Dari mana datangnya ide?


Kerap kali ada yang bertanya, dari mana datangnya ide menulis? Mengapa bisa sangat produktif mengelola beberapa blog yang selalu terupdate? Seperti halnya kelakar yang saya sampaikan kepada seorang kawan yang sedang berjuang menyelesaikan pendidikan pascasarjana di Melbourne, ‘the power of love‘ adalah jawabannya. Kecintaan pada tulis menulis adalah tulang punggung dari produktivitas.

Lebih jauh, ketika ditanya ‘dari mana datangnya ide?’ Saya akan menjawab ‘dari mana saja’. Yang pasti, sebagian besar ide saya sangat sederhana dan tidak penting. Ide ini sangat jauh dari kaliber memperbaiki kehidupan bangsa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, apalagi dari cita-cita luhur untuk mewujudkan masyarakat Indonesia seutuhnya. Jauh sekali! Mengapa jauh? Karena sayapun tidak pernah paham apa itu masyarakat Indonesia seutuhnya.

Di saat-saat menulis, saya teringat penulis-penulis besar sepeti Gede Prama atau Antony de Mello. Kehebatan tulisannya bukan pada kebesaran temanya tetapi pada kemampuannya memberi makna suatu peristiwa, kendatipun itu hal yang sangat sederhana. Suara jangkrik, tetesan hujan, angin yang diam, malam yang berkabut, kota yang berdebu, anak kecil yang tertawa, burung yang terbang, dan banyak kejadian kecil lain yang di tangan mereka berdua menjadi keindahan luar biasa. Tidak saja indah tetapi juga sarat makna dan sesak oleh pembelajaran. Seperti itulah saya mencoba memaknai hal-hal kecil yang terjadi di sekitar saya.

Mungkin orang menyebutnya dengan kepekaan. Saya setuju, walaupun istilah itu bisa terdengar menyeramkan dan menakutkan bagi sebagian orang. Sangat banyak orang yang merasa bahwa kepekaan adalah persoalan bakat dan bakat adalah pemberian. Sesuatu yang diterima tanpa diusahakan. Yang lebih parah lagi, terlalu banyak orang yang merasa tidak berbakat dan tidak punya pemberian. Karena itu saya tidak akan menggunakan istilah kepekaan, tetapi kemauan. Kemauan mudah-mudahan bermakna lebih sederhana dan bersahabat. Pada kata “kemauan” nampak jelas ada usaha aktif dari dalam diri, bukan pemberian tanpa usaha. Istilah kemauan semoga lebih bisa diterima karena tidak menghakimi orang-orang secara sadis dengan dasar bakat. Kemauan adalah sesuatu yang melampaui bakat. Orang yang banyak ide adalah orang yang secara sadar memiliki kemauan. Begitu menurut pendapat saya.

Satu lagi yang penting, tulisan yang hebat tidaklah selalu tentang tema yang besar. Tulisan yang bagus juga tidak selalu panjang dan menggunakan ratusan kata-kata sukar. Tulisan hebat bisa saja tentang sesuatu yang sederhana. Menulis, seperti halnya aktivitas lain, adalah persoalan kebiasaan. Ketika Einstein mengatakan bahwa kesuksesan adalah kombinasi antara 1% bakat dan 99% usaha, maka saya setuju tanpa syarat. Begitu juga menulis. Tidak ada cara yang lebih hebat dari berani bermimpi dan tidak kenal lelah mengusahakan. Satu kalimat pendek yang tuntas lebih baik dari sejuta kata yang tak bersuara dan tak berujung. Selamat menulis.

Advertisement

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe

5 thoughts on “Dari mana datangnya ide?”

  1. Saya bangga dengan anda sebagai sesama orang Indonesia. Saya rasa anda adalah orang yang langka terkait dengan bakat dan penerapannya. Teruslah menebar kebaikan dengan membukakan jalan untuk orang lain seperti yang selalu anda paparkan pada blog ini.
    Salam hangat,
    Taufiq
    Univ. Andalas Padang.

      1. Siap 🙂 Terima kasih atas apresiasinya. Ada dua hal sulit dilakukan di dunia ini, kata orang bijak, yaitu meminta maaf dan memuji. Terima kasih telah melakukan salah satunya.

Bagaimana menurut Anda? What do you think?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: