Romantis Geodetis


Genjo bingung. Pasalnya dia tidak tahu apa yang harus dilakukan di hari valentine yang tinggal beberapa hari lagi. Bukan karena tidak punya pacar, mahasiswa Teknik Geodesi semester 8 ini merasa susah menentukan hadiah apa yang paling tepat untuk kekasih hatinya.

Mawar merah? Wah, melankolis sekali. Tidak sesuai dengan karakter Genjo, yang menurutnya, garang, tegas dan trengginas. “Bukan gue banget, gitu lo”, begitu katanya pada seorang kawan. “Lagian sama sekali tidak geodetis, dan sori aja ya, bagi gue itu bukan cara surveyor menyatakan cinta”, dia menambahkan.

Lalu apa?

Genjo yakin ada sesuatu yang romantis tapi tetap geodetis untuk kekasih hatinya. Akhirnya dia mencari-cari kemungkinan, mengingat kembali bahan-bahan kuliah yang pernah diikuti dan mencoba memformulasikan hadiah valentine yang romantis geodetis. Genjo teringat Google Maps dengan citra satelitnya yang kini berskala besar untuk Jogja. Dia tahu persis tempat kost pacarnya, termasuk warung makan tempat mereka ngedate pertama kali. Akhirnya Genjo memutuskan untuk membuat “Peta Cinta”. Peta dengan sumber data Google Maps, dicapture layar demi layar, dimosaik secara tak terkontrol dengan Adobe Photoshop, dan diolah sedemikian rupa dengan Corel Draw.

Tentunya Genjo tidak lupa meberi informasi tepi dengan panah arah Utara yang menembus hati berwarna merah :).

Yang menarik adalah Legendanya. Genjo tentu saja tidak menunjukkan posisi fasilitas umum atau fitur topografi lainnya, tetapi tempat-tempat bersejarah dalam cintanya. Sebuah simbol berbentuk hati berwarna pink menghiasi sebuah lokasi. Ya, ini adalah tempat pertemuan pertamanya dengan sang kekasih. Tanda-tanda serupa menghiasi berbagai lokasi yang ternyata adalah: angkringan, gedung bioskop, lembah UGM [hmm apa tuh?], perpustakaan pusat [Genjo rajin belajar di perpustakaan sambil pacaran], lokasi praktikum Ilmu Ukur Tanah, saat mana pacarnya biasa datang membawakan es jeruk dalam kantong plastik waktu dia berpanas-panas.

Tanda yang sama tentu saja juga menghiasi kost masing-masing, yang merupakan saksi bisu keakraban mereka. [seandainya kursi dan meja di kamar kost Genjo bisa bicara, banyak yang akan mereka laporkan kepada Ibu Bapaknya di kampung]. Genjo juga menambahkan warna-warna garis yang menyolok mewakili perjalanan yang sudah mereka tempuh selama pacaran.

Tidak berhenti di situ, dengan gambar yang sama Genjo melakukan georeferensi dengan koordinat seadanya yang diambilnya dari Google Earth. “Tidak teliti”, kata temannya memprotes. “Masa bodo, mana sempat orang Kedokteran Gigi ngurusin ketelitian”, jawab Genjo sambil tergelak.

Genjo merasa kurang puas kalau tidak menerapkan ilmu SIG berbasis Internet yang jadi mata kuliah baru di kampusnya. Dengan menggunakan ARCView untuk mengolah data dan menyajikan informasi yang cantik, Genjo akhirnya mempublikasikan Peta Cinta interaktifnya dengan MapServer. Tentu saja kali ini dia boleh merasa gagah karena domainnya adalah web.ugm.ac.id, gratis untuk setiap mahasiswa UGM. Beruntunglah Genjo karena dosen pengampu SIG berbasis Internet memaksanya untuk mendaftar domain dan membuat website pribadi. Kini ada manfaatnya.

Terpampanglah kini Web GIS sederhana (bagi pacar Genjo tentu saja sangat istimewa) yang menampilkan salah satu layer bernama “Sejarah Cinta”. Ketika layer ini diaktifkan, muncul simbol-simbol hati yang ketika diklik menghasilkan pop-up informasi. Salah satunya berbunyi “Di sini cinta dimulai“.

Begitulah Genjo, seorang [calon] surveyor yang bersikeras merayakan valentine yang romantis tetapi tetap Geodetis. Pada hari Valentine, dia mengirim email kepada pacarnya.

Dear Cinta,
Aku tidak ingin seperti kebanyakan orang yang menyatakan cinta dengan sekuntum mawar merah yang hari ini di depan RRI sudah mencapai 17 ribu setangkai. Sebagai gantinya, aku membuatkan Peta Cinta untukmu. Maaf aku kirimkan dalam format JPG karena ternyata ngeprint A3 di Prima dekat Mirota Kampus sama dengan 60 ribu selembar. Kita cetak kapan-kapan kalau sudah punya uang 🙂 Kalau kamu ingin menikmati peta yang interaktif sambil mengenang kisah cinta kita, silahkan kujungi http://genjo.web.ugm.ac.id/valentine

Salam sayang,

Aa’ Genjo

Advertisement

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe

5 thoughts on “Romantis Geodetis”

  1. Setelah membaca tulisan Pak Andi, rasa tulisannya nano-nano. Semangat, Ilmiah, Romantis, Kocak dan bukan fiksi. Semua ada di Jogja. Di awal cerita bacanya serius dan mulai terbawa ke alam geodesi lagi. Mulai masuk tengah cerita mulai sedikit senyum-senyum tp masih serius. Sampai akhir cerita jadinya tertawa.

    Tulisan Pak Andi ini ringan tp menurut saya susah karena sudah bisa merasuki emosi pembacanya.
    Bagi seorang yang bergelut di bidang Teknik tetapi dalam hal menulis Pak Andi seperti para Novelis kenamaan Indonesia.

    Pak Andi ikut menulis utk bukunya Pak Putrayasa juga ya..?

Bagaimana menurut Anda? What do you think?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: