Dedalu Bali – Tour and Travel


logoTulisan ini adalah iklan. Saya akan katakan sebelum Anda, para pembaca, bertanya-tanya atau menuduh. Sejak kapan saya menulis sebuah iklan di blog saya? Sejak muncul sebuah usaha komersial yang lahir dari suatu pergulatan panjang. Sejak muncul sebuah usaha yang akan menentukan arah kehidupan keluarga kami dalam waktu dekat, menengah dan panjang. Saya menulis iklan ini karena ini adalah tetang hubungan darah, tentang perjuangan, dan tentang pilihan hidup seorang adik untuk mendukung kehidupan kakaknya.

Adik saya, Komang Andika Permana, menyelesaikan pendidikan sarjana di UGM dengan kualifikasi Sastra Prancis pada tahun 2012. Dia adalah lelaki kedua dari tiga bersaudara. Kakak perempuan saya sudah menikah tahun 1999 dan sebagai orang Bali, dia menjadi ‘milik’ keluarga suaminya.

Saya dan Komang menjadi generasi penerus keluarga dan dihadapkan pada pilihan penting. Idealnya, salah satu atau kami berdua pulang ke Bali dan meneruskan adat dan tradisi keluarga. Adat di Bali yang kuat ikatannya mengharapkan itu terjadi. Pada situasi yang tidak sangat ideal, salah satu dari kami, anak laki-laki, harus ada di rumah di Bali sebagai penerus tradisi keluarga itu. Saya atau Komang adalah dua pilihan yang tersisa.

Tahun 2003, saat Komang meninjak usia remaja, saya memutuskan menjadi dosen UGM. Pilihan ini sekaligus menutup kemungkinan saya untuk pulang dan berkiprah secara adat di desa. Saya merasa beruntung sekali diizinkan oleh orang tua dan tidak dipaksa untuk pulang menjadi pewaris segala kewajiban adat dan tradisi. Saya katakan beruntung karena tidak sedikit sahabat saya yang cemerlang kualitas akademisnya harus rela melupakan mimpi akademiknya karena [di]wajib[kan] segera pulang ke Bali mengabdi untuk adat dan tradisi, segera setelah menyelesaikan kuliahnya. Saya tidak mengatakan bahwa mengabdi untuk adat dan tradisi itu lebih rendah tingkatannya dibandingkan kebebasan mengejar karir professional. Meski demikian, saya sudah menyaksikan beberapa kawan yang harus merelakan mimpinya kandas demi mengabdi pada adat dan tradisi. Maka tak berlebihan jika saya bersyukur atas kebebasan yang saya miliki untuk mewujudkan mimpi akademik dan professional saya.

Komang, adik saya, merelakan dirinya untuk tetap berada di Bali meskipun dia memiliki kesempatan untuk berkiprah di tempat lain. Bagi saya, kepulangannya ke Bali untuk menjadi penerus tradisi adat dan keluarga adalah sebuah keputusan yang mengharukan. Mungkin kurang tepat jika saya katakan itu pengorbanan tetapi keputusannya itu jelas-jelas didasari sebuah semangat untuk membuat saya bisa tenang menjalani peran saya saat ini di luar Bali. Bahwa keberadaannya di Bali saat ini merupakan jawaban terbaik bagi kiprah saya saat ini, adalah sebuah keniscayaan. Saya tidak membantah itu dan saya merasakan itu dengan penuh kesadaran.

Maka pertanyaan berikutnya bagi Komang dan saya adalah apa yang bisa dilakukan di Bali agar Komang bisa hidup dengan wajar secara ekonomi?. Idealisme, niat baik dan semangat untuk mendukung saudara jelas penting tetapi tidak cukup. Komang dan saya harus juga berpikir pragmatis dan realistis. Kelak dia harus bisa hidup dan menghidupi keluarganya secara mandiri, tidak bergantung pada orang tua yang pada saatnya tiba pasti akan tiada.

Pergulatan panjang dan jatuh bangun yang penuh pembelajaran telah mengantarkan Komang pada pilihannya saat ini. Dia mendirikan sebuah usaha jasa transportasi atau tour and travel yang diberinya nama Dedalu Bali. Dedalu Bali, secara ideal, lahir dari keinginan menawarkan sebuah jasa dengan sentuhan personal yang kuat kepada para pendatang ke Bali. Secara pragmatis, Dedalu Bali menjadi harapan bagi keberlangsungan keluarga untuk bisa bertahan dan mewarnai lingkungan. Secara praktis, Dedalu Bali, merupakan akumulasi dari pengalaman Komang yang sempat bekerja di industri yang sama. Komang tertarik melakukan ini karena saya memang melihat dia memiliki naluri hospitality yang alami sifatnya. Untuk itu, saya tidak meragukan dia.

Kami berdiskusi dengan sangat intens soal pilihan bisnis mendirikan usaha transportasi (tour and travel) ini. Kami bersepakat pada satu hal bahwa menempatkan passion pada pekerjaan adalah yang terbaik. Terbaik untuk pelangan, terbaik juga buat Komang. Saya melihat dia punya passion untuk melayani orang. Kadang saya membandingkan itu dengan kesenangan saya untuk berbagi kisah dan pelajaran lewat blog. Tidak ada bayaran, tidak ada imbalan materi, saya melakukannya selama dua belas tahun terakhir. Yang membuat saya bertahan dan selalu semangat adalah ucapan terima kasih dan pernyataan syukur para pembaca yang merasa terbantu. Saya melihat passion yang sama pada Komang di usaha ini. Tentu saja dia tidak akan melakukannya dengan gratis. Hidup wajar dan normal harus berjalan. Idealisme dan passion memang utama tetapi kebutuhan breakfast, lunch dan dinner bukanlah sesuatu yang idealogis dan imajiner. Pilihan pekerjaan untuk menuruti idealisme dan passion harus mampu membuat Komang dan keluarganya tersenyum tanpa menahan lapar di masa depan.

Jadi bagi saya, Dedalu Bali, bukan sekedar usaha transportasi yang lahir dari pilihan latah atau sekedar terdesak. Dia adalah pilihan antara idealisme, passion, dan dukungan seorang adik pada kakaknya yang memilih untuk berjuang di jalur pendidikan. Jika ada satu hal sederhana yang bisa saya lakukan, maka hal itu adalah berupa ajakan kepada siapa saja untuk membuat usaha ini tumbuh dengan wajar. Jika Anda, para pembaca, memerlukan layanan transportasi dengan sentuhan personal yang hangat maka Komang, adik saya, bisa menyediakan itu. Jika Anda peduli pada perjalanan Anda, lebih dari ‘sekedar’ menemukan Bali yang eksotis, memilih Dedalu Bali adalah untuk menjadikan perjalanan Anda sebagai bagian dari sejarah kecil keluarga kami. Tidak saja Dedalu Bali akan membawa Anda ke tempat-tempat yang tidak biasa di Bali, dia akan membawa Anda pada satu catatan yang mungkin bagi Anda terlupakan tetapi tidak bagi Komang, saya dan keluarga kami.

PS. Mohon berkenan mengabarkan informasi ini kepada kolega di manapun berada.

Kontak:
Dedalu Bali (Andika Permana) +62 819-886-307
http://www.dedalubali.com
info@dedalubali.com
Twitter: @mydedalu
IG: @mydedalu
FB Fanpage: dedalubalitour

Pulau Langkawi, 31 Mei 2016

Advertisement

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe

4 thoughts on “Dedalu Bali – Tour and Travel”

  1. Keren pak… bisnis pelayanan tamu di daerah tujuan wisata memang menarik.

    Amatan saya, banyak tamu, cenderung stagnan dan tidak akan pindah ke penjual jasa lain untuk berkali2 kunjungan, selama si penjual jasa bagus servisnya. Paling tidak jauh2 dari:
    tahu lokasi menarik, tempat kuliner, tempat oleh2, dan tahu jalan tikus jika jalanan macet dan buru2 harus segera pulang.

    pengalaman pas ke bali, saat ngawal bos (kebetulan muslim), ada dua tambahan : nyari tempat makan halal (biasanya yang diincar rumah makan padang) sama mesjid buat jumatan.

    *sejak pindah ke jogja pada tahun 2013, saya kerjaannya mangkal di bandara 🙂

Bagaimana menurut Anda? What do you think?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: