Rome was not built in a day but Prambanan was


Dalam sebuah percakapan santai dengan seorang kawan yang sedang berada di Malaysia, pembicaraan melebar ke mana-mana. Suatu ketika saya berucap “Rome was not built in a day” ketika kami berbicara tentang perjuangan di dunia penelitian dan penyelesaian studi. Penelitian memang bukan sesuatu yang mudah dan tidak boleh instan. Karena itulah saya mengutip pepatah termasyur itu, Roma memang tidak dibangun dalam sehari.

Secara mengejutkan, setidaknya bagi saya, kawan saya ini membalas kelakar filosofis saya dengan kelakar yang tak kalah cerdasnya, “but Prambanan was” Saya kaget bukan kepalang, karena kebetulan tidak pernah terpikir selama ini. Mungkin bagi banyak orang, hal ini biasa dan tidak istimewa, bagi saya ini luar biasa. Lontaran spontan kawan ini mengajarkan saya sesuatu. Meski saya yakin kawan ini tidak terobsesi dengan kelakarnya tentang Prambanan dan tetap percaya juga bahwa Rome was not built in a day, ucapan ini memberi saya inspirasi yang hebat.

Bangsa ini disuguhi berbagai legenda yang mencengangkan seperti Loro Jongrang yang akhirnya melahirkan Candi Prambanan. Indah, walaupun tidak masuk akal, setidaknya jika dilihat dengan kacamata ilmiah modern yang diyakini sebagian besar umat manusia saat ini. Apa bisa candi semegah Prambanan dibangun dalam sehari? Apapun penjelasannya, cerita Loro Jongrang telah menjadi bagian hidup sebagian orang di negeri ini. Jika saja cerita ini adalah dongeng belaka yang didengarkan seksama dan kemudian berlalu, mungkin tidak menjadi persoalan. Yang berbahaya adalah jika cerita ini benar-bener menjadi inspirasi bahwa sesuatu yang megah dan hebat itu bisa dicapai dalam waktu yang amat singkat.

Lebih parah lagi jika legenda ini yang membuat banyak sekali orang mau menghalalkan segala cara untuk mencapai sesuatu. Yang ingin cepat kaya memilih untuk menyimpan sebagian uang yang bukan haknya. Yang ingin pekerjaan dan kedudukan memilih untuk mengeluarkan sebagian uang yang seharusnya tidak dikeluarkannya. Yang ingin sekolah di tempat hebat memilih untuk membelikan kepala sekolahnya sebuah mobil baru. Semua itu sangat tepat menggambarkan persetujuannya bahwa “Prambanan was built in a day.” Apakah memang sedasyat itu?

Kawan saya dalam kelakarnya pastilah bukan salah satu dari orang-orang yang percaya pada sesuatu yang instan. Guyon cerdasnya baru saja menghadirkan satu mata rantai yang selama ini hilang dan kepada saya pribadi telah menjelaskan banyak sekali hal. Terima kasih Mas Dedi Atunggal di UTP, Malayasia.

Advertisement

Author: Andi Arsana

I am a lecturer and a full-time student of the universe

One thought on “Rome was not built in a day but Prambanan was”

Bagaimana menurut Anda? What do you think?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: