
Dua lelaki itu, dulu besar dan kecil, kini sama wibawanya. Dua lelaki itu, dulu satu menghukum dan satu menjadi pesakitan dalam pergulatan norma-norma berwajah desa, kini sama ketajaman pikirnya. Dua lelaki yang dulu adalah langit dan bumi, kini adalah dua gumpalan awan yang berarak beriringan. Seperti itulah waktu yang dengan mudah tanpa persetujuan mengubah dua lelaki menjadi sama tanpa beda.
Dua lelaki itu, yang ketika dulu bertutur dan dituturi, kini bersilat lidah dalam kesetaraan. Dua lelaki yang dulu beda usia kini waktu mengampuni perbedaannya. Hilang sudah jurang yang pernah menganga, dua lelaki itu berdekatan karena pijakannya kini sama tinggi. Begitulan alam yang membuat waktu melesat cepat, terbang dan tanpa permisi. Dua lelaki itu berjalan bersebelahan, sama tinggi dan sama perkasanya.
Like this:
Like Loading...