pub ke pub lainnya. Mereka memang bekerja serius, bermain juga serius.
Sepertinya benar kata kawan saya, kalau kita sudah mengerjakan yang utama maka sang aku akan memberi reward kepada diri sendiri sehingga berseng-senang menjadi layak dilakukan. Sudahkan Anda menempatkan batu besar ke dalam ember hari ini?
waduh , andi, aku gak bisa kayak gitu deh. wartawan gak ada waktu istirahat. kerjanya terus gak berhenti
BTW bagus juga sarannya, cuma di indoesia bosnya belum bisa kayak gitu.
BTW, salam kenal yah
visit my blog at http://rathikumara.blogspot.com
http://wiratiastiti.mutiply.com
ok deh aku tunggu di http://rathikumara.blogspot.com
http://wiratiastiti.multiply.com
keren laskar pelangi mampu memotivasi setiap orang. Semoga saja