
Ketika masih pacaran, mengajak Asti pulang ke kampung di Bali adalah pengalaman menyenangkan. Bukan karena pacarannya [saja] tapi karena Asti sangat mudah terkesima dengan kejadian-kejadian kecil di desa. Bayu, sepupu umur 2 tahun yang terampil bermain perang-perangan di sawah bermandikan lumpur dan jerami yang busuk membuatnya terkesima. Tak pernah terbayang baginya ada anak sekecil itu bermandikan lumpur bau tanpa membuat orangtuanya khawatir.
Ketika salju mengguyur New York, saya adalah satu dari sedikit yang terkesima. Mungkin seperti anak Kota Jakarta yang terbengong-bengong melihat anak desa memandikan kerbau, saya pun demikian. Ketika seorang kawan dari Italy meledek, saya pun hanya meringis. Tapi berhasil membuatnya terkesima ketika saya ceritakan tentang seorang perempuan tua penambang batu padas yang mengantarkan anaknya berkantor di Gedung PBB. Jika pernah terkesima, nikmatilah dan tidak usah berpikir betapa sederhana dan memalukannya seorang saya ketika itu.
Tulisan Salju-nya enak dibaca jadi inget kue salju
salju ya pak?. Saya kapan-kapan aja lah nyusul ke NY nya buat liat salju nya…semoga bisa…haha 😀
Semoga suatu saat saya juga bisa terkesima akan hal-hal menarik lainnya yang bisa saya temukan disana..,