
Gadis cantik itu, yang sepatunya berhak tinggi ternyata menderita kebodohan tak tertahan. Parasnya yang seperti Dewi Bulan, luruh seketika saat dicurinya pekerjaan kawannya dalam sebuah ujian hitung dagang suatu sore. Perempuan cantik itu, yang jika duduk di taman selalu dengan HP terbarunya dan tidak peduli dengan lingkungannya karena sibuk berSMS, ternyata rela menggadaikan kehormatannya dengan mencurangi petugas penjaga ujiannya.
Gadis belia yang kalau bicara sudah tidak seperti nenek moyangnya itu, dan lebih barat dari mereka yang lahir dan besar di dunia barat, ternyata menderita pendek akal yang tak terampunkan. Entah ke mana terbangnya kecantikan yang tak berwibawa seperti itu. Si perempuan mempesona lahirnya itu, yang sudah tidak kenal lagi makanan leluhurnya dan senantiasa berkelana di mall-mall mempertontonkan belahan dadanya yang mengundang penasaran, ternyata kebingungan mengerjakan tugas sederhana dari guru mudanya. Ke mana kau bawa keangkuhan duniawi itu? Pantaskan kecantikan yang dipadankan dengan kemewahan busana itu disandingkan dengan kebodohan yang bahkan kau pelihara dengan sengaja? Gadis ayu itu, yang lebih nyaman membeli pulsa HP dibandingkan buku kanuragan, ternyata menghina dina dirinya dengan bermesraan dengan kebodohan dan kerendahan yang dicumbunya dengan sadar.
Semoga Banyak Wanita yang baca dan terinspirasi